Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Surat Pembaca: Mengantisipasi Kelemahan Sistem Ganjil-Genap dan Solusinya

15 Desember 2012   10:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:36 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13555671201433976003

SISTEM ganjil-genap belum diterapkan. Namun, secara apriori sudah ada suara-suara pesimis dan bahkan sinisme. Alasannya, banyak negara-negara lain gagal, kok Indonesia justru akan menirunya. Sebuah cara berlogika yang kurang cerdas, apakah kalau negara-negara lain gagal, maka Jakarta pasti juga gagal? Orang bijak akan mengatakan bahwa gagal ada sebabnya dan sukses ada caranya. Beberapa suara skeptis sebagai berikut.

1.Transportasi belum memadai. Tentu, Pemda DKI Jakarta telah merencanakan tambahan 1.000 buah bus TransJakarta secara bertahap. Tentu, pelaksanaan sistem ganjil-genap juga bertahap pada ruas-ruas jalan tertentu yang telah tersedia fasilitas buswaynya. Tentu, sudah dihitung berapa kebutuhan bus TransJakarta di tiap koridornya.

2.Pemalsuan plat nomor. Bisa saja terjadi. Tapi jangan lupa, tiap hari akan diadakan razia secara acak di tempat yang berpindah-pindah. Dengan kata lain, ada tindakan hukum yang tegas. Bahkan secara bertahap untuk jangka menengah dan jangka panjang harus disiapkan e-STNK di sampaing STNK yang ada. STNK untuk pembayaran pajak sedangkan e-STNK sebagai pendamping plat nomor. E-STNI cara pmbuatannya sama dengan cara pembuatan e-KTP atau mungkin juga e-Toll. Tidak ada gunanya memalsu plat nomor.

3.Sulitnya pemantauan. Cukup banyak kendaraan yang akan memasuki ruas jalan tertentu. Untuk membedakannya menggunakan stiker berwarna merah untuk ganjil dan hijau untuk genap. Kendaraan yang belum dilengkapi stiker tertentu, sebaiknya diberi stiker dan supaya dipasang sendiri oleh pengemudinya. Petugas hanya membagikan stiker. Kendaraan yang tidak memenuhi syarat (misalnya seharusnya genap, tetapi ganjil) harus di"buang" ke ruas jalan lain.

4.Kurangnya tenaga pemantauan. Bisa ditanggulangi dengan pemasangan CCTV di mana petugas CCTV bisa bekerja sama dengan petugas pemantau di lapangan dengan menggunakan alat komunikasi yang tersedia.

5.Kendaraan akan semakin banyak. Penggunaannya yang akan dibatasi. Antara lain menaikkan pajak kendaraan, menaikkan tarif parkir secara signifikan,pembatasan usia kendaraan dan pembatasan-pembatasan lainnya.

6.Apakah berlaku untuk semua kendaraan? Diprioritaskan plat hitam dengan kemungkinan diperluas plat merah dan seterusnya. Kecuali ambulan, kendaraan duta besar/atase,kendaraan TNI/polri , kendaraan presiden,menteri dan lainnya yang akan ditentuan kemudian.

7.Kemungkinan adanya dispensasi. Harus tidak ada dispensasi untuk plat nomor yang telah ditetapkan. Sebab, jika ada dispensasi, maka akan muncul jutaan dispensasi.

8.Banyak yang tidak tahu. Tentu, harus ada sosialisasi yang gencar selama dua bulan sebelum pelaksanaan sistem ganjil-genap. Antara lain melalui televisi, surat kabar, radio dan media massa lainnya.

Untuk seksesnya sistem ganjil-genap, sebaiknya Pemda DKI Jakarta segera merencanakan mpersiapkan e-STNK dan peralatan scanner untuk e-STNK. Tiap mobil yang akan memasuki ruas jalan tertentu, harusmemasukkan e-STNK ke perangkat pemantai. Jika sesuai peruntukannya (ganjil atau genap) pintu portal terbuka secara otomatis dan tertutup sat kendaraan melewati portal. Jika e-SYTNK tidak sesuai, maka kendaraan harusemilih "jalan pembuangan". Negara-negara lain gagal karena tidak memenuhi kedelapan hal tersebut di atas. Semoga Pemda DKI Jakarta bisa menerima masukan ini dan saya yakin Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok akan menjadikan Jakarta sebagai pelopor kesuksesan sistem ganjil-genap. (Sumber foto: vitopatresi.blogspot.com)

Hariyanto Imadha

BSD Nusaloka Sektor XIV-5

Jl.Bintan 2 Blok S1/11

Tangerang Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun