Mohon tunggu...
Agus Hariyanto
Agus Hariyanto Mohon Tunggu... -

Pendidik di sekolah dasar negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Penyaduran sebagai Salah Satu Bentuk Karya Tulis Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru

19 Februari 2013   06:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:04 8027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah meningkatkan kemampuan menulis guru di Indonesia. Tetapi dalam hal penulisan guru di indonesia sangat kurang, hal ini dapat kita ketahui Paling tidak ada tiga indikator yang melatar belakanginya. Pertama, rendahnya penyertaan guru dalam setiap lomba penulisan yang diadakan oleh Kemendikbud untuk tingkat Nasional dan Dinas Pendidikan untuk tingkat propinsi dan kota/kabupaten, termasuk juga lomba-lomba menulis yang diadakan oleh organisasi profesi guru. Kedua adalah kebiasaan guru yang jarang menulis hal ini dapat kita lihat jarangnya publikasi ilmiah penelitian yang dilakukan oleh guru, dan ketiga adalah budaya masyarakat kita yang lebih suka melihat tayangan televisi dari pada membaca, sehingga guru kering akan gagasan dan ide yang dapat meraka tuliskan.

Setiap tahun Pusat Perbukuan Kemendikbud mengadakan lomba penulisan buku pengayaan untuk guru dan tenaga kependidikan. Jumlah pesertanya setiap tahun tidak menunjukan peningkatan yang signifikan. Menurut Panitia Lomba Penulisan Buku Pengayaan Tahun 2010, jumlah pesertanya tidak sampai 500 orang. Suatu angka yang buruk bila dibandingkan dengan jumlah guru di Indonesia yang saat ini mencapai 2,6 juta orang. Padahal hadiah yang disiapkan untuk sekitar lima puluh pemenang bagi semua kategori dan tingkatan mendekati angka Rp 3 milyar, (Sumber Najian lengkong Agupena 2011). Dalam upaya belajar menulis guru dapat menerapkan beberapa tehknik yang dapat membantu guru dalam menjadi seorang penulis. Salah satu cara yang paling mungkin dan mudah yang dapat guru lakukan dalam memulai belajar menjadi penulis adalah dengan tehnik penyaduran.

A.Pengertian Saduran

Dalam rangka peningkatan kemampuan guru dalam menulis yang sederhana dan yang paling mungkin dilakukan oleh guru adalah saduran, karena guru dapat menuliskannya dengan menggunakan bahasnya sendiri, sehingga akan lebih mudah dilakukan khususnya bagi penulis pemula atau guru yang ingin belajar menjadi penulis. Saduran adalah merubah dan menyalin ulang naskah yang ada dengan bahasa sendiri dengan esensi yang sama. Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  saduran adalah:

1.Hasil menyepuh

2.Hasil menggubah, gubahan bebas dari cerita lain tanpa merusak garis besar cerita

3.Ikhtisar, ringkasan, dan laporan

Agar dalam penyaduran guru tidak terjebak dalam plagiarisme, tentunya kita wajib mencantumkan dari mana ide tersebut kita dapatkan, sebagai bentuk apresiasi kita terhadap penulis yang memberikan inspirasi tersebut.

B.Prasyarat Penyadur

Untuk menjadi penyadur yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk antara lain sebagai berikut:

1.Menguasai dengan baik bahasa buku yang akan kita sadur, hal ini merupakan hal yang paling penting dan mutlak, karena tanpa penguasaan bahasa buku yang baik saduran yang kita tulis dapat bermakna ambigu dan keluar dari esensi yang kita maksudkan. Berbeda dengan terjemahan yang kaku saduran lebih fleksibel karena berdasarkan bahasa dan pemahaman kita sendiri tetapi tidak boleh terlepas dari makna sumber yang kita sadur.

2.Memahami gagasan utama karya asal, memahami gagasan ini dapat kita latih dengan mencari tema suatu paragraf atau cerita. Dengan memahami gagasan utama kita telah menemukan inti permasalahan dari bahan yang kita sadur.

3.Menguasai bahasa saduran, penguasaan bahasa saduran erat kaitannya dengan kemampuan bahasa penyadur, cara terbaik untuk malatih penguasaan bahasa saduran ini dapat kita tingkatkan dengan sering membaca buku dan literatur, sehingga kita menjadi kaya akan kosa kata.

4.Memahami aturan penyaduran, aturan yang paling utama dalam penyaduran adalah harus dan wajib untuk mencantumkan sumber asal penyaduran tersebut, hal ini adalah untuk menghindari Plagiarisme atau penjiplakan. Untuk meningkatkan kemampuan kita akan aturan penyaduran adalah dengan membaca hasil saduran yang sudah baku dengan hasil saduran kita, sehingga kita mendapatkan gambaran sejauh mana kemampuan kita dalam memahami aturan penyaduran tersebut.

5.Mengetahui berbagai bentuk karya tulis, karya tulis yang ada sekarang sangat beragam jenisnya, tetapi secara garis besar hanya terdiri dari fiksi dan non fiksi. Karya tulis fiksi dapat berupa cerpen, novel, roman dan esai yang dapat kita sadur menjadi suatu rangkuman, ringkasan, ikhtisar dan sebagainya. Sedangkan karya tulis non fiksi yang dapat kita sadur antara lain makalah, skripsi, tesis, kritik artikel dan resensi. Dengan mengetahui ciri dan karakteristik masing-masing kita dapat segera menentukan langkah yang paling tepat dalam penyaduran.

6.Aturan karya tulis, peningkatan kemampuan ini dapat dilakukan dengan belajar melihat berbagai resensi buku tentang aturan penulisan karya tulis yang biasanya dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi yang ditujukan untuk pembimbingan penulisan karya ilmiah kapada mahasiswa. Atau dengan melihat dan mempelajari karya tulis saduran yang sudah baku.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam sudut pandang penulis karya tulis saduran antara lain sebagai berikut:

1.Mengetahui sumber karya saduran, penulis harus mengetahui dengan jelas sumber yang dijadikan rujukan dalam karya tulis yang hendak kita sadur, hal ini dimaksudkan untuk kontrol dalam hasil akhir saduran, jangan sampai hasil suduran yang kita lakukan berbeda maknanya dari sumber aslinya.

2.Kemampuan penyadur dalam menguasai karya asal bahan yang disadur, bagi penulis atau penyadur harus benar-benar manguasai bahan yang akan disadur, hal ini mengandung maksud agar hasil penyaduran benar-benar melalui telaah yang dapat dipertanggung jawabkan.

3.Tujuan dalam penyaduran yang dilakukan oleh penulis, tentunya untuk pengembangan Ilmu pengetahuan bukan untuk plagiarisme.

C.Langkah-langkah dalam Menyadur

Beberapa langkah dasar dalam menulis karangan saduran yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:

1.Membaca dengan cepat dan cermat/ membeca skeming, membaca dengan cermat dengan cepat memerlukan proses untuk dapat menguasainya, dalam mengasah kemampuan ini guru dapat melatihnya dengan membaca cepat suatu cerita kemudian menyusunnya dalam bahasa sendiri secara cepat. Atau dengan mencoba mecari gagasan utama dari suatu paragraf dengan cepat.

2.Gagasan utama dari karya asal yang akan disadur, jika gagasan utamanya sudah ditemukan maka penyadur akan dengan mudah mencari benang merah dari setiap kejadian dan sudut pandang dari karya asal, sehingga akan dengan mudah bagi penulis untuk menyadur dengan bahasa sendiri.

3.Kerangka alur dari karya asal ditulis dalam bentuk iktisar untuk memudahkan penyaduran. Penulisan ikhtisar ini tentunya tidak boleh keluar dari makna karya tulis  yang kita sadur.

4.Mengembangkan kerangka alur. Pengembangan karangka alur seperti kita mengambangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan. Kerangka alur yang sudah ditulis kita kembangkan dengan tanpa menghilangkan esensi dari karya yang kita sadur tersebut.

5.Menuliskan saduran juga harus memperhatikan budaya karya asal, sebagai contoh bentuk tulisan asing dengan bahasa yang langsung tidak berbelit-belit, kultur ini berbeda dengan orang timur yang cenderung berputar-putar dalam menyimpulkan sesuatu.

6.Evaluasi ketepatan dalam penyaduran dilakukan dengan membandingkan hasil saduran dengan karya asli, apakah esensinya berbeda, apakah maknanya berbeda, seberapa besar kesesuaannya, bagaimana sistematika penilisannya dan apakah bahasa yang kita tuliskan sudah baku apa belum. Keenam langkah diatas dapat dilatih untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menulis, terutama saduran karya tulis.

Demikian sedikit pengetahuan tentang penyaduran dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyadur, karena pada prinsipnya penyaduran merupakan latihan yang sederhana dan yang paling mungkin dapat guru lakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis, semoga sedikit tulisan ini dapat membantu guru dalam memahami penyaduran yang kemudian dapat diimplementasikan dengan berkarya dan menulis, semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun