Memupuk sinergitas polri dan media dalam rangka meningkatkan kualitas pemberitaan
Literasi Digital Meningkatkan Kualitas PemberitaanÂ
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang disingkat Polri adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa.Â
Polri mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam Misi Dan Visi Presisi yang diusung Kapolri saat ini. Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dinilai positif oleh berbagai pihak. Presisi yang merupakan singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan membuat pelayanan dari kepolisian lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat. Serta Analis intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta melihat, terdapat ketegasan dari Kapolri melalui visi Presisi tersebut.
Pandangan Media menilai, Kapolri yang tidak ragu untuk menindak tegas para Kapolda, Kapolres, hingga Kapolsek apabila tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya adalah hal yang baik. Hal inilah mendasar Kalayak mampu mampu mempuk sinergitas dalam rangka meningkatkan kualitas pemberitaan.
Sebuah Sinergitas Antara Media dan Polri sejalan jika dialam sebuah pemberitaan memberikan kesan yang bermakna, artinya ada sisi pembelajaran dalam penyampaian sebuah informasi. ada solusi yang di berikan kepada masyarakat baik sisi sosial kemasyarakatan, pembahasan perundangan undangan hingga penindakan sebuah kasus agar tidak terjadi polemik.
Pentingnya keseimbangan informasi yang diberikan kepada penegak hukum sesuai fakta dan pernyataan identitas sebuah kasus agar apa yang di informasi awak media yang di sebarkan ke publik mampu mendorong masyarakat lebih paham dan mampu memberikan edukasi yang bersifat informatif yang objektif. Sehingga masyarakat mampu mengolah informasi yang positif.
Media tak dapat dipisahkan dari eksistensi tugas tugas dan tanggungjawab polri. Dan saat ini mendorong polri dan media mampu bersinergi dengan melakukan gerakan literasi digital menuju program Presisi yang diusung Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dengan menerapkan informasi yang prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan membuat pelayanan dari kepolisian lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat.
Data digitalbisa  menyebutkan bahwa tingkat literasi digital Indonesia masih terbilang rendah. Dari 65 negara yang masuk dalam daftar penilaian, Indonesia disebutkan berada di urutan 54. Penilaian tersebut berdasarkan dari kemampuan negara dalam mengadopsi dan mengeksplorasi teknologi digital yang mengarah pada transformasi dalam praktek pemerintahan, model bisnis, dan masyarakat secara umum. Lalu, mengapa tingkat literasi digital Indonesia masih dinilai rendah?
 Ketidakpahaman pengguna media digital mengenai cara bermedia digital yang bijak dan bertanggung jawab, adalah satu penyebab rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia. Dalam pemahaman sederhana, literasi digital adalah kecakapan menggunakan media digital serta kemampuan untuk mengevaluasi dan menggunakan,informasi yang ada di dalam media digital tersebut dengan bijak dan cerdas untuk membangun komunikasi yang sehat dalam kehidupan sehari -hari.
 Kominfo pernah menuliskan dalam laman resminya bahwa tidak kurang dari 196 juta penduduk Indonesia menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam 26 menit untuk menggunakan media sosial dari total 8 jam 36 menit per hari dalam menggunakan internet. Hampir sepertiga waktu hidup penduduk Indonesia dalam 24 jam dipergunakan untuk menjelajah dunia digital. Apa yang salah dari kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan media digital sehingga tingkat literasi digital Indonesia masih terbilang rendah?
 Masyarakat Indonesia, banyak mencari dan membaca berita politik, agama, tokoh keagamaan, lingkungan, bencana alam, dan kesehatan di dunia digital dan media sosial. Namun, dalam mencerna berita -- berita tersebut di dunia digital dan media sosial tersebut, hampir 60% masyarakat Indonesia terpapar hoaks, misinformasi, disinformasi dan malinformasi. Konten -- konten berita yang terindikasi berita bohong atau hoaks tersebut banyak beredar di media sosial seperti Facebook, Twitter, serta platform pesan singkat, WhatsApp.
Lewat penjelasan tersebut, menjadi rujukan untuk perbaikan kedepan baik kinerja Polri dalam pemberitaan senergitas maupun kinerja media sehingga menciptakan sebuah informasi edukasi edukatif yang bernilai positif bagi Bangsa dan negara.
Penulis : Abdul Haris
Media : Merpos News (Merpos Grup)
Kompasiana.com
Jabatan : Sekertaris PWI Kabupaten Pinrang
Tempat tanggal lahir: Pinrang,28 Maret 1987 Alamat jl.jend Ahmad Yani.No.146
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H