Air terjunnya sendiri tidak sederas seperti di Curug Bangkong, yang terkesan sepi pengunjung, di Curug Sidomba bahkan air terjunnya sangat tipis dan hanya setinggi 3 meter. Namun airnya sangat jernih dan luar biasa dingin. Lantas kenapa ramai dikunjungi? Ini terkait kepercayaan atau mitos, bahwa jika cuci muka di curug ini akan dimudahkan segala macam urusan: dari rejeki, jodoh, dan sebagainya.
[caption id="attachment_318768" align="alignnone" width="643" caption="Ngalap berkah dari air terjun Sidomba (harjasaputra)"]
[caption id="attachment_318770" align="alignnone" width="645" caption="Mandi di curug (harjasaputra)"]
Terdapat kran khusus bagi pengunjung untuk mencuci muka. Kuncen atau penjaga curug akan membacakan bacaan-bacaan tertentu di saat memberikan air curug untuk dijadikan cuci muka. Entah dari mana kepercayaan ini bermula. Dari namanya sendiri, Curug Sidomba berarti dulunya adalah tempat pangangonan (penggembalaan) domba. Patung domba pun berdiri besar di gerbang Curug Sidomba.
[caption id="attachment_318769" align="alignnone" width="640" caption="Ini bukan kuncennya, tapi penampakan..(harjasaputra)"]
3. Curug Putri
Curug yang ketiga berikut berada di Palutungan, di Kecamatan Cigugur. Jalan menuju tempat ini berkelok dan menanjak, seperti menaiki gunung, karena memang lokasinya tepat di kaki gunung Ciremai. Palutungan, dalam bahasa Sunda berarti sarang monyet.
Selain digunakan sebagai bumi perkemahan, di lokasi wisata palutungan ini ada beberapa air terjun. Yang paling dekat adalah Curug Putri. Adapun yang jauh ada curug Mangkok.
Dulu saya pernah ke curug ini dan juga pernah membuat tulisan tentang 'penampakan putri'. Sebetulnya bukan penampakan, tapi karena memang curugnya menyerupai Putri. Apalagi jika dijepret dengan slow speed akan terlihat jelas 'penampakan putrinya', seperti foto berikut:
[caption id="attachment_318771" align="alignnone" width="643" caption="Curug putri (harjasaputra)"]
[caption id="attachment_318772" align="alignnone" width="630" caption="Curug Putri (harjasaputra)"]