Mohon tunggu...
Harjoko Sangganagara
Harjoko Sangganagara Mohon Tunggu... -

pendidik dan pengamat budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Shanghai Antara Jazz dan Revolusi

17 Oktober 2016   18:28 Diperbarui: 17 Oktober 2016   18:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai tahun 1842 Shanghai hanyalah pelabuhan kecil, tapi sejak pemerintah China menyerah pada keinginan Barat untuk memperoleh konsesi perdagangan maka pelabuhan-pelabuhan di timur China termasuk Shanghai menjadi pos luar negara-negara Barat yang penting. Mereka memperoleh hak ekstra teritorialitas di mana orang-orang Barat boleh tinggal dengan menggunakan hukum negara mereka sendiri. Sehingga orang AS, Inggris dan Perancis memperolah konsesi yang ekslusif dengan sistem pengadilan dan kepoliasian tersendiri. Situasi itu menarik tidak saja para pengusaha, tetapi juga pengungsi, kriminal dan revolusionerian. Campuran ini berpotensi menjadikan Shanghai bersinar dan terseret ke dalam situasi politik yang riuh di antara dua perang dunia yang baru berakhir tahun 1940-an ketika orang-orang asing menyerahkan hak mereka kepada pihak oposisi yang mulai berkembang.

Shanghai juga merupakan destinasi belanja utama di China. Sebelum PD II penduduk asing kota Shanghai yang glamor membutuhkan barang-barang terbaik dan reputasi Shanghai akan kemewahan berlanjut hingga kini dengan toko-toko yang memuaskan selera dan kantong. Shanghai juga kota yang cemerlang secara kebudayaan, dengan pergelaran opera, teater, akrobat, musik klasik dan jazz yang berlanjut. Kehidupan malamnya dipenuhi dengan restoran, bar, cinema dan klub malam yang fashionable. Dengan demikian Shanghai menjadi kota metropolitan yang tidak pernah tidur seperti kesan pertama saya saat menyusuri jalan-jalan yang gemilang dengan sinar lampu antara bandara dan tempat penginapan meski waktu telah melewati tengah malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun