Yogyakarta memerlukan banyak orang seperti AKP Estiqomah. Sebagai seorang polisi wanita sekaligus dokter, ia tak lupa kalau harus melayani masyakarat. Tidak dengan duduk-duduk  manis di klinik atau rumah sakit, dia juga jemput bola ke masyarakat dengan program "ronda kesehatan".
Profesi polisi selama ini masih dipandang sebagai penjaga ketertiban dan keamanan wilayah saja. Padahal bisa lebih luas dari itu. Bagi Kepala Kaur Yankes Subbidkespol Biddokkes Polda DIY AKP Estiqomah, polisi juga bertugas melayani masyarakat. Terutama di bidang kesehatan. Karena kiprahnya  itu, dia diganjar penghargaan dari Kapolri di bidang Pelayanan Masyarakat.
Estiqomah pun menceritakan pengalamannya selama ini menjadi polisi sekaligus dokter. Terutama blusukan di kampung. Bahkan sampai ke desa-desa dan dusun-dusun untuk menyambangi pedagang dan petani. Bukan tanpa alasan, ternyata dia punya keinginan untuk membaur dengan masyarakat. Polisi dan masyarakat harusnya tidak berjarak..
Tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan di kampung dan desa, dirinya juga kerap turut menyambangi warga door to door. Bahkan jika dibutuhkan pihaknya juga siap home care atau perawatan di rumah. Selain itu layanan kesehatan dari polisi ini pun menyasar pusat keramaian, seperti pasar maupun tempat umum lainnya.
Estiqomah menambahkan, dengan kegiatan ini pula, profesi polisi yang selama ini ditakutkan berangsur berubah. Polisi Menjadi sosok pengayom, pelayan dan pelindung yang sebenarnya.
Apa yang dilakukan Estiqomah dan jajarnnya diapresiasi oleh Bambang Soepijanto sebagai tokoh masyarakat Yogyakarta. Menjadi pengayom harus menjadi dasar kepemimpinan. Bambang Soepijanto yang pernah jadi Dirjen Kehutanan Kementrian Lingkungan Hidpu dan Kehutanan ini juga menerapkan sikap itu.
Bambang Soepijanto yang saat ini calon DPD RI Dapil DIY no 24 ini terus akan menerapkan sikap mengayomi kepada warga Yogya bila terpilih jadi anggota DPD RI.
Bambang Soepijanto menilai, Yogyakarta memerlukan lebih banyaj orang-orang seperti Estiqomah ini. Apalagi di beberapa wilayah seperti Gunung kidul dan Bantul masih banyak anak-anak yang kesehatannya menurun gara-gara kurang gizi (stunting).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H