Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mahalnya Mencetak Uang dan Kebiasaan Buruk yang Merusaknya

19 April 2018   22:33 Diperbarui: 19 April 2018   22:51 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (kompas.com / kristanto utomo)

Memang suatu tradisi yang unik, menyusun dan merangkai sejumlah uang sedemikian rupa sehingga menjadi semacam karya seni. Sayangnya,  kebanyakan karya semacam itu merupakan hasil lipatan uang (uang dilipat seperti origami). Tentu hal tersebut tidak tepat, selain mempercepat kerusakan uang juga menghilangkan fungsinya sebagai alat pembayaran. Pada umumnya seserahan semacam itu hanya menjadi pajangan. Mungkin akan lebih baik uang untuk seserahan tidak perlu dirangkai, toh pada akhirnya bisa lebih bermanfaat.  

Hal-hal di atas sudah sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sesuatu yang sulit menghilangkan kebiasaan-kebiasan tersebut. Sudah pasti, sebagian besar dari kita memperoleh uang rupiah dengan jerih payah. Menghargai kerja keras kita tidak hanya membelanjakan uang secara bijak, tetapi juga menjaga dan merawatnya dengan baik.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Standar Kualitas Uang  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun