Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

RRI dan Proklamasi 17 Agustus 1945

10 September 2023   09:10 Diperbarui: 10 September 2023   09:14 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hal. 111 dari Buku "40 Tahun RRI, 1985" yang memuat artikel karya Jusuf Ronodipuro berjudul "Proklamasi dan Peranan RRI". (Foto repro: Hari Wiryawan)

"Siasat penggunaan siaran ini segera diketahui oleh seorang pemimpin radio bangsa Jepang, dan dua orang yang dianggap bertanggung jawab akan hal itu (jaitu bekas mayor Bachtar Lubis dan Jusuf Ronodipuro) diminta pertanggungjawaban. Dalam perdebatan yang seru maka orang Jepang itu tidak dapat menahan kesabaran nya lagi dan pedang samurai sudah terhunus, tinggal saja mengayunkan. Untung sekali pada saat itu Pemimpin Umum Radio Jepang di Jawa Tomobachi, yang menginsyafi bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia sudah menjadi suatu kenyataan, memasuki kamar dimana pertengkaran sedang berlaku dan pertumpahan darah bisa dihindarkan." (SRI, 1953 h. 34)

Sampai disini buku SRI, 1953 sama sekali tidak melakukan glorifikasi tentang pembacaan naskah proklamasi oleh Jusuf Ronodipuro. Buku yang terbit tahun 1953, hanya delapan tahun setelah peristiwa itu menulis apa adanya. Siaran teks proklamasi itu tetap disebut siaran dari Hoso Kyoku Jakarta, tidak menyebut sebagai siaran RRI. Jusuf Ronodipuro juga sama sekali tidak disebut sebagai penyiar RRI. Dengan demikian, buku SRI, 1953  klir, tidak melakukan penyimpangan sejarah.

Lalu dari manakah distorsi terjadi? Dari manakah Taufik Ismail bisa mengambil alur sejarah yang keliru? Salah satu kemungkinannya adalah bahwa distorsi sejarah ini muncul pada tahun 1985.

Pada tahun 1985 terbit sebuah buku berjudul 40 Tahun Radio Republik Indonesia 11 September 1945-1985. (selanjutnya disebut buku 40 Tahun RRI). Buku ini diterbitkan oleh Panitia Peringatan Hari Radio ke-40 tahun 1985, pada masa Menteri Penerangan Harmoko.

Dalam buku ini ada kata sambutan dari Presiden Suharto, lengkap dengan foto Pak Harto sedang berpidato di gedung DPR/MPR RI dengan logo RRI pada mikrofon yang digunakan. Ada pula sambutan Menteri Penerangan Harmoko, sambutan Dirjen Radio, Televisi dan Film (RTF) Drs Subrata dan Direktur Radio Ir Iskandar Arfan.

 Buku ini tebalnya lebih dari 230 halaman. Ada sejumlah Bab yang ditulis dalam buku ini, namun klasifikasi atau sistematika buku ini tidak jelas, campur aduk. Kerancuan juga terjadi pada judul. Di bagian sampul terdapat slogan "Sekali di udara tetap diudara". Apakah slogan itu masuk sebagai judul atau tidak, tidak jelas. Sepertinya Tim Penyunting buku ini tidak berpengalaman dalam menyusun sebuah buku.

Pada halaman 111 terdapat artikel berjudul "Proklamasi dan Peranan RRI, sebuah Catatan Jusuf Ronodipuro." Pada halaman pertama artikel ini memuat foto Jusuf Ronodipuro lengkap dengan biografinya (lihat foto di atas). 

Dalam naskah sepanjang 6 halaman ini, diuraikan bagaimana kisah Jusuf Ronodipuro ketika membaca naskah proklamasi yang pagi harinya dibaca Bung Karno. Jusuf menceritakan dengan rinci dan lengkap. Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa Jusuf bekerja di Hoso Kyoku Jakarta sejak tahun 1943 sebagai penyiar pembaca berita. Dijelaskan pula bahwa naskah proklamasi itu dibaca ketika ia masih bekerja di Hoso Kyoku Jakarta.

Jusuf Ronodipuro mengatakan dalam halaman 113 buku 40 Tahun RRI sbb:

"Pada hari itu k.l. jam 18.00 Syahrudin, wartawan kantor Berita "Domei" dengan memanjat tembok belakang Gedung Hoso Kyoku dari Jalan Tanah Abang berhasil memasuki halaman tanpa diketahui oleh penjaga-penjaga Jepang dan menemui kami di ruangan Bagian Pekabaran. Pada kami disodorkan secarik kertas yang ditik berisikan naskah Proklamasi Kemerdekaan yang menurut Syahrudin "...tadi pagi jam 10.00 diproklamirkan oleh Bung Karno di Pegangsaan Timur 56...."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun