Media berpengaruh positif dan negatif; bisa bermanfaat untuk pendidikan, mendorong kemajuan, atau mengungkapkan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui menjadi pengetahuan penting. Sebaliknya, media juga mempunyai pengaruh buruk dan merusak. Baik dan buruk ini bisa terjadi di tengah-tengah bangsa yang mengutamakan kebebasan, atau oleh bangsa yang sebaliknya, melakukan pengontrolan dan tekanan berlebihan terhadap media.
Pro dan kontra terhadap kedua pendekatan ini memunculkan perdebatan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara maju. Di tengah-tengah situasi ini, kecerdasan diperlukan untuk bisa memilih antara yang bermanfaat dan yang mudarat. Berbagai studi tentang dampak sosial media mengingatkan semua pihak untuk menilai hal-hal yang mungkin saja merugikan diri, keluarga, atau masyarakat dan lingkungannya.
Kita sebagai pihak yang perduli terhadap masa depan bangsa, hanya bisa mengimbau kepada pihak stasiun televisi dan pembuat programnya bisa lebih "melek" dan "sensitif" terhadap program yang dibuat dan ditayangkannya. Sedangkan sebagai orangtua, kita bisa mengambil sikap untuk keluarga kita agar tidak menonton “tayangan sampah”. Logikanya, bila kita menonton “tayangan sampah”, artinya kita berkontribusi menyumbangkan satu suara untuk dibuatkannya kembali tayangan yang kualitasnya serupa. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H