Mohon tunggu...
harkaman 123
harkaman 123 Mohon Tunggu... Guru - Lakukanlah apa yang kamu cintai, dan cintailah apa yang kamu lakukan

Belajar itu seperti kasih ibu, ia berlaku sepanjang masa.......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ilmu Akhlak

27 November 2019   09:34 Diperbarui: 25 Juni 2021   02:24 2548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal ilmu akhlak (unsplash/inaki del olmo)

Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk, mempunyai dasar-dasar yang jelas. Pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa ada ilmu yang membahas dan meberikan klarifikasi pada persoalan baik dan buruk, itulah Ilmu Akhlak. 

Tentunya ilmu tersebut mempunyai dasar. Adapun dasar-dasar Ilmu Akhlak adalah sebagai berikut:

  • Al-Qur'an[5]

Al-Qur'an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama. Karena keontetikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. 

Baca juga : Pembinaan Akhlak untuk Remaja Dalam Pendidikan Agama Islam

Mengingat al-Qur'an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas. Walaupun kemudian ada beberapa perangkat yang diperlukan untuk mendukungnya, dan tidak akan dibahas di sini, mengingat ada ilmu khsusus yang membahasnya.

Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur'an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur'an yang membutuhkan penafsiran. 

Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-Hadits (sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua dasar tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur'an.

  • Al-Hadits

Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan oleh Nabi karena seorang sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi menegur seorang sahabat, karena peringatan dan penjelasan Nabi terhadap al-Qur'an.

Dalam riwayat Aisyah pernah ditanya oleh seseorang tentang akhlak Nabi. Aisyah menjawab akhlak Nabi adalah al-Qur'an.[6] Dengan demikian, Nabi merupakan interpretasi yang hidup terhadap al-Qur'an. 

Karena segala ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi'liyah), dan penetapan (Taqririyah) merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang dari Nabi senantiasa terjaga.[7] Dapat disimpulkan bahwa al-Qur'an dan al-Hadits berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.

Di dalam al-Qur'an terlah dijelaskan bahwa Nabi itu peribadi yang agung[8]. Karena memang pada dirinya terdapat sebuah suri tauladan yang baik[9]. Keistimewaan tersebut, tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan tetapi non-muslim pun mengakui hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun