Mohon tunggu...
Haris Haq
Haris Haq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kompas TV Berhenti Tayangkan Turnamen Bulu Tangkis Dunia?

4 Maret 2018   12:00 Diperbarui: 4 Maret 2018   12:30 11384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bulutangkis adalah olahraga yang boleh dibilang sudah melekat dengan prestasi olahraga Indonesia karena hanya dari bulutangkis lah Indonesia bisa memperoleh medali emas olimpiade. Sejak bulutangkis dipertandingkan di olimpiade tahun 1992 di Barcelona, Indonesia langsung mendapat 2 medali emas dari pasangan emas Susi susanti dan Alan budikusuma, yang terus berlanjut di olimpiade berikutnya terakhir di olimpiade Rio pasangan ganda campuran Tantowi ahmad/ Lilyana natsir juga bisa menaikan sang merah putih di tiang tertinggi.

Bulutangkis juga sangat digemari masyarakat indonesia sejak dulu terbukti dulu hampir setiap RT di kampung atau kelurahan punya arena bermain bulutangkis. Hal ini tidak lepas juga dari hadirnya siaran langsung dari TV nasional yang menjangkau wilayah yang luas yaitu TVRI yang dahulu menjadi satu-satunya televisi di indonesia tapi rajin menayangkan berbagai kejuaraan bulutangkis.  setiap kejuaraan bergengsi piala Thomas uber, SEA GAMES, All england, apalagi Olimpiade, masyarakat luas bermai-ramai menonton bareng baik di rumah, pos ronda maupun warung-warung yang sangat terasa antusiasmenya.

Tapi sejak era reformasi, meskipun TV nasional di indonesia semakin banyak tapi tayangan bulutangkis sedikit demi sedikit berkurang dan memudar berganti dengan  acara sinetron, gosip artis dll yang banyak mendapat rating tinggi. TV termasuk TVRI seakan sudah tidak peduli dengan perkembangan olahraga yang selalu mengharumkan nama Indonesia ini, puncaknya di tahun 2000an dimana kejuaraan sebesar olimpiade saja tidak ada satupun Tv nasional yang menayangkan perjuangan atlet Indonesia mengharumkan nama bangsa, bahkan Taufik Hidayat yang mempersembahkan emas olimpiade di 2004 juga tidak ditayangkan sehingga gaung prestasinyapun kabur. Bahkan saat itu untuk mendapat hasil kejuaraan bulutangkis saja lumayan susah karena sangat sedikit yang memberitakannya.

Hal ini terus berlanjut sampai satu dekade lebih yang membuat bulutangkis semakin kehilangan antusiasme penggemarnya karena tidak adanya tayangan di Tv nasional, hanya di Tv berbayar yang kadang menayangkan kejuaraan buluangkis tapi jangkauan yang sempit dan sedikitnya masyarakat yang berlangganan TV berbayar jelas tidak bisa mengangkat animo publik.

Angin segar bagi penggemar bulutangkis sempat dirasakan saat NET tv menayangkan kejuaraan Thomas uber di 2012 kalo tidak salah tapi itu tidak berlangsung lama karena tidak berlanjut ke kejuaraan bulutangkis lainnya. Hanya Indonesia open yang rutin ditayangkan Trans 7 setiap tahun. 

Sampai kemudian hadir Kompas TV yang betul-betul memanjakan penggemar bulutangkis, sejak tahun 2015 kalo tidak salah Kompas Tv bukan hanya menyiarkan kejuaraan besar semacam Thomas uber dan All england saja yang ditayangkan, bahkan seri kejuaraan super series yang dalam setahun berjumlah sekitar 10 hampir semua ditayangkan Kompas Tv dari India open, Malaysia open, Singapore open, Prancis open, Denmark open, Japan open, Korea open, China open sampai Hongkong open pun ditayangkan. Tv nasional lain pun mulai tertarik dan menayangkan kejuaraan bulutangkis lainnya di level berbeda. Media cetak dan portal berita juga tidak kalah memberitakan bulutangkis. 

Kembali hadirnya tayangan langsung bulutangkis di TV nasional kembali menggairahkan animo masyarakat terhadap bulutangkis, Mayarakat luas kembali mengenal dan menikmati bulutangkis, apalagi moment kebangkitan bulutangkis di indonesia pas betul dengan hadirnya pasangan ganda putra fenomenal Kevin sanjaya dan Markius gideon yang menorehkan prestasi fenomenal dengan memborong 6 kejuaraan super series di tahun 2017 setelah setahun sebelumnya mulai meraih juara pertamanya di India open dan China open. Kevin/Markus meneruskan tongkat estafet ganda putra yang sebelumnya dipegang Henra/Ahsan yang prestasinya mulai meredup.

Kehadiran Kevin/Markus yang sering bersikap tengil dengan lawan mainnya semakin menambah gairah penggemar bulutangkis bahkan penggemar usia milenial pun mulai tertarik dengan bulutangkis dengan kehadiran mereka. Disamping Kevin/Markus yang menorehkan prestasi fenomenal juga sudah mulai muncul tunggal putra yang sudah lama tidak menempatkan pemain di level elit, Anthony ginting dan Jonathan christie yang merangsek ke papan atas bahkan Anthony ginting sudah meraih dua gelar di kelas elit yaitu di Korea open 2017 dan Indonesia maters di awal tahun ini.

Indonesia masters di awal tahun pun Kompas Tv menayangkan, tapi untuk kejuaraan level 500 lainnya yang berlangsung di luar Indonesia sepertinya sudah tidak akan kembali hadir di Kompas tv .  Hal ini tentu menjadi berita yang kurang menggembirakan bagi penggemar bulutangkis dan terutama perkembamgan bulutangkis itu sendiri. Animo masyarakat yang sudah bergairah dengan bulutangkis mungkin akan kembali sedikit meredup dengan tidak adanya siaran langsung di Tv nasional.

Kabarnya berhentinya Kompas tv menayangkan kejuaraan bulutangkis dunia akibat harga hak siar yang naik tinggi dan kebijakan BWF yang menjual paket hak siar semacam paket kombo yaitu sehari harus membeli 8 sampai 10 match sehingga harga jualnya naik tinggi. Penggemar bulutangkis yang realistis sih memahami sikap kompas tv yang memang susah mengambil hak siar sampai 10 match perhari karena memang kurang ideal juga kalo Tv yang juga punya program lain harus menayangkan 10 match perhari.

Selama ini Kompas tv biasanya juga komit menayangkan 5 match perhari dari quarter final itu sudah menghabiskan waktu 5-6 jam perhari mengambil acara yang biasanya sudah jadi acara sehari-hari padahal tidak semua yang ditayangkan itu pemain Indonesia yang bertanding. penggemar bulutangkis dimanjakan dengan atraksi  pemain dunia seperti Tai tsu ying, Ratchanok intanon, Akane yamaguchi, Viktor axelsen, Chen qingchen, Zheng siwei dll.

Untuk penggemar bulutangkis yang fanatik mungkin masih bisa menonton kejuaraan dunia tersebut lewat tayangan live streaming yang biasanya dibagikan di akun penggemar bulutangkis atau forum bulutangkis tapi tanpa tayangan di Tv nasional jelas akan meredupkan animo masyarakat luas yang tidak bisa menyaksikan lewat live streaming tersebut.

Yang patut disesalkan adalah kebijakan BWF yang belakangan mengeluarkan kebijakan tidak  popuper seperti mengganti nama kejuaraan dunia, mengganti aturan servis, mewajibkan pemain elit mengikuti sekian turnamen, bahkan berencana mengubah aturan skor yang jadi aturan dasar bulutangkis. dan tentu saja kebijakan menjual hak siar yang diperbanyak sehingga memberatkan TV yang berniat menayangkannya.

Semoga saja BWF bisa melonggarkan kebijakan yang tidak populernya dan masih berharap Kompas tv akan kembali menayangkan kejuaraan bulutangkis dunia supaya tontonan bulutangkis bisa kembali dinikmati masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun