Mohon tunggu...
Hari yanto
Hari yanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Study tentang Teori Akuntansi Islam

12 Maret 2019   20:59 Diperbarui: 12 Maret 2019   21:19 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

STUDY TENTANG TEORI AKUNTANSI ISLAM
PENDAHULUAN
Kehidupan umat manusia tidak akan lepas dari kata sejarah yang berarti sesuatu kejadian di masa lampau yang kita lewati dan akan menjadi tolak ukur keberhasilan ataupun kegagalan di masa yang akan datang. Dunia sekarang yang dikatakan sangat maju dan muatkhir dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi kehidupan tidak terlepas dari sejarah orang-orang terdahulu yang mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Jika pada masa kini lebih banyak mengagung-agungkan presepsi bahwa ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekarang merupakan kontribusi besar dari orang-orang kapitalis atau non muslim. Untuk menepis presepsi itu kita tengok sejarah bahwa umat muslim jauh lebih banyak mengkontribusikan atas ilmu pengetahuan termasuk dalam ilmu ekonomi.
Mempelajari dan menerapkan Akuntansi Syari'ah, pada hakekatnya adalah belajar dan menerapkan prinsip keseimbangan (balance) atas transaksi atau perkiraan atau rekening yang telah dicatat untuk dilaporkan kepada yang berhak mendapatkan isi laporan. Islam adalah cara hidup yang berimbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan material manusia dan aktualisasi sosio-ekonomi, serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Triyumono menyatakan bahwa Akuntansi Syari'ah merupakan salah satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk humanis dan syarat nilai.

Akuntansi Dalam Karangka Islam


Akuntansi yang berbasis Islam dapat dijelaskan melalui grass root dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Akuntansi memiliki banyak definisi diantaranya "Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas dalam bentuk yang berarti dan dalam unit financial tentang transaksi-transaksi dan events, yang paling tidak, memilki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasil-hasilnya". Atau "Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama financial information, tentang entitas bisnis yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat economic decison dalam membuat alaternatif yang rasional di antara beberapa alternatif tindakan". Ada juga yang mengatakan bahwa "Akuntansi sebagai sebuah aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi tentang ecomic entity yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi" . Menurut kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti way yang ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui. Dari sisi, terminologi bermakna pokok-pokok law regulation yang digariskan oleh Allah SWT untuk dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di dunia (Nurhayati 2009: 15). Ikatan Akuntan Indonesia (2007) syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang berhubungan dengan hablumminnaulloh maupun hablumminannas dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi syariah.


Teori Dan Praktik Akuntansi Syariah
Teori akuntansi merupakan bagian dari praktik akuntansi. Pemahaman yang benar tentang teori akuntansi akan mendorong perkembangan akuntansi menuju praktik akuntansi yang sehat. Secara konseptual, praktik akuntansi syariah hadir sebagai solusi atas permasalahan transaksi konvensional yang tidak sesuai dengan nilai-nilai islami. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Muhammad (2004) bahwa aspek-aspek akuntansi konvensional tidak dapat diterapkan pada lembaga yang menerapkan prinsip-prinsip islam, baik dari implikasi akuntansi maupun akibat ekonomi. Solusi atau jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul dijelaskan dalam alquran yang merupakan pedoman hidup bagi umat muslim. Hal ini sangat berbeda dengan jawaban atas solusi akuntansi konvensioanal yang diperoleh melalui taktik cerdik atau penalaran yang sehat.
Baik akuntansi konvensional maupun syariah sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu menuju praktik akuntansi yang baik dan sehat. Untuk menuju praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka diperlukan teori yang baik dan sehat. Dalam konsep syariah, teori yang baik dan sehat itu diperoleh melalui al-quran sebagai pedoman hidup manusia, dan sunnah berupa segala macam hal yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu. Akuntansi syariah sebenarnya merupakan jawaban dari masalah ekonomi saat ini dan tidak hanya diperuntukkan bagi umat muslim saja, karena karakteristik alquran adalah rahmatan lil alamin. Dari penjelasan tersebut bukan sebuah hal yang aneh, jika masyarakat non muslim pun beralih pada ekonomi islam, sehingga konsekuensi dari transaksi yang mengandung syariah maka kebijakan akuntansi yang diterapkan harus sesuai dengan standar akuntansi syariah.
Pemecahan masalah dalam praktik akuntansi konvensional dilakukan melalui taktik cerdik untuk masalah yang bersifat sederhana, dan kearifan untuk masalah yang kompleks dan memiliki pengaruh yang luas terhadap praktik akuntansi. Pemecahan masalah tersebut seringkali mengandung kepentingan praktis dan jangka pendek, yang berasal dari pembuat standar. Contoh yang seringkali muncul adalah adanya kecenderungan praktis dan profesional yang hanya menggunakan pengalaman praktiknya dalam pemecahan masalah praktik akuntansi, dan merasa puas dengan pencapaian pengalaman praktik tersebut. Padahal kemajuan profesi akuntansi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengalaman praktik saja, tetapi juga harus didukung dengan teori sebagai landasan dalam riset akuntansi.
Sebaliknya pemecahan masalah dalam akuntansi syariah harus bebas dari kepentingan, dan hanya ditujukan untuk tujuan yang benar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam alquran, dan berorientasi jangka panjang, tidak hanya orientasi jangka pendek saja. Dengan pendekatan teori yang benar, seharusnya orang dapat melihat masalah yang muncul dengan perspektif yang lebih luas, tidak hanya sekedar coba-coba atau trial and error. Gambling dan karim menyatakan bahwa metodologi terbaik untuk sampai pada sebuah teori akuntansi islami adalah dengan pendekatan normatif deduktif. Pendekatan normatif deduktif digunakan karena muslim harus menerapkan prisip-prinsip syariah dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan ekonomi. Pendekatan ini digunakan dalam penetapan standar akuntansi, yang mencakup bagaimana memahami tujuan laporan keuangan, rumus-rumus akuntansi dan definisi konsep prinsip-prinsip syariah. Dengan pendekatan deduktif, prinisp-prinsip teoritis akuntansi secara logis diperoleh melalui deduksi berbagai asumsi dari aksioma atau prinisp-prinsip awal nya. Dengan Pendekatan ini, maka prinsip atau aturan yang diperoleh akan sesuai dengan nilai-nilai islam.
Adapun  hal yang mendorong munculnya akuntansi syariah adalah adanya kajian ulang tentang penggunaan syariah yakni Islam sebagai petunjuk dalam pengembangan teori akuntansi. Oleh karena itu, dalam mengembangkan teori akuntansi sudah seharusnya didasari oleh syariah atau sesuai dengan nilai- nilai islam. Teori akuntansi yang dibangun untuk memahami praktik akuntansi syariah tidak boleh bertentanngan dengan prinsip-prinsip syariah.


Bentuk Akuntansi Zakat

Akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi yang dikhususkan untuk menentukan dan menilai aset wajib zakat, menimbang kadarnya (volume), dan mendistribusikan hasilnya kepada para mustahiq dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam.
Akuntansi sebenarnya merupakan salah satu dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya, karena akuntansi ini sifatnya urusan muamalah. Sehingga Sofyan Safri menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam ada dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat Islam. Karena keduanya mengacu pada kebenaran walaupun kadar kualitas dan dimensi dan bobot pertanggungjawabannya bisa berbeda. Namun karena pentingnya permasalahan ini maka Allah SWT bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 282 yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya..." Dari ayat ini dapat kita catat bahwa dalam Islam, sejak munculnya peradaban Islam sejak Nabi Muhammad SAW telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanannya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan, antara dua pihak yang mempunyai hubungan muamalah. Dengan demikian maka akuntansi merupakan hal penting dalam setiap transaksi perdagangan maupun perusahaan, karena pencatatan untuk tujuan keadilan dan kebenaran.
Banyak orang menganggap bahwa salah satu fungsi akuntansi Islam yang paling penting adalah Akuntansi Zakat, bahkan ada yang menganggap Akuntansi Islam itu adalah untuk menghitung zakat. Tapi Sofyan Safri menganggap bahwa akuntansi Islam tidak hanya terbatas pada menghitung dan melaporkan zakat ini tetapi jauh lebih luas dari itu, karena akuntansi Islam juga merupakan bagian dari sistem sosial umat sehingga akuntansi Islam juga
harus dapat menciptakan kehidupan yang Islami sesuai syariat dan norma-norma Islam.
Standar akuntansi zakat sesungguhnya mempunyai aturan tersendiri dengan melihat sifat zakat ini, standar akuntansi akan mengikuti bagaimana harta dinilai dan diukur. Secara umum standar akuntansi zakat akan dijelaskan sebagai berikut: penilaian dengan harga pasar sekarang, aturan satu tahun, kekayaan/aset, aktiva tetap tidak kena zakat, batas jumlah. Transaksi Zakat adalah transaksi Zakat, Infaq dan Shadaqah.

Akuntansi Berorientasi Sosial
Akuntansi adalah aktivitas jasa, yang berfungsi menyediakan data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternatif. Data kuantitatif yang disediakan oleh akuntansi disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan menurut SAK adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini manajer sebagai stewardship atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Sementara tujuan akuntansi sosial menurut Ramanathan (Yudiani,1998) adalah: 

1. mengidentifikasikan dan mengukur kontribusi sosial perusahaan.

2. membantu perusahaan untuk menentukan apakah strategi dan praktek perusahaan sesuai dengan kepentingan sosial.

3. membuat informasi yang relevan mengenai sasaran, kebijakan, program, kinerja dan kontribusi perusahaan kepada masyarakat.


Dengan melihat difinisi dan tujuannya, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik akuntansi sosial meliputi:

1. identifikasi dan pengukuran dampak sosial yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan

2. pelaporan atas tanggung jawab sosial yang dibebankan pada perusahaan

3.mengevaluasi prestasi sosial perusahaan

4. menyediakan informasi yang memungkinkan penilaian komprehensif atas seluruh sumber daya dan akibat-akibat sosial-ekonomi.


Akuntansi Pertanggung Jawaban
Akuntansi pertanggung jawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggung jawaban yang ada dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggung jawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggung jawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggung jawaban.
Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggung jawaban terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut :
Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk setiap unit dalam struktur organisasi.
Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan.
Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan.
Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen dalam perusahaan.
Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat dalam penerapan akuntansi pertanggung jawaban.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, 2002, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta:PT Salemba
Emban Patria.
Jusup, Al Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid I, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001.
Mufraini, M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun jaringan, Jakarta: Kencana, 2006.
Harahap, Sofyan, Syahri, Ekonomi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun