Awalnya pasangan Anis Baswedan-Sandiaga Uno kalah jauh dalam survey elektabilitas. Lambat laun elektabilitasnya kemudian naik meski kalah di putaran pertama. Selanjutnya mereka dapat limpahan suara dari pemilih AHY. Mereka pun unggul atas Ahok-Djarot.
Sekarang kita cermati Pilgub Sumut 2018. Meski tidak sama persis, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS) unggul jauh dalam elektabilitas atas pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS). Pada surveri akhir April 2018 yang dilakukan LSI Denny JA pasangan Eramas mendapat 43,3 persen, mengungguli pasangan Djoss yang mendapat dukungan 33,3 persen.
Pada survey yang dirilis Lembaga survey Indo Barometer terbarunya kemarin (12/6) pasangan calon Djoss unggul tipis 37,8 persen dibandingkan rivalnya Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) yang meraih 36,9 persen. Hari H Pilgub kurang beberapa hari lagi.
Kabar sejuk berhembus ke pasangan Djoss karena "suara" bakal calon JR Saragih-Ance Selian siap dilimpahkan ke Djoss. Pasangan ini memang gagal ikut kontes Pilgub Sumut 2018, tapi bukan berarti mereka tidak punya basis suara. JR Saragih jelas punya dukungan luas di Simalungun karena dia menjabat 2 periode di sana. Belum lagi JR Saragih juga punya latar belakang militer, tentu ada irisan dengan sebagian pendukung Edy Rahmayadi.
Menarik melihat perkembangan days to days Pilgub Sumut 2018. Kalau sampai pasangan Eramas yang diunggulkan sejak awal terjungkal, maka pola kemenangan Anis-Sandi terulang. Dan ini sangat mungkin terjadi.
Ini melihat beberapa perkembangan terakhir (semisal ketidakmauan Edy Rahmayadi membuktikan keberangkatan umroh, Edy kena stroke, dll) yang membuat tone negatif pasangan Eramas terdengar nyaring di banyak media. Dan ini sangat menguntungkan pasangan Djoss.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H