Mohon tunggu...
Agus Hariyanto
Agus Hariyanto Mohon Tunggu... -

Pendidik di sekolah dasar negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modal Menjadi Kepala Sekolah

12 Maret 2015   11:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:46 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DELAPAN MODAL UNTUK MENJADI KEPALA SEKOLAH

Oleh : Agus Hariyanto.

Guru SDN Klodan 4, Kecamatan Ngetos, Kab. Nganjuk

Tidak kita pungkiri bahwa jabatan kepala sekolah merupakan jabatan yang sangat strategis dan memilki arti yang sangat penting dalam mengemban amanat pendidikan yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, karena kepala sekolahlah yang menjadi garda terdepan dalam mengelola satuan pendidikan mulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi atau yang disebut dengan rektor.

Menjadi kepala sekolah atau pemimpin lembaga pendidikan merupakan jabatan yang mulia karena merupakan tumpuan dari masyarakat menggantungkan harapan dan cita-cita untuk menyiapkan generasi yang akan datang agar kelak menjadi penerus Bangsa yang memiliki daya saing yang kuat.

Untuk menjadi kepala sekolah terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan atau modal yang harus dipersiapkan, modal yang harus dipersiapakan tersebut merupakan modal yang berasal dari pribadi kepala sekolah tersebut yang didukung dengan unsur kepangkatan dan senioritas. Dalam buku psikologi kepemimpinan dan inovasi yang ditulis oleh Prof. Jamalidin Ancok, Ph.D, guru besar psikologi UGM terdapat delapan modal dasar untuk menjadi pemimpin yang baik antara lain:

1.Modal Yuridis

Modal yuridis merupakan modal yang utama dalam menjadi kepala sekolah, karena modal ini merupakan mandat dari atasan agar kepala sekolah secara legal menjabat di suatu lembaga tertentu, atau secara umum kita kenal dengan Surat Keputusan dan Surat Penugasan. Kebanyakan yang terjadi di lapangan modal untuk menjadi kepala sekolah cukup hanya berhenti pada modal yuridis saja. Akibatnya banyak kepala sekolah hanya mengejar persyaratan formal untuk menjadi kepala sekolah seperti dengan kepangkatan yang tinggi demi mengejar modal yuridis saja. Dengan selembar SK mandat kepala sekolah bertugas. Esensi yang terpenting bukan pada SK jabatannya tetapi lebih pada tanggung jawabnya.

2.Modal Intelektual

Modal ini lebih menekankan kepada kemampuan kepala sekolah dalam penggunaan kumpulan pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul. Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam organisasi. Modal intelektual terletak pada kemauan untuk berfikir dan kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru, sehingga dalam konteks ini modal intelektual tidak selalu ditentukan oleh tingkat pendidikan formal yang tinggi. Jadi pendidikan yang tinggi tidak serta merta merupakan modal intelektual tetapi yang paling penting dari modal intelektual adalah kemauan untuk berfikir.

3.Modal Kreatifitas

Menjadi kepala sekolah harus kreatif kerena dengan kreatifitas yang tinggi kepala sekolah akan mampu menghadapi tantangan yang semakin beragam dan kompleks. Adapun ciri seorang kepala sekolah kreatif adalah sebagai berikut;

a.Lancar dalam menghasilkan beberapa jawaban untuk sebuah pertanyaan.

b.Kemampuan untuk mengahasilkan gagasan yang tidak biasa dan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

c.Kemampuan menghasilkan pemikiran yang orisinil, unik dan berbeda dengan dari arus pemikiran kebanyakan orang.

d.Kemampuan untuk mengelaborasi dan memperkaya sebuah konsep.

e.Kemampuan untuk berimajinasi dan memvisualkan sebuah konsep abstrak dari sudut pandang yang berbeda.

f.Kempauan untuk mengubah suatu gagasan dengan melihat maknanya dan manfaatnya.

g.Kemampuan untuk melihat hubungan dan kaitan antara satu hal dengan hal yang lain.

h.Kemampuan untuk mengkombinasikan bagian-bagian kedalam keseluruhan yang kompak dan logis.

4.Modal Emosional

Menurut Goleman(1997)  emosional merupakan kemampuan  manusia mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta mamahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam modal emosional kepala sekolah wajib memahami hal-hal sebagai berikut:

a.Kesadaran diri adalah kemampuan kepala sekolah untuk memahami keadaan emosi dirinya sendiri secara tepat dan akurat dalam berbagai situasi yang dihadapinya secara konsisten.

b.Pengelolaan diri adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola emosi secara baik, setelah memahami emosi yang dirasakannya.

c.Kesadaran sosial adalah kemampuan kepala sekolah untuk memahami emosi orang lain dari tindakannya yang tampak.

d.Pengelolaan hubungan adalah pengelolaan yang baik yang dimiliki kepela sekolah untuk berinteraksi secara positif dengan orang lain.

5.Modal sosial

Implementasi modal sosial oleh kepala sekolah dalam tugasnya sebagai pemimpin pendidikan dapat kita lihat dalam dua aspek yaitu;

a.Jaringan hubungan sosial yang merupakan jaringan kerja sama antara kepala sekolah dengan guru dan masyarakat dalam memfasilitasi pencarian solusi atas permasalahan yang terjadi di lembaga pendidikan. Penekanan dalam aspek ini adalah jaringan hubungan yang diikat oleh rasa percaya, saling mamahami, kesamaan nilai dan saling mendukung.

b.Kemampuan kepala sekolah untuk bekerja sama dengan anggota organisasi yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Karena pada dasarnya modal sosial merupakan serangkaian nilai atau norma yang dimilki bersama oleh anggota organisasi yang memungkinkan terjalinnya kerja sama.

6.Modal Ketabahan

Ketabahan adalah modal sukses dalam kehidupan termasuk dalam pengelolaan organisasi sekolah. Dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan yang timbul dalam organisasi sekolah hanya kepala sekolah yang tabah yang akan berhasil menyelesaikannya. Ketabahan sangat erat kaitannya dengan keuletan dan kemampuan kepala sekolah dalam mengahadapi tekanan. Dengan modal ketabahan seorang kepala sekolah tidak akan mudah mengeluh akan tantangan dan oermasalah yang dihadapinya.

7.Modal Moral

Bangsa Indonesia merupakan Bangsa yang sangat menjunjung tinggi moralitas, ukuran moralitas sekarang sudah menjadi ukuran dalam menentukan layak tidaknya seseorang menjadi pemimpin, kerana masyarakat sudah kritis terhadap kepemimpiman termasuk kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Doug Lennick dalam bukunya Enhanching Business Performace and Leadership Succes manyatakan bahwa kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata nilai, tujuan dan tindakan kita. Dan kemampuan untuk membedakan apa yang benar dan yang salah. Terdapat empat komponen modal moral antara lain;

a.Integritas adalah kemauan dari kepala sekolah untuk untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal kedalam perilaku sehari-hari. Kepala sekolah berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah etika dan moral.

b.Bertanggung jawab, hanya kepala sekolah yang bertanggung jawab yang akan memahami konsekwensi dari tindakannya, sehingga akan berbuat sejalan dengan prinsip etika dan moral.

c.Penyayang adalah tipe kepala sekolah yang tidak akan merugikan orang lain, lembaganya, dan bahkan Negaranya.

d.Pemaaf adalah sifat kepala sekolah yang terarah kepada semua manusia. Kepala sekolah yang memilki kecerdasan moral yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku tidak menyenangkan dengan tindakan yang tidak menyenangkan pula.

8.Modal Kesehatan

Modal kesehatan adalah badan atau raga yang mendukung manifestasi semua modal diatas. Dengan badan yang tidak sehat akan membuat semua modal diatas tidak akan muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah modal kepala sekolah agar dapat berfikir dan bekerja secara produktif. Mungkin sudah saatnya sebelum pelantikan kepala sekolah fihak yang terkait mengecek kesehatan calon kepala sekolah baik jiwa dan raganya agar kelak didapatkan sosok kepala sekolah yang bugar dan prima secara kesehatannya, sehingga akan mendukung kinerja yang baik.

Ke delapan modal diatas merupakan suatu kesatuan atau bahkan standar yang mungkin suatu saat akan dijadikan patokan dalam penjaringan sosok kepala sekolah yang ideal. Mungkin saatnya pengambil kebijakan memperhatikan delapan  modal diatas sebelum memberikan mandat untuk bertugas di lembaga pendidikan, bukan hanya modal yuridis dengan selembar SK yang selama ini terjadi. Harapan besar dengan kepala sekolah yang baik akan menghasilkan sekolah yang baik, guru yang baik dan siswa yang baik, semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun