Mohon tunggu...
Harley Sastha
Harley Sastha Mohon Tunggu... -

Writer, Redaktur Mountmag, Travel Writer, Mountaineer, Backpacker, Petualang ACIDetikcom2010

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebekuan Nisan Arcapada

22 April 2012   07:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335080039646214569

[caption id="attachment_176292" align="alignnone" width="300" caption="Gunung Semeru, 1996 (Dok. Pribadi Harley B. Sastha)"][/caption] Kebekuan Nisan Arcapada mentari pagi masih belum mau menampakkan pancarannya walaupun berlapis-lapis baju dan jaket kugunakan tetap saja belum mampu menahan hembusan angin pagi itu tampak puluhan nisan yang membeku di arcapada mereka telah menjadi saksi keperkasaan alam semeru mereka telah menjadi bukti kekuasaan sang Khalik berulang kali kaki kujejakkan disini ada saja nisan baru kulihat wahai tubuh-tubuh yang terbujur diantara nisan-nisan yang membeku wahai tubuh-tubuh yang hilang diantara keperkasaan Semeru engkau datang bukan untuk mengantarkan tubuhmu hasrat berpetualang mu yang mengantar mu sampai disini engkau datang untuk belajar memaknai hidup karena engkau tahu alam tidak pernah berbohong karena engkau tahu alam mengajar mu untuk jujur karena engkau tahu alam telah mengajar mu apa arti seorang sahabat diantara rimbunan cemara Arcapada segala perbedaan telah bersatu salam dan doaku untuk mu para sahabat nisan-nisan beku mu akan menjadi guru bagi kami bahwa keperkasaan dan kekuatan tidak berarti apa-apa bahwa kesombongan dan kehebatan tidak ada artinya bahwa kekayaan dan keegoisan tidak ada gunanya karena semuanya tidak akan mampu melawan perkasanya alam karena semuanya tidak akan mampu menandingi kekuasa sang Khalik nisan-nisan beku mu para sahabat akan tetap membeku didinginnya arcapada untuk menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka yang mau belajar dari sebuah petualangan Gunung Semeru, 1996 Harley B. Sastha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun