Inovasi dalam pendidikan selalu menghadirkan tantangan dan peluang baru. Salah satunya adalah MPI "Tamu Sekar" (Multimedia Pembelajaran Interaktif Tanaman Buah di Sekitarku) yang saya kembangkan selama dua minggu sebagai tugas akhir Pembatik di level 3. Proyek ini berhasil diselesaikan pada tanggal 28 September 2024 dan langsung diterapkan untuk ujicoba di TK Putra Kaili Permata Bangsa.
Pada hari Senin, 30 September 2024, saya mulai menguji MPI "Tamu Sekar" kepada Kelompok A yang berusia 4-5 tahun. Dengan menggunakan infokus, laptop, speaker, HP, dan kamera digital, saya mengawali kegiatan dengan menanyakan kabar anak-anak, lalu mengajak mereka menjelajahi MPI "Tamu Sekar". Anak-anak sangat antusias dalam menjelajah dan menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Mereka praktek menggunakan media tersebut sesuai minatnya masing-masing, bahkan rekan sejawat yang menyaksikan langsung ikut serta dalam kegiatan dengan membantu salah satu anak menjahit buah.
Keesokan harinya, saya mengimplementasikan MPI "Tamu Sekar" kepada Kelompok B yang berusia 5-6 tahun. Guru kelas TK B2, Ibu Guru Nike, sangat tertarik dan langsung mencoba mengimplementasikan kepada peserta didiknya. Anak-anak tampak menikmati empat jenis permainan yang tersedia, sementara di kelas TK A2, saya melihat anak-anak juga asyik menjahit buah dan meronce huruf.
MPI "Tamu Sekar" menyediakan permainan offline seperti menjahit dan menjiplak untuk mengantisipasi kendala listrik atau internet. Saya juga ingin memastikan bahwa MPI ini mampu mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi. Anak-anak diberi kesempatan untuk menjelajah dan memilih fitur yang diinginkan, sementara peran guru hanya sebagai pengarah saat anak bertanya. Saya juga ingin meningkatkan kemampuan literasi sejak dini yang dimulai dari keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.
Selain itu, saya juga membentuk kepemimpinan murid dengan memberi mereka kesempatan untuk menerapkan tiga aspek penting: pertama, suara (voice), memberi kesempatan untuk anak bertanya, mengungkapkan keinginannya. Kedua, pilihan(choice), memberikan pilihan-pilihan kegiatan sesuai gaya belajar, minat dan kemampuannya. Ketiga, kepemilikan (ownership), anak merasa bertanggung jawab atas pilihannya sendiri, sehingga berusaha untuk menyelesaikan kegiatan belajar tersebut hingga selesai.
Pada hari Rabu, 02 Oktober 2024, anak-anak TK B2 kembali memainkan MPI "Tamu Sekar" dengan pengawasan guru yang lebih minim, memungkinkan mereka untuk lebih mandiri dalam belajar. Metode ini terbukti efektif; ketika guru mengamati, anak-anak mulai bertanya dan meminta diajari. Setelah mereka memahami, Ibu Guru tetap mengamati kegiatan anak dengan sesekali memberi contoh. Saat anak-anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tantangan pada permainan, Ibu Guru memberikan kalimat pemantik untuk memotivasi mereka agar menyelesaikannya sendiri
Satu minggu kemudian, tepatnya pada hari Rabu, 09 Oktober 2024, saya kembali memasuki kelas TK B2. Saat itu, kondisi saya kurang fit, meskipun sudah dua hari minum obat untuk meredakan gejala. Dalam kondisi seperti ini, MPI "Tamu Sekar" sangat membantu saya dalam mengajar, karena program ini sudah dilengkapi dengan video-video pembelajaran yang mengurangi keharusan saya untuk banyak bicara.
Kali ini, saya menggunakan infokus, speaker, dua buah laptop, dan satu HP untuk melakukan pembelajaran. Saya fokuskan kegiatan agar anak-anak bisa mencoba game edukasi yang ada di MPI "Tamu Sekar". Game edukasi yang tersedia meliputi mencocokkan suara nama buah dengan gambarnya, mencari potongan gambar buah, menyusun huruf-huruf pada nama buah, dan menghitung jumlah buah.
Terlihat adanya diferensiasi proses karena anak-anak memilih satu permainan dari beragam konten yang disediakan (diferensiasi konten), dan dengan menyelesaikan permainan yang dipilihnya, diferensiasi produk pun tercapai
Pada tanggal 10 Oktober 2024, dengan hanya empat anak yang hadir dari tujuh anak di kelas TK B2, saya menguji kegiatan offline seperti menjahit, menjiplak, menggambar, dan mewarnai. Hasilnya sangat luar biasa, dengan anak-anak menikmati proses pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Setelah menyelesaikan kegiatan yang dipilih sendiri, anak-anak diberi kesempatan untuk tampil di depan dan memperlihatkan hasil karya mereka. Meskipun belum ada yang sepenuhnya berani berbicara, apresiasi tetap diberikan untuk setiap usaha mereka.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa dengan inovasi seperti MPI "Tamu Sekar", pembelajaran bisa menjadi lebih menarik dan efektif. Anak-anak tidak hanya belajar sesuai minat dan kemampuan mereka, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga dalam literasi dan kepemimpinan.Â
Percobaan penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif Tanaman Buah di Sekitarku (MPI "Tamu Sekar") dalam pembelajaran pada peserta didik di TK Putra Kaili Permata Bangsa terbukti mampu mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi. Oleh karena itu, saya menyebutnya Master Beres, yang merupakan akronim dari MPI "Tamu Sekar" untuk pembelajaran berdiferensiasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H