"Pak, mau coba cara minum kopi kesukaan Teuku Umar, pahlawan asal Aceh?""Gimana itu bang?""Gelas ditelungkupkan dulu Pak, baru kopinya diseruput"
Itulah obrolan saya dengan Nanda, pemuda asli Aceh, saat saya berkunjung ke Serambi Mekah itu.
Hal baru bagi saya bahwa  Aceh ternyata tidak hanya memiliki kekayaan biji kopi berkelas, tetapi juga keunikan cara seduh kopi. Umumnya, kita sudah mengenal kopi Sanger yaitu kopi ala Aceh yang diseduh mirip dengan kopi susu. Kopi Sanger dapat kita temukan di berbagai kedai kopi di Indonesia atau bisa kita seduh sendiri karena menggunakan teknik sederhana.
Lain halnya dengan kopi menggunakan gelas telungkup atau dikenal dengan Kupi Khop, saya baru menemukan cara penyajian unik tersebut di Banda Aceh, konon aslinya dari daerah Aceh Barat.
Teknik Khusus Kupi Khop
Sebenarnya, penyajian Kupi Khop cukup sederhana karena hanya menggunakan 1 gelas dan 1 lepek (piring kecil). Yang tidak sederhana namun menarik ialah teknik membuatnya, karena membutuhan ketrampilan membalikkan gelas dengan ditahan lepek.
Selanjutnya, lepek tersebut menjadi alas gelas kopi sekaligus menahan agar air kopi tidak tumpah. Tantangannya adalah penyeduh kopi harus memastikan air kopi tidak tumpah.
Tidak tumpahnya air dalam gelas telungkup nampaknya mirip dengan penerapan hukum pascal mengenai perbedaan tekanan udara. Murid sekolah biasa bereksperimen membalikkan gelas yang berisi air lalu ditutup kertas, air tidak akan tumpah.
Cara Meminumnya pun Menantang
Selain cara seduhnya yang menuntut ketrampilan khusus, untuk menyeruput Kupi Khop perlu teknik tersendiri. Kita perlu membuka sedikit gelas lalu memasukkan ujung sedotan atau pipet, dengan cara membuka sedikit gelas. Jika kurang hati-hati sehingga gelas terlalu terbuka maka air kopi akan tumpah.