Mohon tunggu...
Hariyono Ramzy
Hariyono Ramzy Mohon Tunggu... Jurnalis - Akurat Tajam dan Terpercaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Narasi@Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perangi Teroris Upaya Pelestarian Budaya Leluhur

15 Mei 2021   13:57 Diperbarui: 15 Mei 2021   14:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teror bom yang terjadi di Makassar adalah peringatan bahwa ancaman terhadap ketentraman masyarakat masih menghantui kita. Memberantas terorisme hingga seakar-akarnya tidaklah semudah yang diucapkan. 

Benih-benih intoleransi, radikalisme, dan bahkan terorisme masih saja tumbuh meski para pelaku telah ditangkap dan tewas di tempat terkena ledakan bom bunuh diri. Intoleransi ialah bibit bagi radikalisme, dan radikalisme merupakan cikal bakal munculnya aksi terorisme. 

Untuk memastikan tidak muncul regenerasi dalam aksi terorisme, oleh karena itu tidak cukup hanya dengan melakukan aksi-aksi penangkapan dan memproses pelaku ke jalur hukum. 

Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan aksi terorisme dan radikalisme juga sangat diharapkan. Karena para pelaku teror ini berbaur di tengah masyarakat,  himbauan Deradikalisasi antar warga salah satu jurus ampuh untuk memerangi aksi terorisme.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Imam Gozhali warga kelahiran Banyuwangi Jawa Timur yang tergabung di lembaga bantuan hukum Luhur Kedaton, saat berziarah ke Makam Raden Wijaya (Sri Kertarajasa Jaya Wardhana) yang merupakan raja pertama dan sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit yang wafat pada tahun 1309 yang berada di Trowulan Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

Di depan makam yang terletak di Candi Soengkoep atau Soember Djati atau sekarang yang lebih dikenal dengan Candi Simping atau Candi Sumberjati, yang terletak di Dusun Krajan Desa Sumberjati Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timur Indonesia, pria paruh baya yang akrab dipanggil Gozhali ini dengan tegas memberikan peringatan kepada para pelaku aksi teror.

Menurut Gozhali, aksi teroris itu merupakan perilaku yang merusak tatanan negara dan agama. Bahkan dirinya juga menegaskan bahwa para teroris merupakan orang yang tidak mengerti akan agama, jadi sangat naif kalau seorang yang mengaku teroris ngomong soal agama.

"Teroris itu libas saja, karena merusak agama dan negara. Apalagi kalau ada teroris yang ngomong soal agama, itu sudah salah kaprah. Kalau ingin tau salahnya ngomong ke saya nanti saya kasih tau. Yang jelas semua teroris yang ingin memisahkan diri dari NKRI dan ingin mendirikan negara sendiri atau negara islam, mending dilibas saja. Saya ngomong begini karena saya ini juga orang muslim," tegas Gozhali.

Selain menghimbau dan mengajak para teroris untuk segera bertobat, Gozhali juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan situs-situs cagar budaya peninggalan para leluhur. 

Di depan makam pendiri Kerajaan Majapahit ini, pria asal Kabupaten Banyuwangi yang merupakan Pimpinan Redaksi media online KontrasTimes.com, menceritakan tentang asal asul keberadaan Candi Simping atau Sumber Jati ini yang tertulis dalam Kitab Kakawin Negarakertagama Pupuh XLVII/3 yang berbunyi: Pada tahun Saka surya mengitari bulan (1231 Saka atau 1309 M), Sang Prabu (Raden Wijaya) wafat, disemayamkan di dalam pura Antahpura, begitu nama makam dia, dan di makam Simping ditegakkan arca Siwa.

Pada tahun saka Matryaruna (1231 Saka/ 1309 M) Baginda Raja wafat, segera diwujudkan dengan arca Budha di dalam istana (Puri jro), Antah Pura demikian nama Candi Baginda, tersebut pula dengan perwujudan Siwa di Simping.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun