Mohon tunggu...
Haris Suwondo
Haris Suwondo Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Pancasila

Pemungut dan Pemulung Kata

Selanjutnya

Tutup

Politik

20 Oktober: Simbol Transisi Kekuasaan dan Pilar Demokrasi Indonesia

19 Oktober 2024   17:10 Diperbarui: 19 Oktober 2024   17:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konsistensi ini berlanjut pada pemilu-pemilu berikutnya, termasuk pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014 dan 20 Oktober 2019. Tanggal ini kemudian menjadi tradisi dalam setiap pelantikan presiden setelah pemilihan umum.

Peran UUD 1945 dan Kepastian Konstitusi

Penetapan tanggal 20 Oktober juga didasarkan pada aturan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang telah diamandemen. Pasal 6A ayat 4 menyatakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih melalui pemilihan umum harus dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR memiliki peran sentral dalam mengawasi proses transisi kekuasaan di Indonesia, memastikan bahwa pelantikan berjalan sesuai dengan konstitusi dan prinsip-prinsip demokrasi.

Makna Demokrasi dan Transisi Kekuasaan yang Damai

20 Oktober tidak hanya menjadi sekadar tanggal pelantikan presiden, tetapi juga simbol penting dari demokrasi yang sehat dan transisi kekuasaan yang damai. Salah satu ciri utama dari sistem demokrasi yang mapan adalah adanya kepastian hukum dan proses transisi kepemimpinan yang tertib. Di banyak negara, transisi kekuasaan bisa menjadi momen yang penuh ketegangan politik, bahkan bisa menimbulkan kekacauan jika tidak dikelola dengan baik.

Namun, di Indonesia, tradisi pelantikan pada 20 Oktober menunjukkan bahwa transisi kekuasaan dapat berjalan dengan lancar dan teratur. Proses pemilihan presiden yang demokratis dan diikuti dengan pelantikan yang sesuai dengan jadwal menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil membangun fondasi demokrasi yang kuat.

Pilar Demokrasi: Keterbukaan, Transparansi, dan Kepercayaan Publik

Pelantikan presiden pada 20 Oktober juga menjadi momen penting untuk menegaskan kembali prinsip-prinsip dasar demokrasi, yakni keterbukaan, transparansi, dan kepercayaan publik. Proses pemilu yang terbuka memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih pemimpin mereka secara langsung, sementara proses pelantikan yang dijalankan secara transparan memberikan legitimasi kepada presiden terpilih untuk memimpin bangsa.

Kepercayaan publik terhadap proses pemilihan dan pelantikan presiden sangat penting dalam menjaga stabilitas politik dan sosial di Indonesia. Dengan adanya tanggal yang pasti untuk pelantikan presiden, rakyat Indonesia dapat menyaksikan bagaimana proses pergantian pemimpin nasional berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusi.

Refleksi: 20 Oktober Sebagai Warisan Demokrasi

Seiring berjalannya waktu, 20 Oktober tidak hanya menjadi hari pelantikan presiden, tetapi juga sebuah warisan demokrasi yang patut dijaga dan dilestarikan. Pelantikan pada tanggal ini mengingatkan kita semua akan pentingnya transisi kekuasaan yang tertib, damai, dan demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun