Mohon tunggu...
Harjo
Harjo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Harjo, Naturalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Manusia Pernah Hidup Sejaman dengan Dinosaurus?

28 Januari 2012   15:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 3098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tidak bermaksud mendeskreditkan para penulis buku-buku teks pelajaran Biologi.  Saya juga menyadari bahwa mainstream disiplin ilmu ini masih menganggap bahwa teori evolusi adalah dianggap satu-satunya alternative yang diterima di dunia pengetahuan.

Kurikulum pendidikan memang mengharuskan teori evolusi sebagai pendidikan yang wajib di ajarkan khususnya di sekolah menengah atas  dan perguruan tinggi khususnya di Jurusan Biologi.

Melalui tulisan ini saya mencoba untuk mengemukakan pandangan yang berbeda tersebut. Kebetulan buku yang saya amati adalah:  Biology 3B for Senior High School Grade XII Semester 2 yang diterbitkan oleh ESIS, Agustus 2011,   ditulis oleh orang-orang yang saya hormati karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan.

Buku ajar pada jilid ini lebih menitik beratkan pada pembahasan Teori Evolusi.  Sebagaimana dikusi saya dengan seorang dosen Biologi  di Bandung, yang saya kenal dengan usahanya untuk menghapus teori ini dari kurikulum pendidikan Biologi, yang sempat menjadi polemik beberapa tahun lalu di sebuah harian Kompas.   Saya sendiri lebih menyarankan, bahasan teori evolusi tetap diajarkan, tetapi  dalam setiap pembahasan tema ini di buku-buku pelajaran, dimasukan juga pendapat-pendapat ahli lain yang menentangnya.

Sayangnya, hingga saat ini pendapat yang menentang tidak pernah ditulis di buku-buku ajar tersebut. Anak-anak adalah lahan subur untuk suatu indoktrinasi yang saya anggap bisa menyesatkan yang berujung tidak percaya kepada adanya “Sang Pencipta”. Sehingga perlu adanya informasi penyeimbang dari pembahasan tersebut.

Hal khusus yang ingin saya bahas pada tulisan kali ini adalah pada halaman 33 dari buku tersebut. “Menurut kalangan evolusionis, teori kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak species hidup tidak sekaligus ada pada satu jaman. Misalnya, dinosaurus tidak hidup bersamaan dengan masa hidup manusia. Dinosaurus ada lebih dulu sebelum proses evolusi menghasilkan manusia”.

Saya tidak ingin membahas masalah teori kreasionisnya, karena penciptaan adalah domainnya agama. Kepercayaan tidak membutuhkan bukti-bukti. Kalau pun ada bukti, itu hanyalah pelengkap dari apa yang dipercayai.

Hal yang ingin saya bahas adalah, “Benarkah Manusia tidak pernah hidup sejaman dengan dinosaurus?” Padahal banyak bukti-bukti yang menunjukan bahwa manusia memang pernah hidup sejaman dengan dinosaurus, di antaranya adalah:

Penemuan jejak kaki manusia dan dinosaurus di Sungai Paluxy, Texas

Jejak kaki dinosaurus ini  diduga sudah berumur 100.000.000 tahun yang lalu, dan di antara jejak kaki dinosaurus tersebut terdapat jejak kaki manusia.  Hal ini membuktikan bahwa manusia itu hidup satu jaman dengan dinosaurus yang hidupnya justru lebih jauh dari manusia-kera yang selama ini dianggap “missing- link”.  Anehnya, dunia pengetahuan justru menolak temuan tersebut, hanya karena dianggap tidak mungkin manusia hidup sejaman dengan manusia.

Apa hak mereka untuk menolak temuan tersebut? Penolakan tersebut, jelas menunjukan bahwa kalangan evolusionis anti kebenaran.

Kalangan evolusionis memang punya kepentingan, sehingga temuan tersebut dianggap akan meruntuhkan sendi-sendi teori evolusi yang selama ini dibangun, sehingga mereka perlu untuk menentang dengan alas an-alasan yang tidak masuk akal, di antaranya, mempublikasikan bahwa: Pertama, jejak kaki itu adalah palsu, sebuah karya seniman di masa resesi pada saat itu; kedua, menurut mereka peneliti kreasionis sudah meninggalkan bukti tersebut; ketiga, mempropagandakan bukti tersebut menjadi bukti yang menguntungkan bagi kalangan evolusionis, dengan maksud menggunakan kelemahan itu menjadi kekuatan.

Publikasi tersebut, bisa kita lihat di website:  http://www.talkorigins.org. Informasi yang sama juga pernah dipublikasikan oleh  Dr. Philip Kitcher dalam Abusing Science .

Sudah lama pendapat-pendapat tersebut  dibantah oleh Dr. John D. Morris dalam bukunya “Tracking Those Incredible Dinousaurus. Bahwa:  Jejak kaki dinosaurus dan manusia telah  ditemukan untuk pertama kalinya tahun 1908 justru sebelum masa depresi. Morris pun menyatakan bahwa temuan  itu adalah asli. Jejak kaki manusia itu, ditemukan di 20 tempat  terpisah  di sekitar sungai Paluxy.

Mereka menganggap bahwa temuan jejak kaki itu palsu, tetapi anehnya, justru kalangan evolusionis mempublikasikan temuan tersebut sebagai bukti evolusi, sebagaimana di tulis di buku-buku text Biologi perguruan tinggi di antaranya:  Biologi Jilid 3 Edisi Kelima,  karangan John W. Kimbal, halaman 761.

Ini artinya menggunakan kelemahan menjadi sebuah kekuatan untuk mendukung teori evolusi. Padahal foto-foto karya Roland T. Bird yang dicantumkan tersebut adalah bukti kebenaran jejak kaki dinosaurus, di mana di  tempat yang sama juga ditemukan jejak kaki manusia.

Tetapi kalau temuan Paluxy itu dianggap sebagai sesuatu yang palsu, mari kita lihat bukti penemuan lainnya, berikut ini.

Kisah Penemuan “Paluxy” di Kawasan Rusia

Sengaja saya menggunakan istilah “Paluxy” untuk mengingatkan kita, bagaimana sebuah kebenaran penemuan jejak kaki Dinosaurus dan manusia di Sungai Paluxy diputarbalikan oleh kalangan evolusionis. Penemuan itu dianggap palsu hanya karena mereka menganggap bahwa tidak mungkin manusia hidup sejaman dengan manusia.

Penemuan di Rusia ini pernah dipublikasikan oleh harian Sydney Morning Herald tanggal 21 Nopember 1983, yaitu dengan ditemukannya 1500-an  bekas jejak kaki dinosaurus  dan di antaranya ada jejak kaki manusia. Atas penemuan ini, seorang Profesor Ammaniyazov, Direktur Institut Geologi Turkmenia, mengungkapkan perlu merevisi sejarah umat manusia yang harus diperluas sampai 150 juta tahun.

Kisah penemuan “Paluxy” di kawasan Rusia ini menurut saya sangat penting, karena mereka tidak punya kepentingan terhadap kreasionis. Dan sejauh ini saya belum pernah melihat adanya penolakan dari kaum evolusionis, mengenai ini, kecuali menenggelamkan cerita ini.

Penemuan “Paluxy” Di Kawasan China

Ini adalah temuan yang paling terakhir, sebagaimana lilansir oleh Koran Xinhua,  18 Oktober 2011 yang lalu. Yaitu dengan ditermukannya ratusan jejak kaki Dinosaurus dan Prasasti yang berusia 700 tahun oleh para peneliti  dari China dan Amerika  ini berlokasi di Linhua Baozhai  (Lotus Mountain Fortress) Provinsi Chongqing, China, menunjukkan bahwa manusia pernah hidup sejaman dengan dinosaurus.

Linhua Baozhai yang dalam bahasa China, artinya:  Benteng Gunung Lotus. Penelitian ini sendiri bermula dari cerita rakyat tentang bunga teratai  di kawasan tersebut. Ternyata bidang gambar yang membentuk teratai itu terkait dengan jejak-jejak kaki dinosaurus, berupa tanda riak dan retak lumpur yang terawat baik.  Para ahli itu berpendapat, bahwa, jejak kaki yang berjumlah 350-400 an itu berasal dari empat kelompok dinosaurus, yaitu: dinosaurus jenis predator, dinosaurus berukuran besar, kecil, jejak kaki dinosaurus pincang  dan dinosaurus jenis petarung.

Hasil penelitian ilmiah yang ditulis oleh  Xing Li-da dari University of Alberta, Adrieanne Mayor dari Stanford University, dan Chen Yu dari Museum Capital ini sudah dipublikasikan di  Geological Bulletin of China, Vol 30, No 10, Oktober 2011. Untuk melihat dokumennya bisa dilihat di sini:  http://www.xinglida.net/pdf/Xing_et_al_2011_Co-existing_Dinosaur_Tracks.pdf

Penutup

Saya kira penemuan terakhi ini adalah satu-satunya bukti  yang paling kuat, yang membuktikan bahwa manusia pernah hidup sejaman dengan dinosaurus.  Dan nampaknya para evolusionis tidak bisa berkelit lagi setelah sebelumnya berhasil mengelabui dengan menyebarkan  cerita-cerita palsu pada penemuan di Sungai Paluxy.  Akankah para evolusionis pun akan mempaluxykan penemuan ini?

Referensi

Kitcher, P. Abusing Science, MIT Press, Massachusetts, 1982

Video

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=c44F0csL-DE#t=25s

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun