Mohon tunggu...
Hariyanto Wijoyo
Hariyanto Wijoyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

insan yang mencoba menjadi hamba ALLAH yang mengejar ridho-NYA untuk menggapai jannah-NYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Foto Selfie Ternyata Bisa Menjerumuskan Kita ke Dalam Dosa

21 Januari 2015   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda termasuk salah satu pelaku dan pemuja ber-foto "SELFIE" atau bukan, dengan segala hormat dan tidak bermaksud menggurui, mohon sebelum berkomentar, tolong dibaca artikel ini secara  perlahan dan baik-baik hingga tuntas.

Saat ini boleh dikatakan tak ada lagi yang tidak kenal dengan kata “Selfie”, suatu perilaku memotret diri sendiri yang semakin hari semakin marak saja. Beraneka macam ragam gaya, pose beserta latar belakang, seakan tak henti hadir silih berganti menghiasi dunia maya, terutama di sosial media sejenis Facebook, Blackberry Messenger, Instagram, Path dan lain sebagainya.

Pada awalnya “Selfie” dilakukan hanya untuk kesenangan belaka, namun seiring dengan itu perlahan tapi pasti aksi berfoto ria ala “Selfie” ini tanpa disadari bisa membuat kita terjebak dan terjerembab, bahkan terperangkap dalam dosa. Bagaimana berfoto ala “Selfie” bisa membuat kita menjadi berdosa ???

Sebenarnya sederhana saja, yakni ketika kita melakukan “Selfie” dengan niat ingin mendapat pujian dari orang-orang yang melhat foto kita. Atau bisa juga karena ingin membuat orang-orang menjadi terkagum-kagum akan foto “Selfie” kita, yang diambil dengan latar belakang tempat-tempat yang mahal dan mewah yang tidak terjangkau oleh orang lain, misalnya di restoran, di mall, di hotel-hotel atau di luar negeri.

Misalnya saja, sekarang banyak umat Islam di Indonesia yang melaksanakan ibadah Umroh ke tanah suci, mengunjungi kota Makkah dan Madinah. Sewaktu mereka berada di tanah suci, aksi ber-foto ria ala “Selfie” pun seolah-olah menjadi kewajiban. Foto-foto hasil jepretan itu kemudian diupload keberbagai media sosial yang ada, maka dengan cepat foto-foto tersebut hadir menghiasi time line Facebook, Blackberry Messenger, Instagram, Path dan lain-lainya.

Niatnya sich pada awalnya hanya untuk kesenangan atau dokumentasi pribadi, namun semua itu bisa berubah menjadi sikap pamer dan kebanggaaan yang berlebihan bahwasanya kita sudah melakukan ibadah umroh dan mengganggap orang lain belum tentu mampu melakukannya. Selain itu, secara tidak langsung kita juga sudah memamerkan kemampuan ekonomi kita yang lebih baik, lebih bagus dari orang lain, meskipun sebenarnya hal itu tidak kita lakukan secara langsung.

Akan tetapi lambat laun, segala pujian-pujian yang tertuju kepada foto-foto “Selfie” kita, bisa menjadi pintu gerbang bagi gerombolan syaithon menyelusup masuk ke dalam hati kita untuk menyebarkan godaannya yang bisa membangkitkan serta menimbulkan sifat-sifat sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur. Sehingga akhirnya kita-pun terjerumus ke dalam dosa gara-gara ber foto selfie.

Sebelum membahas lebih lanjut, saya coba uraikan secara ringkas makna dari Riya, Ujub , Sum’ah dan Takabur. Riya itu secara umum bermakna memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain untuk mendapat pujian dan penghargaan. Sedangkan makna Ujub adalah mengagumi diri sendiri serta merasa memiliki kelebihan dari orang lain. Sum’ah bermakna menampakkan amal perbuatannya yang tersembunyi kepada orang lain, yang sebelumnya tidak mengetahuinya demi memperoleh keuntungan atau penghormatan.

Dan yang terakhir, takabur adalah sifat angkuh dan membanggakan diri sendiri dengan mengabaikan keberadaan ALLAH SWT. Asal kalian tahu saja, sifat-sifat sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur bisa hadir pada saat, setelah atau sebelum kita melakukan aksi berfoto narsis ala “Selfie”.

Kalau sudah demikian, maka yang rugi tentulah para sahabat-sahibit blogger se-dunia, karena itu hendaknya lah kita selalu memperbaiki dan meluruskan niat kita semata hanya demi ALLAH SWT semata sebelum melakukan sesuatu. Janganlah membiarkan amalan pahala ibadah yang telah kita kumpulkan selama ini menjadi terhapus sia-sia belaka, bahkan berbuah keburukan serta dosa, dikarenakan adanya sikap sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur dalam hati.

At least, hendaknya kita selalu ingat bahwa hanya kepada-NYA kita menyembah dan hanya kepada-NYA kita memohon pertolongan. Dengan senantiasa mengingat dan menghadirkan-NYA dalam setiap aktifitas kehidupan kita, maka semoga saja kita semua bisa dilindungi oleh-NYA dan terhindar dari sikap sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur yang kemudian berujung kepada dosa.

Tabe salama' ki'
Keep Happy Blogging Always, mari ki' di' :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun