Dunia pariwisata Indonesia cukup terkejut dengan keputusan The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) September lalu mengenai pemberian kartu kuning (yellow card) kepada Danau Toba (Toba Caldera).
Kartu kuning tersebut merupakan peringatan awal dari UNESCO agar pengelola Danau Toba memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagai kawasan berstatus UNESCO Global Geopark. Apabila dalam jangka waktu 2 tahun kriteria tidak dipenuhi, maka status tersebut akan dicabut.
Kriteria apa saja yang tidak dipenuhi belum ditemukan dalam dalam website UNESCO. Namun, dari pemberitaan detik.com saat mewawancarai Wilmar E. Simandjorang dari Badan Pengelola Toba Caldera, rekomendasi dari UNESCO pada intinya mengarahkan pada penyempurnaan penyajian informasi, penguatan sumber daya manusia badan pengelola, peningkatan intensitas komunikasi dengan UNESCO, dan perbaikan akomodasi.
Kaldera Toba mendapatkan pengakuan internasional sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun 2020. Ada 10 lokasi geopark di Indonesia yang menyandang status tersebut.
Pengakuan Itu Perlu
Pemberian status tertentu dari lembaga internasional bisa jadi bukan hal terpenting, tapi itu sangat diperlukan dalam dunia pariwisata. Ada beberapa nilai tambah yang didapat dari penyandangan status itu.
Pertama, membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat sekitar bahkan bagi Indonesia. Dengan kebanggan itu, diharapkan seluruh elemen bangsa dapat berpartisipasi menjaga dan merawat lingkungan wisata.
Kedua, bagian dari promosi wisata. Bagaimanapun, pemberian label tertentu pada kawasan wisata akan menguatkan daya tarik. Selain global geopark, ada juga World Heritage (Borobudur). Makin kuat daya tarik tentunya makin besar potensi untuk mendatangkan wisatawan.
Ketiga, tingginya wisatawan akan mendongkrak sektor ekonomi pariwisata berupa menambah pemasukan masyarakat sekitar, menghidupkan industri pendukung pariwisata, dan yang terpenting meningkatkan pendapatan negara.
Karena berbagai nilai tambah itulah, negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, berupaya keras menggarap sektor wisata mereka untuk bisa memperoleh pengakuan internasional.