Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Biaya Cetak Uang Mahal, Sayangilah Dia

9 September 2023   10:34 Diperbarui: 9 September 2023   10:45 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tahukah Anda berapa biaya pencetakan uang rupiah?

Beban untuk perencanaan, pengadaan, dan pencetakan uang tahun 2022 mencapai Rp3,8T. Angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp3,4T. Itulah hasil Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia yang dirilis tahun 2023. Ya, begitulah setidaknya gambaran tingginya biaya pencetakan uang rupiah.

Sebagai catatan, meskipun saat ini era transaksi digital, penggunaan uang tunai masih tinggi. Kondisi itu dibuktikan dari data tahunan Bank Indonesia (BI), pada Desember 2022 jumlah uang kartal (uang kertas dan logam) yang diedarkan meningkat sebesar 6,95% (yoy) atau mencapai Rp1.026,5T.

Tingkat penggunaan uang dapat berpengaruh pada pengadaan dan pencetakan uang. Penjelasannya seperti ini, BI telah menetapkan standar ukuran uang yang layak edar dan tidak layak (soil level). Berdasarkan standar itu, ada proses sortasi untuk memilah uang yang masih layak diedarkan dan tidak. Apabila terdapat uang yang tidak layak edar, BI akan memusnahkannya.

Ketika terdapat uang yang dimusnahkan, maka BI akan mengadakan atau mencetak uang baru. Tujuannya, untuk menjaga jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah itu perlu dijaga karena uang merupakan instrumen utama keberlangsungan aktivitas ekonomi.  

Perlakuan Terhadap Uang

Setiap kali BI melakukan proses pengadaan dan pencetakan uang, tentunya akan timbul konsekuensi biaya. Dengan demikian, makin tinggi frekuensinya, makin besar pula biayanya.

Ada berbagai faktor yang mendasari pencetakan tersebut, diantaranya adalah untuk mengganti uang yang sudah tidak layak edar, sebagaimana disinggung di atas.

Khusus uang kertas, BI sebenarnya telah mengupayakan memperpanjang keawetannya dengan meningkatkan kualitas bahannya. Contoh, saat pengeluaran uang kertas baru tahun emisi 2022, BI kembali meningkatkan kualitas bahan uangnya.

Dalam kenyataannya, kualitas bahan belum menjamin sepenuhnya keawetan uang. Masih ada faktor lain yakni perilaku masyarakat terhadap uang yang mereka pegang.

Disadari atau tidak, kita kerapkali memperlakukan uang rupiah secara tidak benar. Ada kebiasaan-kebiasaan sangat sederhana yang ternyata mempercepat kerusakan uang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun