Validitas dan akurasi dalam suatu berita atau tulisan sangat penting. Bukan saja bagi penulis (entah itu wartawan, blogger, maupun peneliti) tapi juga bagi pembaca. Jangan percayai suatu berita begitu saja, karena suatu berita meskipun dari media mainstream boleh jadi keliru. Bandingkan dengan berbagai sumber sehingga kita mempunyai alternatif berita yang valid.
Pagi ini (25/12) saya membaca berita dari beberapa media online: kompas.com, bisnis.com dan kontan.co.id terkait "Asumsi Makro RAPBN-P 2015" yang dikutip dari pernyataan Menteri Keuangan. Sumber beritanya sama, yaitu keterangan Menteri Keuangan, namun daya tangkap dari wartawan yang menuliskan berita antara ketiga media itu berbeda. Jika berbeda dalam arti penyampaian kalimat mungkin bisa diterima, tetapi ini menyangkut masalah angka, dalam hal ini besaran asumsi makro, kok bisa berbeda. Angka 70 dollar/barel ditulis dengan 170 dollar/barel jelas sangat fatal. Atau sebaliknya.
Berikut ini adalah beberapa kekeliruan fatal berita dari ketiga media tersebut:
[caption id="attachment_343284" align="aligncenter" width="560" caption="Berita mengenai asumsi makro dari Kompas.com (link http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/24/200024626/Tetapkan.RAPBN-P.2015.Pemerintah.Ubah.Asumsi.Makro)"][/caption]
Ada kejanggalan dari berita yang dimuat Kompas.com ini: yaitu disebutkan bahwa angka asumsi makro untuk Harga Minyak Mentah sebesar 170 USD/barel. Benarkah angka itu? Janggal sekali, karena harga minyak mentah pada APBN 2015 saja hanya 105 USD/barel. Meningkatnya terlalu tinggi. Hal itu juga karena pertimbangan harga minyak mentah dunia saat ini di kisaran harga 60-an USD/barel. Jelas, kita bisa menilai berita ini salah total.
[caption id="attachment_343285" align="aligncenter" width="611" caption="Berita bisnis.com yang memberitakan statemen serupa (link http://finansial.bisnis.com/read/20141224/9/385798/asumsi-rapbn-p-2015-pertumbuhan-ekonomi-tetap-58)"]
Berita di Bisnis.com di atas ada yang janggal juga:
Pertama, memuat perbedaan harga minyak mentah dengan yang diberitakan oleh Kompas.com. Jika di Kompas.com disebutkan 170 USD/barel, di bisniscom disebutkan 70 USD/barel. Mana yang benar? Bandingkan dengan berita-berita lain, saya yakin 70 USD/barel yang benar.
Kedua, memuat nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 11.200 / USD. Angka ini janggal, karena pada APBN 2015 saja sudah dipatok di harga 11.900 sementara trend mata uang rupiah saat ini mengalami penurunan terhadap dollar.
[caption id="attachment_343286" align="aligncenter" width="612" caption="Berita kontan.co.id tentang statemen serupa (link http://nasional.kontan.co.id/news/ini-sejumlah-asumsi-makro-rapbn-perubahan-2015)"]
Berita di Kontan.co.id di atas pun ada yang janggal. Berbeda dengan berita di media-media lain, apalagi jika dibandingkan dengan kedua link berita di atas. Di kontan, diberitakan bahwa harga minyak mentah adalah sebesar 105 USD/barel, sama dengan APBN 2015. Benarkah angka ini? Sementara di media lain disebutkan 70 USD/barel.
Jika diringkas, maka akan terlihat seperti pada gambar di bawah ini:
[caption id="attachment_343287" align="aligncenter" width="598" caption="Perbandingan tiga berita dari tiga media mainstream (harjasaputra)"]
Dari summary berita dari ketiga media mainstream di atas, jelas sekali terlihat wartawan yang memuat berita itu sangat tidak hati-hati. Ceroboh dalam masalah angka, tidak dilakukan verifikasi mengenai akurasi berita. Menyebabkan beritanya bertentangan dengan pemberitaan di media lain. Selaku pembaca, saya sendiri pusing: berita mana yang benar? Caranya cross-check ke sumber asli! Tapi masalahnya sumber asli dari nota keuangan untuk RAPBN-P belum dipublikasikan. Maka, cara lain yang bisa ditempuh adalah bandingkan dengan sumber dari media-media lain. Baru kita bisa memilah angka mana dari masing-masing satuan anggaran tersebut yang valid (Untuk perbandingan bisa dilihat di berita dari MetroTV di link ini).
Apa sih gunanya kita melihat asumsi makro anggaran negara? Jelas sangat berguna. Sebagai rakyat, kita harus tahu kebijakan apa yang akan diambil oleh pemerintah dalam bidang ekonomi. Misalnya, dengan mengetahui angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah maka di sini akan ketahuan trend ekonomi di tahun depan. Tak kalah penting adalah melihat angka harga minyak yang dipatok oleh pemerintah, dari sini kita bisa meraba kebijakan pemerintah dalam masalah Bahan Bakar Minyak yang dibandingkan dengan harga minyak dunia.
Rakyat harus cerdas, nota keuangan adalah semacam blueprint rencana pemerintah dalam jangka waktu anggaran yang ditetapkan. Namun, jika berita yang menyajikan itu simpang-siur, tidak ada yang akurat, bagaimana rakyat bisa cerdas??!**[harjasaputra]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H