Mohon tunggu...
Haritsdianty SyabandiahPutri
Haritsdianty SyabandiahPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Ingin menjadi sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Bahasa Campuran di Remaja Indonesia

17 Desember 2020   12:18 Diperbarui: 17 Desember 2020   12:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi nasional Republik Indonesia, sejak Indonesia mulai membacakan teks proklamasinya pada tanggal 17 Agustus 1945 lampau. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak varietas bahasa melayu yang tersebar di kawasan Asia Tenggara.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia pada awalnya telah dicantumkan dalam naskah Sumpah Pemuda, yang diumumkan pada 28 Oktober 1928, dari sini jika dilihat sebenarnya bahasa ini sudah tumbuh jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya ke publik.

Bahasa terus berkembang dengan adanya faktor perkembangan ilmu dan teknologi. Hingga saat ini bahasa Indonesia masih menjadi bahasa yang hidup, dalam artian bahasa Indonesia masih menghasilkan kata-kata baru, mulai dari penciptaan hingga melalui proses penyerapan bahasa daerah maupun bahasa asing.

Penyerapan-penyerapan bahasa asing inilah yang membuat fenomena dimana bahasa Indonesia penggunaannya dicampur bahasa Inggris. Bahasa ini tengah berkembang di masyarakat kalangan remaja bangsa. Bahasa campuran ini adalah bahasa Indonesia yang diselipkan beberapa kata dalam bahasa Inggris dalam kalimatnya.

Bahasa Inggris sendiri adalah bahasa internasional dunia, dan di jaman seperti ini setiap orang memang dituntut untuk memahami dan dapat berbahasa Inggris karena tuntutan pekerjaan ataupun pendidikan.

Beberapa contohnya adalah which is yang artinya yang mana, literally artinya secara mendasar atau secara harfiah, kemudian ada pula prefer yang mengartikan lebih suka dan digunakan saat sedang memilih sesuatu. Contoh penggunaan bahasa ini adalah saat memilih baju yang akan di beli, "Aku sih lebih prefer baju yang pink, which is itu lebih interest aja sih."

Ada beberapa faktor yang ikut andil dalam penyebaran bahasa ini selain media sosial seperti instagram, tik tok maupun twitter, pada kenyataannya bahasa ini juga dipengaruhi struktur sosial yang menganggap bahwa penggunaan bahasa asing di sela-sela obrolan terdengar lebih menarik.

Orang Indonesia selama ini juga sudah terbiasa dengan anggapan bahwa orang yang memiliki status sosial tertentu yang bila digunakan akan mendapat kehormatan. Dalam fenomena ini bahasa Inggris dianggap perwakilan simbol pendidikan tinggi, kekayaan dan kehormatan.

Selain terlihat keren di mata remaja lain penggunaan bahasa campuran ini nyatanya memberikan dampak positif juga dalam meningkatkan keberanian untuk berbicara bahasa Inggris, karena tak dipungkiri juga bahwa berbicara bahasa asing di depan orang asing masih menjadi kendala utama bagi sebagian masyarakat. Kebanyakan dari mereka takut karena keterbatasan kosa kata dalam bahasa asing.

Pencampuran dua bahasa ini juga dilihat memberikan kesan bahwa remaja sudah mengenal bahasa Inggris dengan cukup baik. Dari beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kempampuan multi bahasa dapat membuat seseorang dapat memutuskan pilihan seseorang agar lebih rasional.

Tentu saja dibalik semua dampak positif yang dirasakan masyarakat pastilah ada dampak negatif yang menyertai tren penggunaan bahasa campuran ini. Pencampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ini juga menimbulkan dampak dimana masyarakat akan malas belajar bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun