Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Surat Pembaca: Sistem Ganjil-Genap Perlu Dialog, Simulasi dan Uji Coba Terbatas

15 Maret 2013   15:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KALAU jadi dan tidak meleset, khabarnya mulai akhir 2013 akan diberlakukan sistem GG (ganjil-genap) di beberapa ruas tertentu. Itupun kalau jadi. Andaikan jadi, tentunya sudah ada persiapan yang matang dan sempurna. Meskipun demikian, sebuah kebijakan yang menyangkut orang banyak harus diadakan terlebih dialog, simulasi dan uji coba terbatas.

Dialog merupakan acara tanya jawab, antara perwakilan rakyat atau siapa saja dengan pihak Pemrov DKI Jakarta. Sebaiknya dilakukan di televisi. Dengan demikian masyarakat bisa mempunyai gambaran yang lengkap tentang rencana penerapan sistem GG tersebut. Ada juga baiknya dilakukan simulasi kecil-kecilan tentang pelaksanaan sistem tersebut. Bisa berupa animasi-komputerisasi ataupun berupa video pelaksanaan ganjil-genap di negara lain yang dinilai sukses. Dan terakhir perlu adanya uji coba terbatas antara beberapa anggota masyarakat yang pada posisi mengakali sistem tersebut dengan berbagai cara.

Dengan adanya dialog, simulasi dan uji coba terbatas, maka sebelum sistem tersebut dilaksanakan, akan bisa diketahui berbagai kelemahan dan kemudian dicari alternatif solusinya. Dengan demikian, bisa diambil keputusan apakah sistem tersebut perlu dilanjutkan ataukan ditunda atau bahkan dibatalkan. Namun saya percaya, jika sistem tersebut direncanakan secara matang dan sempurna, niscaya Pemrov DKI Jakarta layak dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun