Mohon tunggu...
Hariyanto Wijoyo
Hariyanto Wijoyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

insan yang mencoba menjadi hamba ALLAH yang mengejar ridho-NYA untuk menggapai jannah-NYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kacong - Pengabdian Setengah Abad di Atas Becak

13 Mei 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dua tahun lalu saya pernah bertanya kepada almarhumah mama saya, waktu itu sore hari, sambil duduk di teras rumah. Saat itu beliau minta dipanggilkan Kacong untuk mengantarnya ke toko swalayan Hawa Baru, di jalan Gunung Latimojong, sekitar 1 kilo jaraknya dari rumah.

“Ma, kenapa panggil Kacong ? Kacong itu sudah tidak terlalu kuat, becaknya lambat jalannya dan matanya yang sebelah sudah tidak bias melihat lagi . Apalagi jalur menuju Gunung Latimojong itu adalah jalur padat dan ramai, rawan kecelakaan.”

Almarhumah mama saya menjawab pelan sambil tersenyum..”Justru karena becaknya lambat jalannya, dan matanya hanya satu saja yang bias sempurna melihat, maka saya merasa lebih aman..karena pasti Kacong tidak balap (ngebut) dank arena becaknya berjalan dengan pelan dia bisa lebih hati-hati memperhatikan dan mengawasi kendaraan disekitarnya dengan matanya yang cuma satu bias melihat normal.”

>hw08052011-maribar<

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun