"Bisa, Pak!," sahut si lelaki mantap. Kumisnya bergerak turun naik saat ia tersenyum.
Dokter Michael mengangguk. "Siapa bisa cari seng bekas?"
Seorang pria bertelanjang dada, berambut gondrong, mengangkat jari. "Saya bisa!"
"Sip!," ujar Dokter Michael mengangkat jempol.
"Tapi kalo seng nya karaten dan bolong-bolong boleh, Pak Dokter?," tanya si pria gondrong.
"Boleh, gak papa. Bawa aja..."
Suasana berubah, ada kegairahan. Dan hari itu para pemulung bergerak mencari bahan untuk mendirikan mushola.
Keesokan harinya, Dokter Michael menatap tumpukan kayu bekas, bambu bekas, seng bekas di hadapnnya dengan mata berbinar-binar.
"Siapa yang nyumbang papan ini?," tanya Dokter Michael mengangkat sebilah papan berwarna biru yang sudah luntur catnya.
Seorang pria setengah baya mengangkat tangan. "Saya, Pak Dokter..."
"Siapa nama sampeyan?"