Mohon tunggu...
Harja Saputra
Harja Saputra Mohon Tunggu... profesional -

http://www.harjasaputra.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menjawab Kegalauan Ridwan Kamil

10 Desember 2017   11:16 Diperbarui: 10 Desember 2017   11:31 3243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersiar kabar saat ini Kang Emil sedang galau tingkat dewa. Ia sedang bingung memilih pendamping antara Teteh Atalia ataukah si X. What? Serius? Sudah kayak gosip lambe saja. Tentu saja bukan. Kang Emil lagi galau memilih pendamping siapa yang akan jadi wakilnya pada ajang Pilgub tahun 2018. Ia dihadapkan pada beberapa pilihan calon yang ditawarkan oleh partai-partai pengusungnya.

Saya sebagai warga Jawa Barat, tinggal di Depok, tidak akan ikut-ikutan bahas masalah calon-calon yang ditawarkan dari partai. Hanya ingin ungkapkan fakta dan harapan tentang satu calon wakil yang layak dipertimbangkan. Calon wakil Kang Emil ini juga masuk sebagai salah seorang yang direkomendasikan oleh salah satu partai. 

Kalau disebut pendapat saya ini sebagai endorsing,tidak apa-apa. Sekelas Harian Umum The Jakarta Postsaja pada Pilpres 2014, di mana pers harusnya netral, berani mengeluarkan statemen resmi redaksi yang ditulis pada kolom Editorial edisi 4 Juli 2014 dengan kalimat terang-terangan "Endorsing Jokowi". Jadi, kalau saya meng-endorsecalon Wagub yang satu ini boleh dong, pers saja boleh, kenapa saya nggak boleh.

Ini dia calon Wagub Jabar yang mau saya bahas.

Maman Imanulhaq (foto istimewa)
Maman Imanulhaq (foto istimewa)
Maman Imanulhaq adalah sosok yang layak untuk menjawab kegalauan Kang Emil. Kalau mobil ada fitur 4WD, Kang Maman cukup punya 2WD saja: Wani Diganggu (melayani siapa saja dan kapan saja) dan Wani Diadu (kapasitas dan integritasnya berani ditanding dengan calon yang ada). 

Saya jelaskan rincinya begini.

Kang Maman adalah anggota DPR di Komisi VIII, tempat saya sehari-hari bekerja di situ. Jadi saya tahu betul siapa dan bagaimana Kang Maman. Rapat di Komisi VIII, yang anggotanya berjumlah 49 orang, biasanya yang hadir secara fisik paling banyak 20 orang karena berbagai kesibukan dan agenda rapat di DPR yang banyak sekali. Kang Maman adalah salah seorang anggota DPR yang termasuk paling rajin ikut rapat di Komisi. Ini betul dan tidak mengada-ada. 

Bukan hanya rajin hadir, Kang Maman juga aktif menyampaikan pendapatnya pada rapat. Pendapat Kang Maman selalu tajam, berbobot, dan sering diselingi humor sebagai ciri dari kyai NU.

Saya masih ingat pada saat pembahasan Biaya Haji tahun 2015, waktu itu rapat alot hingga jam 03.30 dini hari. Dengan sabar dan semangat, Kang Maman masih setia ikut dan terlibat dalam pembahasan rapat hingga dini hari. Di sela-sela istirahat, karena kecapean ia menyempatkan tidur di meja rapat. Satu hal yang patut diapresiasi. Jarang anggota DPR yang seperti beliau. Saya tahu betul tentang itu. 

Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, pesantren besar di Majalengka, ia dikenal sebagai sosok kyai muda yang punya visi bukan saja menyebarkan ajaran-ajaran keagamaan yang penuh kedamaian tetapi juga dengan misi menebar cinta budaya Sunda yang saat ini mulai pudar di kalangan anak muda zaman now.

Pesantren Al-Mizan sangat terkenal. Sejumlah tokoh besar baik agamawan, ilmuwan, politisi, seniman, pejabat publik setingkat menteri dan bahkan Presiden Jokowi pernah hadir di Pesantren Al-Mizan. KH. Abdurrahman Wahid, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Habib Lutfi bin Yahya, KH Said Aqil Sirodj, Rizal Ramli, Group Musik Slank juga pernah datang ke Al-Mizan.

Karena hal tersebut ia pernah diundang ke acara salah satu stasiun TV swasta berinisial MetroTV dan untuk suatu acara terkenal berinisial Kick Andy (oh itu bukan inisial ya..haha..maaf) pada tanggal 6 Juni 2017. 

Namun, sangat disayangkan, sosok dirinya yang memaparkan mengenai bagaimana perjalanan dan kiprah dalam membangun pesantren itu harus tenggelam dengan isu bahwa di acara itu Kang Maman menyamakan semua agama. Padahal tidak ada kata-kata bahwa ia menyebut "semua agama adalah sama". Itu biasa. Semakin tinggi pohon akan semakin tinggi hembusan angin yang menerpa.

Saya sempat menulis khusus mengenai tanggapan terhadap orang-orang bersumbu pendek yang menyebut kyai Maman menyamakan semua agama. Dari mana mereka bisa mengatakan itu padahal konteks pembicaraan waktu di Kick Andy bukan begitu.

Perlu saya sebutkan beberapa hal terkait dengan isu yang beredar. Ini penting, karena di saat orang dengar nama Maman Imanulhaq, langsung saja termakan propaganda yang dihembuskan. Di FB misalnya, di saat mendengar nama Kyai Maman, langsung saja dibilang, "dia kyai yang menyebut semua agama sama ya?" See...separah itu.

Di acara itu Kang Maman hanya bilang "Orang yang jujur, orang yang soleh, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas, apapun agamanya dia pasti mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt. Tidak ada perkataan "Semua agama sama". Karena memang tidak mungkin semua agama itu sama. Jangankan di antara agama-agama, di dalam satu agama saja pasti banyak perbedaan.

Hasil diskusi langsung saya dengan Kang Maman, ia mengatakan bahwa Islam adalah agama terakhir yang memiliki sifat di antaranya rahmatan lil 'alamin. Kita yakin bahwa agama Islam adalah agama yang diridhoi Allah Swt. Ini adalah keyakinan yang tidak dapat disangkal. Pernyataan di TV itu sesungguhnya dalam konteks sosiologis dan tafsir, sejalan dengan ayat al-Quran:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta beramal shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati" (QS. Al Baqarah: 62).

Pernyataan Kyai Maman itu memang agak rentan disalahartikan, mengingat masalah ini seringkali tumpang tindih dan sering dicap negatif.  Tetapi, jika ada yang mengatakan, bahwa kyai Maman mengatakan semua agama adalah sama, itu tidak benar sama sekali. 

Inti pernyataan Kyai Maman sesungguhnya ingin mengatakan bahwa setiap orang harus yakin dengan kebenaran agamanya dan pada saat yang sama harus berlomba berbuat kebaikan untuk sesama manusia. Sabda Nabi Saw "Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling bermanfaat atas sesamanya". (silakan simak video dan analisis saya di  Link Ini).

Satu hal yang tak kalah pentingnya, Anda boleh berbangga bahwa Anda orang baik, belum pernah berbuat kriminal, dan sebagainya. Tetapi, bagi saya, Anda belum tentu disebut orang baik. Anda sekarang baik karena belum ada kesempatan berbuat jahat. Orang baik bagi saya adalah ketika ia bisa tetap baik meskipun di depannya banyak kesempatan untuk berbuat jahat. Dan, Kang Maman adalah orang baik dalam konteks itu. Saya tahu betul bagaimana integritas dia. Tidak perlu saya sebutkan rincinya bagaimana godaan di DPR. Para pembaca lebih paham.

Jawa Barat butuh sosok muda inovatif seperti Kang Emil yang diyakini akan membawa Jawa Barat maju di bidang pembangunan. Mengatasi berbagai permasalahan pembangunan yang membutuhkan kerja nyata. Jawa Barat juga butuh sosok religius, bersih, dan anti korupsi seperti Kang Maman.**[harja saputra] 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun