Selain tokoh-tokoh pergerakan politik yang telah saya sebutkan, ada juga orang-orang lainnya yang memang sejarah tidak mencatatnya sebagai tokoh politik pergerakan nasional tapi berperan penting dalam prosesi proklamasi. Berikut para ‘pahlawan (hampir) terlupakan itu’:
Fatmawati
Fatmawati adalah istri Bung Karno sekaligus Ibu Negara I Indonesia. Fatmawati merupakan penjahit bendera merah putih pertama. Bendera itu selanjutnya disimpan menjadi bendera pusaka.
Latief Hendraningrat (PETA), Suhud, dan SK Tri Murti (istri Sayuti Melik)
Setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan, prosesi pengibaran bendera dilakukan oleh Latief Hendraningrat, Suhud, dan SK Tri Murti.
Frans Mendur dan Alex Mendur
Mendur bersaudara adalah fotografer jurnalis yang mengabadikan rangkaian kegiatan proklamasi kemerdekaan saat itu. Sejarah hampir melupakan 2 orang Mendur bersaudara ini. Tanpa mereka, kita tidak akan pernah memperoleh gambar visual momentum pembacaan teks proklamasi.
Yusuf Ronodipuro
Yusuf Ronodipuro adalah wartawan radio militer Jepang di Jakarta (Hoso Kyoku). Dialah orang yang menyiarkan berita proklamasi lewat siaran mancanegara. Atas keberaniannya itu, radio-radio internasional seperti BBC London, radio di Amerika, dan Negara-negara lain dapat memperoleh informasi kemerdekaan Indonesia.
Laksamana Maeda
Laksamana Muda Maeda Tadashi  adalah perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda. Perannya dalam proklamasi kemerdekaan adalah meminjamkan rumahnya di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta sebagai lokasi penyusunan teks proklamasi. Dia jugalah yang menyediakan segala perlengkapan untuk pengetikan teks proklamasi.