Mohon tunggu...
Harliantara
Harliantara Mohon Tunggu... Dosen - FIKOM UNITOMO

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengembangan dan Penguatan Kapasitas SDM Pariwisata Menuju Indonesia Emas 2024

29 Oktober 2023   14:00 Diperbarui: 29 Oktober 2023   20:11 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang getol mencetak SDM Pariwisata. Menteri Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan 100 persen lulusan dari mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terserap di industri pariwisata tanah air. Bahkan banyak diantaranya mampu menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat.

Data menunjukkan bahwa setiap tahun 6 Poltekpar meluluskan 3.500 mahasiswa/mahasiswi. Sebanyak 30 persen mahasiswa membuka usaha dan lapangan kerja sendiri dan 70 persen lulusannya terserap sebagai tenaga kerja di industri pariwisata.

Poltekpar berada di Bandung, Medan, Palembang, Lombok, Makassar, dan Bali. Diharapkan kedepan Poltekpar terus meningkatkan inovasi platform pariwisata serta menyiapkan dan melaksanakan kurikulum dan membuka lapangan kerja atau job opportunity. Selain itu lulusannya mesti mahir dalam hal komunikasi pariwisata.

Ada beberapa Program Studi (Prodi) yang menjadi unggulan dan yang diminati para calon mahasiswa yang ingin kuliah di Poltekpar.Yang pertama, Diploma 3 Manajemen Tata Boga/ Kuliner. Prodi ini banyak diminati bagi yang ingin berwirausaha dibidang kuliner. Kedua, prodi Diploma 4 Administrasi Perhotelan, prodi ini diminati karena peminat ingin mendalami hospitality di perhotelan, Ketiga prodi Diploma 4 Kepariwisataan, prodi ini diminati untuk mengembangkan destinasi pariwisata. Dan yang keempat Diploma 4 Manajemen Perhelatan/Event dan MICE.

Indonesia memerlukan strategi pengembangan pariwisata yang berbasis platform digital dan spirit baru komunikasi pemasaran pariwisata. Antara lain dengan program massive action untuk mendorong podcaster atau videocaster untuk mempromosikan pariwisata, keanekaragaman seni dan budaya lokal dengan cara memproduksi berbagai konten yang berkualitas sebanyak-banyaknya lewat platform.

Usaha berbasis platform berbeda dengan konvensional. Usaha konvensional dapat dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air dari hulu ke hilir. Di hulu, produsen membuat produk dan jasa, menyalurkannya melalui jaringan distribusi, lalu menjualnya ke konsumen akhir di hilir.

Sementara usaha berbasis platform lebih seperti pasar atau panggung terbuka di mana semua partisipan saling berkumpul, berinteraksi, dan melakukan transaksi satu sama lain secara terbuka. Atas penyediaan fasilitas ini,pembuat platform dapat mengutip biaya atau ongkos sewa yang bisa dibebankan kepada pembeli, penjual, atau keduanya.

Di era go-digital, informasi pariwisata dan ekonomi kreatif sangat mudah didapatkan dalam platform-platform marketplace. Sayangnya perusahan yang menyediakan platform beragam informasi pariwisata banyaknya dikelola dan dimiliki oleh pengusaha dari luar negeri.

Platform saat ini menjadi semakin relevan karena bisnis berbasis platform dapat memiliki nilai yang jauh lebih tinggi daripada bisnis konvensional dalam durasi yang lebih singkat.

Keniscayaan platform adalah pondasi dasar ekonomi digital. Indonesia memiliki potensi pariwisata dan industri kreatif yang cukup besar di hampir semua bidang. Seperti produk kerajinan, destinasi wisata, kuliner, budaya, dan lingkungan hidup. Di sisi lain, para praktisi pemasaran pariwisata harus memiliki kemampuan untuk memahami, menggali, dan menginformasikan berbagai potensi lokal, bahkan hiperlokal atau pedesaan.

Melalui inovasi dan kreativitas konten, memungkinkan potensi lokal dan hiperlokal bisa tergarap dengan baik melalui metode promosi. Saatnya membuat konten agregasi industri kreatif lokal dan destinasi wisata daerah berbasis platform digital yang dikelola oleh podcaster/media lokal yang tahu persis keseharian tentang destinasi wisata itu.

Dengan platform aspek komunikasi pemasaran pariwisata sebaiknya ditransformasikan hingga ke pelosok desa. Apalagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah berkolaborasi dengan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP APDESI) dalam upaya mengembangkan desa wisata dan desa kreatif.

Dengan target menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Perekonomian desa wisata atau desa kreatif memiliki kecenderungan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan non desa wisata. Melalui kegiatan wisata, desa wisata juga mampu memperbaiki kondisi sosial-ekonomi desa.

Saat ini Kemenparekraf sedang membangun creative hub di Destinasi Super Prioritas (DSP). Pembangunan tersebut tentunya membutuhkan aspek komunikasi pemasaran pariwisata yang baik dan mampu beradaptasi dengan era ekonomi digital.

Mestinya program creative hub tidak bersifat eksklusif untuk daerah tertentu saja. Karena esensi dari program tersebut sejatinya sebagai tempat pelatihan dan proses kreatif untuk meningkatkan produk, pemasaran dan tata kelola dengan metode yang sesuai dengan kemajuan zaman.

Definisi creative hub atau pusat kreatif sebagai sebuah pokok pangkal dalam hal-hal yang berdaya cipta tidak hanya mencakup segi fisik saja, melainkan juga dari segi jaringan komunitas kreatif yang terbentuk dari para pelaku kreatif serta bermacam aktivitas yang dilakukan.

Dari segi fisik, creative hub menyediakan tempat dengan ruang-ruang untuk bekerja bagi komunitas kreatif sekaligus menjadi inkubator bisnis industri kreatif.

Esensi bermacam aktivitas dalam creative hub pada hakikatnya menyatukan bakat, keterampilan dan disiplin para pelaku kreatif dalam suatu komunitas kreatif lokal. Pada akhirnya creative hub bisa membentuk suatu jaringan yang menggerakkan pertumbuhan industri kreatif dalam level lokal, yang kemudian berlanjut ke level regional.

 

*) Dekan Fikom Unitomo Surabaya, praktisi penyiaran, kreator konten di kanal Youtube

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun