Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kelas Menengah yang Terengah-engah

17 Agustus 2024   17:56 Diperbarui: 18 Agustus 2024   05:56 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Para penumpang yang sebagian besar pekerja komuter memadati peron Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat jam pulang kerja, Jumat (10/2/2023). (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Dominan Berperan

Menariknya, 50,7% proporsi pembayaran pajak berasal dari kelas menengah. Namun, hanya 9% proporsi penerimaan subsidi mereka. Ditambahkan lagi, 36,8% konsumsi berasal dari kelas dimaksud. Itulah hasil perhitungan dalam kajian Universitas Indonesia.

Persentase tersebut menggambarkan besarnya peran kelas menengah bagi perekonomian bangsa. Seperti diketahui, pajak merupakan sumber utama pendapatan negara, sedangkan konsumsi adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan demikian, apabila kondisi ekonomi kelas menengah terus tertekan, tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi geliat perekonomian nasional. Menyelamatkan kelas menengah pun menjadi pekerjaan rumah yang perlu diutamakan.

Solusi-Introspeksi

Efektivitas upaya yang diambil para pemangku kebijakan dapat dilihat dari dampaknya kepada kelas menengah. Mengingat, proporsi mereka yang memang besar dalam pengelompokkan pelaku ekonomi di Indonesia.

Misalnya, ketika pemerintah mengakselerasi pajak, jika penggalian potensi pendapatan tersebut berhasil di kelas menengah, maka diharapkan hasil pemasukan pajak pun bakal optimal. Mengingat, proporsi mayoritas pembayaran pajak dari mereka, seperti disinggung di atas.

Oleh karenanya, setiap kebijakan yang akan diambil, perlu mempertimbangkan betul kemungkinan dampaknya kepada kelas menengah. Untuk saat ini, kebijakan-kebijakan yang dapat memulihkan daya beli, mengurangi beban ekonomi, dan membuka kesempatan untuk produktif, seperti perluasan lapangan kerja, dapat menjadi prioritas jangka pendek.

World Bank pernah memberikan masukan untuk mengangkat kelas menengah di Indonesia, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan, mewujudkan pelindungan kesehatan, reformasi pajak, dan penguatan layanan pemerintah daerah. Masukan tersebut tentu tidak berdampak langsung dalam waktu pendek, namun dapat memberikan hasil positif dalam jangka panjang.

Aksesibilitas pendidikan bagi kelas menengah umumnya sudah terpenuhi, akan tetapi masih terdapat ruang untuk meningkatkan kualitasnya. Orientasi pendidikan berbasis ketrampilan yang aplikatif atau sesuai kebutuhan industri, merupakan salah satu ruang peningkatan itu.

Selanjutnya, kesehatan merupakan sesuatu yang mutlak untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas ke depan. Dalam jangka pendek, perbaikan pengelolaan jaminan sosial kesehatan agar tepat guna perlu dilakukan. Jaminan negara semacam itu selain memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat, juga dapat mengurangi beban pengeluaran mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun