Sebuah anugerah bagi Lesmana Utama Atmaja menjadi Kepala Desa di Desa Pancawangi, sebuah desa nan sejuk di lereng Gunung Wilis. Desa yang tidak banyak terjadi bencana alam. Kondisi irigasi yang cukup memadai membuat Padi sebagai komoditas pertanian utama dapat tumbuh subur dan memberikan panen yang melimpah bahkan menjadi salah satu lumbung pangan di Kabupaten Nganjuk.
Lesmana bukan merupakan calon tunggal dalam pemilihan kepala desa tahun ini, kualitas dan elektibilitas yang akhirnya membuat Lesmana menang dalam pilkades raya yang digelar Bulan Juni 2023. Bagi masyarakat Desa Pancawangi, Lesmana merupakan pribadi yang multi talenta, berbekal pendidikan tinggi sebagai Sarjana Ekonomi Pembangunan dari Universitas Paranggupito Yogyakarta.
Awalnya, Lesmana tidak begitu tertarik untuk menjadi calon kepala desa, tetapi desakan dari orang tua dan yang lainnya , membuat Lesmana bersedia menerima amanah tersebut dan mengesampingkan tawaran pekerjaan dari sebuah perusahaan konsultan pembangunan di Surabaya. Dalam benak Lesmana, pengabdian merupakan sesuatu kebermanfaatan.
“ Nak, enam bulan lagi Pak Kukuh akan berakhir masa jabatanya sebagai Kepala Desa Pancawangi, Ayah berharap kamu mengikuti pemilihan kepala desa itu, karena Ayah menganggap Kamu adalah sosok yang dibutuhkan oleh desa ini. Saat ini desa dalam keadaan sangat baik, tangan dingin Pak Kukuh telah menjadikan desa kita sebagi Desa Teladan di tingkat Kabupaten, bahkan Desa Terfavorit di tingkat Provinsi Jawa Timur” ungkap Ayah Lesmana pada suatu sore di depan rumah sambal menatap hamparan hijau didepannya.
Lesmana mengambil cangkir yang ada di depannya, kopi panas yang sedari tadi mengepul asapnya mulai pudar.
“Yah, Lesmana mendapat tawaran cukup menarik dari Jago Konsultan untuk menjadi tim analis pembangunan di salah satu proyek Ibu Kota Negara. Angka gaji dan segala akomodasi telah dikirimkan ke Lesmana, tinggal menunggu jawaban dari Lesmana dan berangkat bulan depan. Lesmana ingin menerapkan ilmu yang telah diajarkan selama ini dan Lesmana ingin mencari uang yang banyak agar dapat menggantikan biaya yang telah ayah keluarkan selama Lesmana menempuh pendidikan.”
Pak Karto menoleh, melihat Lesmana dengan serius. Kewibawaan Pak Karto sebagai seorang mantan kepala sekolah masih terlihat, wajahnya tenang dan tidak terlihat gusar.
“Lesmana, jangan dengan alasan balas budi kamu bersikap seperti itu. Ayah tidak pernah berfikir apa yang telah Ayah berikan kepadamu dan kepada adik-adikmu pada suatu ketika harus diganti.”
Pak Karto berdiri dan duduk di balai bambu mendekati Lesmana.
“ Harta dan kekayaan memang penting Nak, tetapi alangkah baiknya bila mendahulukan hal yang lebih penting. Kemaren Ayah ditemui oleh Pak Kukuh bersama dengan Bapak-bapak yang lain di Desa ini, bahwa Pak Kukuh menginginkan penerusnya nanti adalah seseorang yang dapat menjadikan Desa Pancawangi lebih baik lagi dan mempunyai kepribadian yang luhur. Saat ini, belum ada sosok yang dipandang mempunyai persyaratan tersebut selain kamu Nak.”
“ Sebelumnya, Saya minta maaf Yah, apakah tidak ada calon lain yang lebih baik dari Lesmana?. Di Desa Pancawangi ini ada banyak pemuda-pemuda yang mempunyai talenta dan berpendidikan tinggi” terang Lesmana lebih lanjut.