"Peradaban manusia senantiasa berkembang mengikuti jaman, pola-pola interaksi pun selalu menyesuaikan diri terhadap kemajuan, setiap potensi dalam perubahan selalu menghadirkan keberagaman budaya yang saling bersinggungan, berbagai media senantiasa diberdayagunakan untuk mengisi dan saling berbagi di dalam kehidupan"
Globalisasi senantiasa mengupayakan terjadinya perubahan peradaban manusia dari jaman ke jaman. Berbagai inovasi dikembangkan dengan berbagai kreasi yang dihadirkan. Kemajuan jaman senantiasa diikuti oleh kemajuan teknologi. Eksistensi teknologi dalam peradaban manusia tidak dapat diabaikan melainkan setiap individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri. Kemajuan teknologi telah mengubah berbagai pola interaksi dalam dunia industri. Industri tentu sangat erat kaitannya dengan peradaban manusia. Karena peradaban manusia terbentuk dengan aktifitas industri yang selalu berlangsung dan berkembang sepanjang waktu dalam siklus kehidupan manusia.
Indonesia sebagai sebuah negara menjadi bagian yang ikut terdampak dari adanya kemajuan teknologi industri. Kemajuan teknologi industri ini telah mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia masa kini. Kemajuan teknologi industri telah mengubah cara-cara manusia berkomunikasi. Hal ini tentu saja memiliki dampak positif disamping ada juga dampak negatifnya. Tetapi yang terpenting ialah bagaimana manusia itu menyikapi kemajuan teknologi dengan mengedepankan sisi positifnya.
Media sosial merupakan bagian dari kemajuan teknologi industri. Media sosial merupakan media komunikasi yang digunakan untuk melakukan interaksi sosial antar sesama pengguna media sosial. Media sosial merupakan media komunikasi daring yang menggunakan sambungan internet sebagai media yang menghubungkan pengguna media sosial dengan media sosial itu sendiri.
Dalam negara demokrasi khususnya Indonesia, media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem demokrasi itu sendiri. Media sosial telah menjadi bagian yang menyatu dalam proses-proses demokrasi. Bahkan tidak sedikit para politisi yang memberdayakan media sosial untuk meningkatkan elektabilitas dan menjadikannya panggung narasi yang dapat memberi kontribusi secara masif.
Sejak pesta demokrasi di Indonesia pada tahun 2014 yang lalu, media sosial telah begitu banyak menyumbang pengaruh di tengah masyarakat yang pada masa itu terjadi polarisasi di akar rumput. Memang sebelum itu media sosial telah eksis di Indonesia namun sejak peristiwa itu media sosial telah beradaptasi dan mengubah interaksi di tengah masyarakat dengan berbagai narasi-narasi etis dan non etis yang berkembang liar di tengah-tengah pengguna media sosial. Hal ini membuat kerja-kerja pemerintah sebagai pihak yang berkuasa mengawasi interaksi masyarakat melalui media sosial menjadi lebih kompleks dan menantang.
Data terbaru (Jan 2020) dari We Are Social menunjukkan bahwa 175,4 juta jiwa penduduk Indonesia telah menjadi pengguna internet dari total populasi penduduk sebanyak 272,1 juta jiwa, angka ini berarti bahwa 64% dari populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa adalah pengguna internet. Data dari We Are Social juga menunjukkan bahwa 160 juta jiwa penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial, hal ini setara dengan 59% dari total populasi penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial. Angka yang sangat fantastis. Media sosial yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet Indonesia secara berurutan dari yang teratas adalah YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger, LinkedIn, Pinterest, We Chat, Snapchat, Skype, Tik Tok, Tumblr, Reddit, dan Sina Weibo.
Bila kita melihat fakta-fakta berdasarkan data tersebut jelaslah bahwa eksistensi media sosial di Indonesia telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia dalam melakukan interaksi sosial. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia. Mengapa demikian? Karena ketika bangsa Indonesia dapat memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya media sosial dengan positif maka hal ini tentu akan memberikan efek domino yang konstruktif sekaligus kontributif. Tetapi ketika bangsa ini gagal dalam memanfaatkan media sosial tentu efek domino yang ditimbulkan adalah destruktif.
Media sosial erat kaitannya dengan narasi media sosial. Narasi media sosial merupakan pola perilaku interaksi sosial masyarakat yang berkaitan dengan media sosial sebagai media interaksi. Perkembagan media sosial dewasa ini kerap sekali dijadikan sebagai media yang berisikan narasi-narasi propaganda politis yang tidak digunakan secara arif untuk menyampaikan kebenaran dan penghormatan terhadap kemanusiaan dan keberagaman masyarakat yang berbudaya ketimuran. Sensitifitas media sosial telah banyak digunakan sebagai sebuah media aktivitas untuk menyebarkan berita-berita hoax, fitnah, hujatan, dan perundungan sosial.
Hal ini tentu merupakan bagian isi dari ancaman media sosial terhadap perkembangan peradaban masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat berbudaya ketimuran. Walaupun istilah budaya ketimuran yang tersemat dalam eksistensi diri masyarakat Indonesia belum memiliki keseragaman definisi dari budaya ketimuran itu sendiri. Namun meskipun demikian, budaya ketimuran dapat dipahami sebagai sebuah entitas individualitas dan kepribadian masyarakat Indonesia.
Penyalahgunaan media sosial sama saja berbahayanya dengan penyalahgunaan narkotika dan pornografi. Ia merusak citra diri setiap pribadi yang menjadi penggunanya. Media sosial yang telah disalahgunakan tentu akan membuat kebenaran menjadi absurd dan abstrak. Hal yang akan menimbulkan persoalan-persoalan pelik di tengah-tengah masyarakat.