Mohon tunggu...
Hariya Haldin
Hariya Haldin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Teknologi Konsumerisme Olahraga

8 Juni 2020   00:40 Diperbarui: 8 Juni 2020   00:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dapat pula dilihat pada hotel-hotel banyak menyediakan sarana dan fasilitas untuk berolahraga. Semua bentuk pemenuhan kebutuhan ini menggambarkan bahwa masyarakat masih mengganggap berolahraga masih diperlukan sebagai salah satu sarana pemenuhan kebutuhan untuk jasmani dan rohani. Olahraga memang merupakan suatu kebutuhan dari seseorang, akan tetapi orang tersebut dapat pula meninggalkan olahraga itu sendiri. 

Hal ini disebabkan karena oleh banyak hal, di antaranya dari segi budaya, sosial, pribadi dan psikologi (Kotler dan Armstrong, 2001: 197). Keempat faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku konsumen olahraga, selain itu perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh penyedia layanan jasa olahraga tersebut. Para penyedia jasa harus bisa membaca kebutuhan konsumen, apabila kebutuhan konsumen dapat dipenuhi oleh penyedia jasa maka konsumen akan terus menggunakan jasa yang ditawarkan. Untuk itu di dalam kalimat ini akan dibahas mengenai perilaku konsumen olahraga.

Konsumen olahraga merupakan raja dari pengguna jasa yang ditawarkan oleh para penyedia jasa olahraga. Penyedia jasa olahraga harus bisa melayani kebutuhan atau kemauan dari para pengguna jasa olahraga tersebut, agar usaha yang dijalankan dapat terus berjalan. Jalannya usaha pelayanan jasa yang dikelola sangat bergantung sekali kepada eksistensi para pengguna jasa olahraga tersebut. 

Kedua pihak tersebut harus dapat saling memenuhi dan terpenuhi kebutuhannya, agar bisnis jasa olahraga yang dijalankan tetap berjalan sebagai mana mestinya. Konsumen olahraga dalam menentukan keputusannnya di dalam menggunakan jasa yang ditawarkan melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilalui di antaranya pertama-tama konsumen olahraga melihat rangsang yang diberikan. 

Rangsang yang diberikan oleh para penyedia jasa olahraga seperti dalam bentuk produk, harga, distribusi, dan promosi. Rangsang lain yang yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen mencakup peristiwa besar dalam lingkungan pembeli, seperti ekonomi, teknologi, politik, dan budaya (Kotler dan Armstrong, 2001: 196). 

Rangsangan yang diterima oleh konsumen olahraga akan mempengaruhi tanggapan-tanggapan di dalam kotak hitam konsumen, yang memiliki dua bagian. Bagian pertama yaitu karakteristik pembeli yang mempengaruhi bagaimana bersikap dan bereaksi terhadap rangsangan. Bagian kedua yaitu proses keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

Pengaruh perkembangan tersebut cukup berperan dalam merubah pola hidup masyarakat dunia, yang semula tradisional, berkembang menjadi semitradisional, lalu melesat menuju pola hidup modern. Kita mengidentikkan pola hidup modern dengan pola hidup yang praktis dan serba efisien. 

Statemen tersebut mungkin cukup tepat untuk mendeskripsikan fenomena tersebut. Secara khusus perkembangan Teknologi Informasi juga mempengaruhi perkembangan di bidang ekonomi masyarakat. Terdapat 3 kelompok dalam kegiatan ekonomi, yaitu produsen, konsumen, dan pemerintah. 

Masing-masing kelompok mempergunakan kesempatan ini untuk memajukan dan memudahkan kegiatan ekonomi mereka. Produsen mempergunakan kemajuan teknologi sebagai alat efisiensi produksi untuk menghasilkan barang dengan biaya murah. Di samping itu, produsen turut serta dalam mengembangkan teknologi di bidang ekonomi untuk mensosialisasikan produknya pada konsumen.

Sebagai konsumen cukup dimanjakan dengan kehadiran fasilitas teknologi tersebut. Tentunya, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pola perilaku sebagai seorang konsumen. Di antara pola perilaku yang mengalami perubahan tersebut yakni sikap kritis kita. Kita-sebagai konsumen-menjadi lebih kritis dan selektif dalam membeli barang melalui berbagai informasi yang kita dapatkan dari berbagai media.

Jadi berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan dapat kita ulas dari perbandingan di era tahun 90-an. Di mana perkembangan teknologi belum begitu pesat, sebagai salah satu contohnya untuk melihat pertandingan seperti sepak bola, badminton, basket dan lain-lainnya kita hanya dapat melihat atau menyaksikan pertandingan hanya sekelas daerah serta salah satu stasion televisi yang menayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun