Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kupi Khop, Sajian Kopi Unik dari Aceh

13 Agustus 2023   20:59 Diperbarui: 13 Agustus 2023   22:30 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak, mau coba cara minum kopi kesukaan Teuku Umar, pahlawan asal Aceh?""Gimana itu bang?""Gelas ditelungkupkan dulu Pak, baru kopinya diseruput"

Itulah obrolan saya dengan Nanda, pemuda asli Aceh, saat saya berkunjung ke Serambi Mekah itu.

Hal baru bagi saya bahwa  Aceh ternyata tidak hanya memiliki kekayaan biji kopi berkelas, tetapi juga keunikan cara seduh kopi. Umumnya, kita sudah mengenal kopi Sanger yaitu kopi ala Aceh yang diseduh mirip dengan kopi susu. Kopi Sanger dapat kita temukan di berbagai kedai kopi di Indonesia atau bisa kita seduh sendiri karena menggunakan teknik sederhana.

Lain halnya dengan kopi menggunakan gelas telungkup atau dikenal dengan Kupi Khop, saya baru menemukan cara penyajian unik tersebut di Banda Aceh, konon aslinya dari daerah Aceh Barat.

Teknik Khusus Kupi Khop

Sebenarnya, penyajian Kupi Khop cukup sederhana karena hanya menggunakan 1 gelas dan 1 lepek (piring kecil). Yang tidak sederhana namun menarik ialah teknik membuatnya, karena membutuhan ketrampilan membalikkan gelas dengan ditahan lepek.

Selanjutnya, lepek tersebut menjadi alas gelas kopi sekaligus menahan agar air kopi tidak tumpah. Tantangannya adalah penyeduh kopi harus memastikan air kopi tidak tumpah.

Tidak tumpahnya air dalam gelas telungkup nampaknya mirip dengan penerapan hukum pascal mengenai perbedaan tekanan udara. Murid sekolah biasa bereksperimen membalikkan gelas yang berisi air lalu ditutup kertas, air tidak akan tumpah.

Cara Meminumnya pun Menantang

Selain cara seduhnya yang menuntut ketrampilan khusus, untuk menyeruput Kupi Khop perlu teknik tersendiri. Kita perlu membuka sedikit gelas lalu memasukkan ujung sedotan atau pipet, dengan cara membuka sedikit gelas. Jika kurang hati-hati sehingga gelas terlalu terbuka maka air kopi akan tumpah.

Selanjutnya, setelah pipet masuk, jika kita sedot maka air kopi tidak akan keluar. Tekniknya, kita justru harus meniup air kopi melalui pipet. Sedikit demi sedikit air kopi akan keluar dari gelas bagian bawah dan tertampung pada tepi lepek bagian luar. Air kopi yang keluar itulah yang kita seruput.

Rasa Yang Bersahabat

Bagaimana dengan rasanya? karena kopi ini menggunakan biji yang digiling kasar maka citarasa kopinya cenderung tidak pekat (light). Ditambah lagi campuran susu kental secukupnya sehingga membuat rasa kopi lebih pas (tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit). Rasa kopi semacam itu tentunya mudah diterima semua lidah bahkan yang bukan penggemar kopi pun bisa menikmati Kupi Khop.

Warisan Budaya Bernilai

Bagi penggemar kopi biasanya tidak asing dengan cara-cara seduh yang sudah mendunia, sebut saja French Press, Mokapot, V60, dan masih banyak lagi. Cara-cara seduh, yang sebagian besar diperkenalkan negara Barat, menggunakan beragam peralatan tambahan bahkan sekarang sudah berwujud mesin, sepertihalnya mesin espresso. Cara seduh itu pun telah menjadi identitas bangsa penemunya, seperti Mokapot dan Espresso dari Italia.

Berbeda dengan Indonesia, cara penyeduhan umumnya menggunakan perlengkapan sederhana atau bahkan tidak memerlukannya. Sebut saja yang sudah populer yakni kopi tubruk, ada juga kopi klotok, dan ditambahkan lagi, Kupi Khop. Untuk yang terakhir, benar-benar mengandalkan ketrampilan penyeduhnya.

Jadi, Indonesia tidak hanya kaya akan biji-biji kopi berkelas dunia tetapi juga cara seduh yang khas. Cara seduh tersebut dengan sendirinya menjadi salah satu warisan budaya. Para pencinta kopi tanah air pun dapat terus mengangkat kearifan lokal itu sehingga tidak hanya terlestarikan, tetapi juga menjadi suatu identitas bangsa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun