Akhir-akhir ini, banyak sekali kasus-kasus tentang gangguan seksual. Salah satunya yang baru saja sangat terkenal, masih hangat dan hampir semua orang mengetahuinya yaitu kasus Pedofilia yang terjadi di JIS (Jakarta International School). Pedofilia ditandai oleh dorongan seksual yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak yang masih kecil atau belum puber. Individu yang mengalami gangguan pedofil ini akan merasa terangsang ketika ia melihat anak-anak kecil. Pada banyak kasus, memang pelaku pedofil sering tertarik pada anak-anak tetapi tidak menutup kemungkinan mereka juga tertarik pada orang dewasa. Biasanya pelaku pedofil berumur lebih tua 5-6 tahun di atas korban. Pedofil yang dilakukan bisa beraneka ragam, mulai dari hanya penganiayaan sampai pemerkosaan terhadap anak.
Penyebab individu mengalami gangguan pedofil diantaranya ketidak percayaan laki-laki terhadap perempuan dewasa. Bisa jadi, dulu mereka mempunyai pengalaman yang sangat menyakitkan ketika individu tersebut melakukan hubungan dengan perempuan dewasa sehingga ia merasa trauma untuk berhubungan dengan perempuan dewasa lagi dan melampiaskan dorongan seksualnya melalui anak-anak. Penyebab yang lain juga bisa terjadi ketika masih kecil pelaku pernah menjadi korban pedofilia itu sendiri. Mungkin ketika menjadi korban ia merasa puas dengan mengalami hubungan seperti itu dan saat korban tumbuh menjadi dewasa ia merasa ketagihan dan ingin mengulanginya lagi masa-masa seperti anak-anak dulu.
Sangat mudah sekali mereka yang tidak terpenuhi hasrat seksual terhadap perempuan dewasa melampiaskannya ke anak-anak. Maka dari itu, bimbingan penuh orang tua terhadap anak-anak yang belum tau apa-apa sangat dibutuhkan dan sangat dianjurkan mereka untuk selalu mengawasi gerak-gerik yang dilakukan oleh anak-anaknya. Sebagai orang tua, juga jangan mudah percaya menitipkan anak-anak kita ke sembarang orang. Banyak sekali sekarang ini kasus-kasus yang melibatkan dan terjadi pada anak-anak. Mulai dari pembunuhan yang dilakukan pembantu terhadap anak majikannya karena anak terlalu nakal, tidak bisa diatur dan tidak menuruti apa yang dikatakan pembantu dan kemudian pembantu merasa jengkel akhirnya si anak dibunuh sampai pada kasus-kasus seksual pada anak yang berawal dari penganiayaan.
Pengalaman-pengalaman kita di masa dini sangat mempengaruhi masa dewasa nantinya. Maka dari itu, penanganan sejak dini perlu diajarkan dan pendidikan moral sangat diperlukan untuk membentuk karakter-karakter anak menjadi lebih baik. Bentuk penanganan yang lain dari psikolog yaitu penanganan biomedik dan penanganan terapi Kognitif-Behavioral. Penanganan Biomedik diberikan obat-obat antidepresan untuk membantu individu mengontrol dorongan seksual yang menyimpang atau mengurangi dorongan seksual. Penanganan ini hanya bersifat menghilangkan dorongan sesaat. Jika gangguan tersebut muncul lagi maka diberi obat lagi. Kemudian terapi Kognitif-Behavioral, salah satunya dengan aversi (memberi stimulus yang disenangi dibarengi dengan yang tidak disenangi). Mendatangkan hal-hal yang jelek pada sesuatu yang disenangi tersebut. Contohnya: misal anak mau disape. Ibunya pasti ketika mau menyusui memberikan jamuan atau ramuan-ramuan pahit agar si anak tidak mau lagi menyusu.
Intinya, anak merupakan anugerah yang luar biasa, maka dari itu didiklah dan rawatlah mereka agar menjadi orang yang luar biasa nantinya. Pola asuh dan bimbingan orang tua terhadap anak sangat dibutuhkan.
Cukup sekian, semoga artikel ini bermanfaat!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H