Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Jakarta: Bebas Premium Sangat Dimungkinkan

21 Desember 2012   12:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:15 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GAGASAN untuk menjadikan Jakarta sebagai kota bebas BBM Premium itu baik-baik saja. Sebab, tujuannya tidak hanya untuk menghemat pemakaian BBM Premium, tetapi juga untuk "memaksa" pengguna kendaraan pribadi(mobil/motor) untuk pindah ke bus TransJakarta atau transportasi umum lainnya. Kenapa demikian? Sebab, walaupun ada sistem GG (Ganjil-Genap) ataupun nantinya ada sistem ERP (Electronic Road Pricing), pengguna kendaraan pribadi tetap akan lebih suka menggunakan kendaraan pribadi.

Ada beberapa alasan kenapa orang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan naik transportasi umum (walaupun murah, nyaman, dan aman atau mewah sekalipun ). Antara lain faktor praktis (tidak perlu pindah-pindah moda transportasi), kecepatan, harga kendaraan pribadi terjangkau, jauh lebih nyaman, lebih hemat, kebutuhan, mampu menjangkau semua tujuan, privasi, keamanan dan keselamatan dan faktor status sosial.

Namun, sebaiknya BBM Premium tetap bisa dibeli transportasi umum dan motor. Caranya, dengan mengeluarkan KJPre (Kartu Jakarta Premium) yang bisa digunakan untuk membeli BBM Premium di Jakarta saja. KJPre bentuknya seperti kalender dan berlaku satu tahun (satu paket KJPre berisi 12 kartu. Masing-masing untuk bulan Januari dan seterusnya), yaitu berdasarkan tanggal. Misalnya tanggal 1, diperbolehkan membeli BBM Premiumsatu kali saja (dianjurkan membeli full tank). Kemudian oleh petugas tanggal 1 dicoret memakai spidol permanen atau dilobangi. Jika hilang, dikenakan biaya pembelian KJPre dengan harga yang lumayan mahal.

Logikanya, kalau Jokowi-Basuki mampu mencetak jutaan KJS (Kartu Jakarta Sehat) dan KJP (Kartu Jakarta Pintar), tentunya harus mampu mencetak jutaan KJPre sesuai dengan nomor STNK kendaraan yang bersangkutan. Tentu, KJPre harus dibuat sedemikian rupa sehingga sangat sulit untuk dipalsukan. Kendaraan lain punya dua pilihan. Yaitu, membeli BBM Premium di Bodetabek atau membeli Pertamax di Jakarta. Usul boleh,kan? .(Sumber foto: diviarso.wordpress.com).

Hariyanto Imadha

BSD Nusaloka Sektor XIV-5

Jl.Bintan 2 Blok S1/11

Tangerang Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun