Pernahkah anda berpikir bahwa eksistensi kita di dunia ini hanyalah sesuatu yang random dan terjadi secara kebetulan. Tidak ada rencana ilahi atau rencana besar dan sebagainya.
Pernahkan anda berpikir bahwa Tuhan itu sebenarnya tidak ada, dan konsep Ketuhanan hanyalah hasil dari imajinasi manusia. Manusia yang menciptakan Tuhan, bukan sebaliknya. Dan tidak ada kehidupan setelah kematian.Â
Pernahkah anda berpikir, jika kehidupan ini diatur oleh Tuhan yang mahakuasa, mahatau dan mahabaik mengapa dia membiarkan penderitaan dan kejahatan di dunia ini tetap ada, dan tidak mencegahnya.Â
Pernahkah anda berpikir bahwa akan lebih baik tidak pernah terlahir di dunia daripada menjalani kehidupan yang ada. Kehidupan yang penuh sakit fisik dan batin, kehidupan yang penuh kegelisahan, kehidupan yang terus menerus ditekan oleh sistem dalam masyarakat.Â
Pernahkan anda berpikir bahwa agama, konsep Tuhan, nasionalisme, ideologi dan lain-lain tidak sepenuhnya benar dan bahkan salah, melainkan hanyalah hasil imajinasi manusia untuk menciptakan makna hidup. Sulit bagi manusia untuk menerima fakta bahwa kehidupan ini sebenarnya tidak bermakna.Â
Jika anda pernah mempertanyakan itu semua, maka anda sudah berada dalam fase eksistensialis. Anda tidak sendiri, banyak manusia yang juga merasakan hal yang sama mengenai arti dan maksud dari eksistensi manusia itu sendiri.Â
Hidup ini begitu random dan absurd....
Ketika anda membaca dan menonton berita anda melihat kejahatan dan tragedi dimana-mana. Seorang mahasiswa yang baru wisuda dan bersiap menggapai cita-citanya dibunuh begitu saja oleh perampok dan kehidupannya berakhir. Setelah semua hasil kerja dan belajar keras bertahun-tahun, dia meninggal dalam situasi random.
Atau contoh lain, sepasang kekasih yang baru menikah, mendapat tragedi kecelakan dan mereka meninggal. Setelah semua persiapan, kecemasan, kerja keras untuk mengumpulkan biaya pernikahan. Semuanya terjadi begitu saja secara random. Kehidupan mereka berakhir.Â
Kebanyakan orang di Indonesia dan negara-negara religius lain akan memaknai kejadian-kejadian ini sebagai "Rencana Tuhan". Tapi saya tidak melihatnya demikian. Saya hanya memakluminya sebagai keabsurdan dari eksistensi manusia di bumi.Â
Contoh lain dari keabsurdan dan kerandoman hidup ini adalah saat manusia lahir. Sebagian manusia lahir di keluarga yang kaya raya dan sehat, sebagian lagi lahir dalam situasi perang dan terlahir di keluarga miskin. Ada yang terlahir dengan mengalami cacat fisik.Â