Lalu, dengan wajahnya lonjong dengan lesung pipi, ia  senyum dan menjawab, " ia bisa pak," katanya.Â
Namun ia menambahkan lagi, "bapak harus bersabar sekitar 30 menit ya," katanya.\
Namun, bukan dokumen yang menjadi perhatian saya, tetapi  pandangannya ke arah ku semakin menunjukkan  sorotan matanya yang tajam, make up mata kelihatan alis tebal, bulu matanya kelihatan tebal, sesekali ia menggigit bibirnya yang merah muda dan memainkan lesung pipi nya. Kesemuanya sangat memikat ku.
Namun saya sesekali menoleh ke kiri dan kenan melihat orang disekitar apakah ada orang yang sedang mengintipku memperhatikan gadis itu. Ternyata saya tak melihatnya, karena sahutan suara kecurangan Pilkada terdengar di semua sudut ruangan.Â
Kemudian saya mulai memperhatikan Rambut yang panjang jatuh di bokong yang sempurnah, dan cara menyampaikan kata kepadaku dengan percaya diri.
"Lalu aku Tanya, bisa tahu namanya, de," tanyaku.
"Raisa," tegasnya,
Senyum, kepercayaan diri, risk take Raisa  menambah kesempurnaan kesukaanku padanya. Saya sangat suka padanya.
Lalu ia menyerahkan dokumen itu padaku, sembari saya membuka dokumen itu lembar perlembar, saya terus memperhatikan gerak bokongnya dan rambut panjangnya, saya tak memfokuskan diri pada bahan pokok yang saya butuhkan dari dokumen itu, sama sekali hilang konsentrasi karena kagum melihatnya.Â
Â
Karena kewajiban saya, menyediakan informasi penting, lalu saya pamit dengannya meninggalkan gedung merah putih, megah, berlantai dua itu.Â