Mohon tunggu...
Harlinda SiskaP
Harlinda SiskaP Mohon Tunggu... -

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertemuan IMF-World Bank, Membumikan Industri Kreatif Indonesia

16 Agustus 2018   07:49 Diperbarui: 16 Agustus 2018   08:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Gemah Ripah Loh Jinawi menjadi salah satu ungkapan legendaris yang melekat pada Indonesia.  Dahulu  kala, bangsa  Eropa datang ke Indonesia  karena kekayaan alamnya yaitu rempah-rempah. Hingga kini pun, kita masih berdecak kagum dengan keanekaragaman hasil alam seperti kayu mahoni, rotan, jati maupun aneka buah-buahan tropis asli Indonesia.

Tidak hanya hasil alam, keberagaman budaya menjadi daya tarik. Budaya di Indonesia telah terbentuk sejak zaman nenek moyang. Berlatar negara maritim dengan puluhan ribu pulau telah melahirkan ragam tradisi dan adat kebiasaan masyarakat. Ribuan suku bangsa tersebar di kawasan pegunungan, hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan hingga perkotaan. Bangunan-bangunan bersejarah menjadi saksi berbagai kearifan lokal Indonesia di masa lampu.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat heterogenitas tinggi. Keberagamannya terlihat dari aneka rumah adat, upacara adat, pakaian adat, bahasa daerah, tarian tradisional, lagu dan musik daerah. Modal budaya menjadi aset penting bagi bangsa.

Perpaduan kekayaan alam dan keelokan budaya menjadi sumber inspirasi bagi para pelaku industri kreatif. Identitas lokal melahirkan berbagai produk barang atau jasa bernilai estetika tinggi. Keuletan, ketrampilan dan kreatifitas diperlukan untuk mengolah sumber daya yang ada.

Pertemuan IMF-World Bank 

Oktober 2018, perhelatan akbar akan digelar di Nusa Dua, Bali. Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank Group (IMF-WBG) dihadiri oleh tokoh berpengaruh dari 189 negara seperti Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral maupun lembaga internasional. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah menjadi momentum bagi industri kreatif Indonesia.

Hospitality events merupakan acara pendukung dari pertemuan tahunan 2018. Beberapa kegiatan tuan rumah dapat menjadi media promosi industri kreatif. Pertama, Paviliun Indonesia berkonsep seamless galeri/mall menyajikan produk seni dan kerajinan termasuk stan pariwisata Indonesia. Kedua, Indonesia Gourmet and Food Festival memperkenalkan berbagai kuliner dengan cita rasa khas Indonesia. 

Ketiga, Indonesia Cultural Shows menampilkan keberagaman budaya Indonesia melalui festival musik, tari dan atraksi. Keempat, Host Country Reception (HCR) menyuguhkan konsep gala dinner diiringi pertunjukan seni dan ragam budaya.

Tidak hanya Bali, para delegasi akan mengunjungi destinasi wisata lainnya.  Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi dan Labuan Bajo menjadi beberapa tujuan wisata pilihan. Selama ini, panorama alam tersebut telah menjadi magnet bagi kunjungan wisatawan asing. 

Kedatangan para delegasi kian mengglobalkan wisata unggulan Indonesia sekaligus menggerakkan perekonomian lokal. Warga sekitar lokasi wisata dapat menghasilkan berbagai produk atau jasa kreatif untuk menunjang sektor pariwisata.

Pertemuan IMF-World Bank berperan strategis dalam membumikan industri kreatif. Dalam acara tersebut hadir para investor maupun pelaku bisnis. Diperkenalkannya industri kreatif pada ajang bergengsi ini akan menarik perhatian para stakeholders khususnya calon investor, konsumen dan importir. 

Manfaat berkelanjutan dalam jangka panjang baik berupa kontrak kerjasama perdagangan maupun investasi diharapkan dapat diperoleh para pelaku usaha.

Selama ini pasar internasional menjadi salah satu tujuan pemasaran industri kreatif. Ditinjau dari dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Non PEB, nilai ekspor tahun 2016 berada di posisi 19,98 Miliar US$ dengan tiga besar negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Swiss dan Jepang. Secara Makro, Produk Domestik Bruto (PDB) industri kreatif tahun 2016 mencapai Rp 922,58 Triliun dengan penyerapan tenaga kerja hingga 16,91 Juta orang.

Berbagai bidang ekonomi kreatif termasuk desain interior, desain produk, fashion, video, fotografi, kriya, kuliner, musik, seni pertunjukan dan seni rupa dapat diintegrasikan dengan berbagai acara dalam pertemuan tahunan. 

Citra positif terhadap maha karya anak bangsa akan dibangun dalam perhelatan ini. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara maupun nilai ekspor industri kreatif akan berimbas pada penambahan cadangan devisa negara.

Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan budaya dan ketersediaan sumber daya alam yang beragam. Berbagai elemen masyarakat termasuk kaum muda dan wanita dapat turut serta mengoptimalkan potensi tersebut. Keterlibatan ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran.

Dalam memenangkan pasar pesaingan global, beberapa faktor penunjang keberhasilan diperlukan. Pertama, terjaganya kelesatarian alam dan budaya oleh masyarakat. Kedua, tumbuhnya kreatifitas dan jiwa wirausaha melalui komunitas atau lembaga pendidikan. 

Ketiga, ketersediaan modal lewat berbagai program pemerintah dan swasta. Terakhir, kemudahan prosedur usaha, insentif fiskal maupun jaringan pemasaran dapat difasilitasi oleh pemerintah  pusat maupun daerah. Sudah saatnya, industri kreatif Indonesia berjaya di negeri sendiri dan pasar internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun