Wilayah Indonesia yang paling sering disebut sebagai bagian dari Turki Usmani adalah Aceh. Ditemukanya banyak makam orang Turki, meriam Turki, surat menyurat dengan Turki, Â dianggap merupakan bukti bahwa Aceh adalah bagian dari Turki Usmani.Â
Namun, menurut film ini, kerjasama nyata antara Aceh dan Turki Usmani yang pernah terjadi yaitu ketika Turki membantu Kesultanan Aceh menghadapi Portugis di Malaka. Menurut film itu, ada tiga kali serangan Kesultanan Aceh ke Malaka yaitu tahun 1537, 1564 dan 1568. Namun serangan yang dibantu Turki Usmani, hanya 1 (satu) kali yaitu serangan ke Malaka tahun 1568.
Dari 15.000 pasukan Aceh yang menyerang ke Malaka 400 (empat ratus) diantaranya tentara dari Turki atau sekitar 2.7% dari jumlah pasukan. Jika diasumsikan setiap serangan Aceh ke Malaka mengeluarakan pasukan 15.000, maka selama tiga kali pertempuran tahun 1537, 1546 dan 1568 Kesultanaan Aceh membutuhkan 15.000 pasukan x 3 = 45.000 tentara, sementara bantuan pasukan Turki tidak bertambah, tetap 400 orang.Â
Maka dari tiga kali perang itu Turki hanya menyumbang kurang dari 1% pasukan. Pertanyaanya adalah: Apalah artinya 400 tentara Turki dibanding 45.000 pasukan Aceh?Â
Data inipun masih lemah karena referensi lain menyebutkan tentara Turki yang datang ke Aceh hanya 300 orang. Apakah ke 300 orang Turki itu seluruhnya tentara dan terjun ke medan perang semuanya? (Data lain menunjukan bahwa tentara Turki Usmani yang 300 orang itu juga digunakan untuk menyerang Tapanuli). Â
Jumlah pasukan 300-400 orang ini sangat kecil sebab dalam berbagai pertempuran Turki Usmani biasanya mengerahkan ratusan ribu pasukan. Dalam Perang Wina, (abad 17) misalnya, Turki Usmani mengerahkan 170 ribu pasukan.Â
Dalam merebut Konstantinopel, Turki mengerahkan sekitar 100 ribu pasukan. Kalau ada pertanyaan: apakah ada kerjasama militer antara Turki Usmani dengan Aceh? Jawabnya: ada yaitu 1 kali. (Sekali lagi hanya satu kali). Â Selama berdirinya Khilafah Turki Usmani enam abad (1299-1924) kerjasama antara Turki Usmani dan Aceh hanya dilakukan 1 (satu) kali. Â Â
Dengan demikian, bantuan Turki Usmani itu sangatlah kecil dibandingkan dengan kemampuan Turki Usmani dalam bidang militer. Turki Usmani, sebagai super power yang sudah menundukkan Eropa, Afrika dan Asia menyumbang 400 orang pasukan adalah remeh-temeh.Â
Besar kecilnya pasukan, tentu tergantung medan dan lawan, namun jumlah 300-400 pasukan itu adalah bantuan ala kadarnya, bantuan basa-basi. Film itu juga menyebut adanya 20 (dua puluh) pasukan Turki Usmani yang membantu Sultan Baabullah di Maluku dalam melawan Portugis. Tidak disebutkan berapa pasukan dari Maluku yang melawan Portugis.
Yang menarik adalah, kalangan pro-khilafah itu sudah bangganya minta ampun dengan bantuan ala kadarnya itu. Mereka bangga tidak kepalang mendapat bantuan --meski hanya secuil-- bukan bangga berdiri di atas kaki sendiri. Â
Tapi baiklah kalau kelasnya hanya bisa bangga minta bantuan, maka bagaimana dengan Perang Aceh melawan Belanda antara tahun 1873-1904? Apakah ada bantuan Turki Usmani? Jawabnya: Tidak ada. Bagaimana dengan Perang Padri di Minangkabau melawan Belanda tahun 1803-1838? Bantuan Turki: Nol. Perang Sultan Agung dari Mataram yang menyerang Batavia tahun 1628 dan 1629, bantuan Turki: Nol.