Mohon tunggu...
HARIS ZAKY MUBARAK
HARIS ZAKY MUBARAK Mohon Tunggu... -

Sejarawan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mewujudkan Kebersamaan Dialog Kaum Muda

28 Januari 2012   01:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya pemahaman sejarah perjalanan bangsa oleh generasi penerus merupakan bagian dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang terus berlangsung, sehingga sumber-sumber sejarah sebuah bangsa akan dapat dijadikan sebagai pemersatu dan pengikat identitas bangsa di tengah percaturan dan perkembangan hubungan negara bangsa. Ketika seorang warga negara menampilkan gambaran sejarah, maka usaha negara adalah mencoba sejauh mungkin memperkenalkan visi kesejarahan yang relatif tunggal dan memberikan gambaran tentang sebuah sejarah nasional yang dapat dipahami dari generasi ke generasi. Melalui penegasan kesejarahan nasional maka identitas bangsa akan terus terpelihara dalam kesatuan kehidupan kebangsaan.

Selalu ada wacana riil saat kita mulai memperbincangkan eksistensi kaum muda yaitu keberadaan mereka sebagai generasi pewaris estafet kehidupan. Kaum muda adalah motor yang akan menguhubungkan eksdidtensi masyarakat kini dan yang akan datang. Wajah kaum muda hari ini adalah cerminan dari kondisi masyarakat masa mendatang. Dalam fragemen sejarah Indonesia Sumpah Pemuda yang diikrarkan dalam Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928, adalah sumpah satya para pemuda dari berbagai wilayah, suku, dan agama dengan latar belakang kultur yang berbeda dan beragam untuk berintegrasi sebagai bangsa Indonesia. Para pemuda menyebut dirinya sebagai bangsa Indonesia. Dan momentum historis itulah yang kemudian menjadi landasan terbangunnya inspirasi dari terbentuknya bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat dalam wujud Proklamasi yang dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, 17 Agustus 1945. Melanjutkan dari gerakan Budi Utomo (1908) yang juga sangat monumental. Sumpah Pemuda adalah inspirasi lahirnya bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat, dan sekaligus sebagai wadah pembentukan karakter bangsa Indonesia secara bersama-sama nan kokoh kuat yang dilandasi perasaan senasib. Kaum muda adalah generasi penerus bangsa, hingga tidak jarang kita mendengar kalau majunya suatu bangsa itu ditentukan oleh kaum mudanya dan hancurnya suatu bangsa juga ditentukan oleh kaum mudanya.

Ditangan kaum mudalah estafet kepemimpinan berikutnya akan diteruskan. Kaum muda memiliki peran penting dalam pembangunan karena dia akan menggerakkan arah pembangunan bangsa dan menenukan masa depan bangsa. Kegamangan kaum muda dalam mengahadapi permasalahan bangsa dapat mengurangi agresivitas pembangunan bangsa. Kaum muda memang harus kembali mengambil peran-peran monumental sehingga menjadi pijakan kokoh untuk langkah pembangunan selanjutnya. Pergerakan kaum muda merupakan pergerakan yang lahir dikalangan kaum muda yang peka terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya. Dengan landasan ingin memperbaiki keadaan, para kaum muda yang terkumpul dalam suatu wadah, berkumpul untuk menyatukan pendapat dan gerak. Pergerakan yang dilakukan kaum muda bertujuan untuk membawa masyarakatnya pada keadaan yang lebih baik. Kaum muda adalah segolongan kaum yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan sejarah bangsa ini. dalam kehidupan berbangsa kaum muda mempunyai dua posisi strategis ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama sebagai kekuatan moral, kedua sebagai kekuatan politik. Posisi kaum muda inilah yang akan menentukan Negara ini mau dibawa kemana. Mereka memiliki andil yang sangat besar dalam upaya mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang merupakan sebuah mimpi anak bangsa yang belum terealisasi sepenuhnya. Untuk menyatukan dan menyamakan gerak dalam tubuh pergerakan yang dibentuk oleh generasi muda, kaum muda pada dasarnya memiliki landasan kuat yang menjadi pedoman arah pergerakan mereka.

Secara tertulis, yang menjadi landasan pergerakan generasi muda tersimpul dalam landasan Idiil (Pancasila) Sila Dua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila lima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Kaum muda sebagai kader bangsa dan kader pembangunan perlu terus meningkatkan profesionalisme, berkomunikasi dalam mendorong semangat dan kemauan belajar dan bekerja keras untuk mengembangkan kecerdasan, keahlian dan keterampilan. Serta daya nalar berpikir, kritis analitis dan tanggap terhadap tantangan lingkungan serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Bertolak dari momentum historis Sumpah Pemuda sebagai inspirasi kehidupan kaum muda dan segenap bangsa saat ini, maka perlu dipahami bahwa peringatan Sumpah Pemuda setiap tahun bukanlah sekedar untuk romantiskan sejarah. Dengan memperingati Sumpah Pemuda, kita buktikan secara nyata semangat dan kesadaran akan kebersatuan sebagai bangsa Indonesia yang merupakan himpunan kolektif dari bermacam – macam suku bangsa yang majemuk dengan perbedaan kultur, suku, dan agama. Sumpah Pemuda sebagai titik tolak dari pembentukan identitas kebangsaan Indonesia yang memiliki kemandirian merdeka dan berdaulat serta kebersamaan dalam persatuan dan kesatuan.

Melalui persatuan dan itikad bulat segenap komponen bangsa akan menjadikan bangsa ini yang kokoh dan kuat sehingga tujuan pencapaian negara sejahtera sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang –Undang Dasar 1945 akan dengan mudah tercapai. Indonesia adalah negara yang suku bangsa dan kekayaannya beraneka ragam, oleh karenanya, prinsip optimalisasi segenap keanekaragaman yang dimiliki harus menjadi tujuan utama. Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, tetapi semua buat semua, semua buat satu. Indonesia harus memiliki keyakinan diri untuk sanggup membela negara sendiri dan memiliki kekuatan yang nyata sebagai bangsa.

Pada tingkatan sekarang, segenap komponen bangsa harus terlebih dahulu sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki dan menyatupadukan segenap kehendak rakyat dalam rangka mencapai tujuan membentuk negara sejahtera. Kaum muda sebenarnya dapat membentuk budaya sendiri yang mengakar kepada kepribadian dan adat istiadat masyarakat kita sendiri yang telah berkembang selama ratusan tahun, yang berciri religius, persaudaraan, persahabatan, dan harmoni dengan alam dan masyarakat. Budaya kita tersebut memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding budaya impor dari negara maju yang bermuatan hedonisme, individualisme, dan liberalisme. Untuk itulah, kaum muda hendaknya memegang erat budaya bangsa serta mengembangkannya secara terus menerus agar sesuai dengan perkembangan zaman selama tidak menjadi kehilangan ciri khas dan substansi asalnya.

Peneguhan kembali ikatan batin dan pembaruan tekad bersama oleh kaum muda itu sangat membutuhkan kesadaran sejarah pertumbuhan bangsa dan perjalanan bangsa pada masa lalu yang dipenuhi masa pasang dan surut serta suka duka. Terkait dengan ini, penting bagi kaum muda untuk mempelajari sejarah bangsa kita secara utuh, obyektif, dan kritis. Berbagai lembaran sejarah Indonesia memberikan pelajaran dan pengalaman penting bagaimana seharusnya kaum muda memainkan peran dan membuat sejarah saat ini dan masa datang. Selalu diekspektasikan bahwa eksistensi kaum muda hari ini hendaknya memiliki penghargaan yang tinggi kepada para pahlawan, pejuang, dan tokoh pada masa lalu yang telah mengukir dan membuat sejarah. Mereka yang telah memberikan pengabdian jauh di atas standar kewajaran, bahkan mengorbankan jiwa dan raganya untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.  Adalah sangat penting kaum muda menempatkan mereka pada tempat terhormat dengan tetap menyadari bahwa mereka juga tetap manusia yang tidak luput dari salah dan kekurangan.

Prinsip kaum muda dalam hal ini adalah apa-apa yang baik dari mereka hendaknya diteruskan, dan apa yang tidak baik, hendaknya ditinggalkan. Dengan semangat kepeloporan relevan konstruksi psikologis yang kritis dan responsibel, kaum muda diidealkan selalu mengambil prakarsa bagi pembenahan, perubahan dan pembaharuan menuju kehidupan masyarakat yang lebih sehat, dinamis dan berkualitas. Dari situlah kaum muda memiliki semangat dan keinginan untuk tampil pada garda paling depan dalam memprotes segala kepincangan sosial, ekonomi politik, dan hukum. Kritis, berani dan independen adalah sikap budaya kaum muda yang kemudian mulai terlihat dari keinginan untuk terus menunjukkan jati diri.Namun demikian seringkali peranan kaum muda ini dipertemukan dengan pilihan antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi.Kematangan Idealisme dan kuatnya komitmen sosial menjadi cermin kematangan dari kematangan kepribadian,keberanian bersikap dan kemandirian menentukan pilihan bukan untuk dituntun secara menyeluruh oleh generasi sebelumnya.

Segenap komponen bangsa bahu-membahu menyatukan langkah memajukan bangsa, khusus untuk penyelenggara negara perwujudannya dapat dilakukan melalui perumusan kebijakan pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kebenaran, sebagai pemicu membangkitkan semangat kebangsaan dan patriotisme. Kaum muda dari masa ke masa, hampir selalu berputar pada sumbu kebudayaan, terutama politik. Kebudayaan dan politik suatu bangsa terutama dinamika budaya, kaum muda adalah hasil karya yang merupakan kristalisasi jawaban atas pertanyaan dan tantangan zaman yang berbeda dari waktu ke waktu.

Itulah yang ikut membentuk kondisi sosiologis dan politik kaum muda dengan segala potensi yang dimiliki sebagai garda depan dalam dimensi perubahan sosial dan politik tersebut. Eksistensi kaum muda pada era 1928 memiliki benang merah 1908, 1945, dan 1966 sering dikomparasikan dengan peranan kaum muda di masa kini. setiap generasi sebenarnya memiliki karakter tersendiri, seperti pemuda dan keberbangsaan pada era Budi Utomo 1908 berbeda dengan kiprah Sumpah Pemuda. Idealisme 1928 terimplikasi dalam momentum Proklamasi 1945. Kemudian, bangkit kekuatan koreksi revolusioner 1966.

Kalau ditelaah dari tiap fase ke fase terjadi distansi yang dari era kebangkitan nasional. Budi Utomo 1908 menuju Sumpah Pemuda 1928, diperlukan waktu 20 tahun guna membangun kebudayaan pemuda baru. Kemudian dibutuhkan waktu 17 tahun bagi kelahiran pemuda proklamator 1945. Selanjutnya, 21 tahun kemudian terlahirlah generasi mendirikan rezim Orde Baru 1966. kita pun membutuhkan waktu sekitar 32 tahun untuk memunculkan generasi pemuda yang mampu merintis lahirnya masa Reformasi, dengan aksi demonstrasi besar-besaran mahasiswa dalam menjatuhkan rezim otoriter Orde Baru untuk mengusung gerbong reformasi dengan demokrasi. Sebuah karya yang tidak kalah monumentalnya jika dibandingkan dengan karya kaum muda di era 1928. Bagaimana dengan kiprah kaum muda kita masa kini?

Orang boleh berbeda dan dalam memandang, menilai, dan memparameterkan kondisi kaum muda hari ini tapi semangat sejarah kepeloporan kaum muda adalah sumber perjuangan untuk dalam menegakkan kebenaran dalam kehidupan Indonesia. Tanpa menguraikan secara detail persoalan yang bertalian dengan kompleksitas masalah bangsa sekarang ini, yang perlu dikatakan adalah bahwa kiprah kaum muda masa kini memang berbeda jauh dengan kiprah kaum muda pada era sebelumnya yang memiliki kultur politik tertentu. Kaum muda kini hidup dalam dunia yang serba pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya global yang merasuk budaya Indonesia lewat perkembangan teknologi dan informasi dengan gaya instannya yang sangat merekat. Akibatnya, kaum muda kini tidak lagi mempersoalkan ideologi dalam tataran makna, tetapi pada tataran perbuatan. Itulah yang membuat kaum muda kini lebih berkonsentrasi mengejar prestasi di bidang ekonomi, dan perebutan prestise di berbagai tataran sosial, ekonomi, dan politik. Kaum muda semakin menjadi produk dari kebijakan korporatisme, Satu kenyataan sulit untuk melepaskan diri dari bayang bayang yang namanya konsepsi pembinaan kaum tua.

Berangkat dari konsepsi inilah yang kemudian melahirkan makin berkembangnya budaya restu yang diminta kaum muda dari kaum Tua.Tanpa mengembangkan budaya restu sepertinya kaum muda berpersepsi bahwa keberhasilan menjadi satu hal yang utopis.

Keberanian mendobrak keberhasilan, itulah yang sangat diperlukan saat ini karena musuh bersama yang dihadapi pemuda di era 1908, 1928 dan 1945, seperti penjajahan yang menjadi pemicu pergerakan mereka telah ditelan sejarah kenyataan masih ada akan tetapi kini telah lahir bentuk-bentuk penjajah berwajah baru yang tampak lebih halus, tetapi sebenarnya penjajahan tersebut tak kalah menyakitkan dari apa yang telah diterima dimasa lalu, seperti kemiskinan, keserakahan dalam penguasaan lahan-lahan ekonomi dengan tidak melihat pada keselarasan peradaban kehidupan dunia, dan menjadikan anak bangsa menjadi kaum buruh di negeri mereka sendiri.

Disinilah diperlukan semangat dan kerja keras para pemuda untuk merebut peluang-peluang sosial, ekonomi, dan politik dalam ranah global demi membawa bangsa ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Adalah para pemuda dengan penuh semangat, terlibat dalam pemecahan masalah-masalah aktual bangsa seperti selalu terganggunya kemajemukan bangsa dalam friksi dan konflik yang berlatar suku, agama, ras dan antargolongan, serta masalah-masalah internasional yang mengglobal.

Artinya, pemuda-pemuda kini harus lahir dengan semangat baru yang inspiratif sehingga dapat mencetuskan semacam 'sumpah pemuda baru, dengan format, dimensi atau perspektif baru yang berlandaskan pada seruan moral dan politik baru sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan peradaban.

Penting untuk selalu ditegaskan bahwa ada agenda strategis yang mesti direalisasikan oleh kaum muda yakni sebuah dialog dalam merumuskan suatu formulasi dalam mengelola kemajemukan dalam persatuan.Memang belakangan ini semakin berkembang proses pergerakkan yang wakili oleh oleh para mahasiswa dan para pemuda yang aktif dalam berbagai institusi perguruan tinggi dan organisasi intra ataupun ekstra kampus,ormas pemuda, kaum muda yang ada dalam kelompok kajian studi, LSM dan banyak aktivis pengembang forum lainnya. Akan tetapi dari berbagai potensi energisitas kaum muda tersebut, sampai hari ini belum ada yang mampu mempertalikan ide,sikap dan implementasi bagi eksistensi perjalanan bangsa ini. Masih kuat sekarang ini suatu situasi yang saling dikotomi dengan mencari ketegasan pembenaran pada sejarah yang eksklusifkan dalam grupnya masing – masing. Selalu berupaya untuk membenturkan perspektif pemikiran dan kepentingan daripada suatu aksi kebangsaan yang mampu menyelaraskan keseimbangan kehidupan.

Faktual yang tidak dapat ditepis, kaum muda hari ini memang sangat membutuhkan dialog dalam memunculkan kebersamaan untuk mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan sebagai pelanjut dan penjaga eksistensi bangsa Indonesia pada pencerahan zaman yang terus maju secara lebih beradab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun