Mohon tunggu...
Harison Haris
Harison Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir dan besar di Jepara dan Jakarta. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Lahir dan besar di Jepara. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Balada Edy Rahmayadi, Stroke, dan Umroh

8 Juni 2018   15:41 Diperbarui: 8 Juni 2018   15:51 5001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menangkis gosip dirinya kena stroke dengan tangkisan yang tidak pas. Padahal rumusnya sederhana: data diadu dengan data. Seribu kata akan kalah dengan satu gambar.

Musabab munculnya gosip Edy kena stroke lantaran dia tak muncul dalam berbagai kesempatan kampanye. Edy menangkis gosip itu dengan mengatakan bahwa ketidakmunculan dirinya di kegiatan kampanye dikarenakan sedang umroh.  Bukan sedang berobat karena stroke.

Edy tentu boleh menyebut alasan apapun tentang ketidakmunculannya dalam masa kampanye. Dia boleh menyebut pergi umroh, pergi ke luar negeri atau bahkan pergi ke luar angkasa!

Menjadi masalah kalau Edy tidak bisa menunjukkan data dan bukti untuk memperkuat alasannya. Nah ini yang jadi masalah yang kemudian membesar bak bola salju. Semula isu yang diangkat adalah Edy kena stroke. Ini isu kesehatan. Gampangnya, kalau bisa siapapun yang jadi Gubernur Sumut harus sehat jasmani-rohani.

Edy kemudian muncul ke publik dan mengatakan bahwa dia tidak kena stroke. Dia siap memberikan hasil scan kesehetan. Kenapa hasil scan tidak langsung diperlihatkan ke waratwan yang saat itu meliput dirumahnya?

Nah, persoalan menjadi berkembang karena Edy mengaku umroh saat dirinya "menghilang" beberapa hari dari radar publik Sumut. Nah setiap orang yang keluar negeri normalnya meninggalkan jejak di imigrasi. Kalau kepentingannya untuk umroh jejak bahkan bisa ditelusuri di mana-mana.

Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia Sumatera Bagian Utara (Amphuri Sumbagut) Ustaz Ade Darmawan memberi petunjuk bahwa kalau benar Edy umroh maka nama dia akan terlacak di  laman imigrasi Saudi Arabia yaitu visa.mofa.gov.sa.

Dari situs itu memperlihatkan siapa saja jemaah yang masuk ke Arab Saudi dengan menggunakan nomor paspor dan nama depannya.

"Saya dapat nomor paspor Pak Edy dari teman. Setelah saya masukkan, tidak ada data apapun. Saya memasukkan nomor paspor teman saya yang memang umrah, keluar foto, nama dan kepentingannya di Arab," kata Ade seperti dikutip berbagai media.

Cara lain adalah dengan melihat di laman sipatuh.kemenag.go.id. Di situs tersebut, seseorang akan diketahui terdaftar di travel mana saat berangkat umrah.

Nah Edy atau tim-nya dengan mudah bisa membuktikan dirinya umroh atau tidak. Atau kalau Edy mau simpel tiggal tunjukkan saja visa dan paspornya. Di situ juga akan data apakah Edy benar-benar umroh atau tidak.

Sayang Edy melalui timnya yang bernama Sugiat berkelit. Seperti banyak dikutip medua, kata Sugiat, Edy itu kalau urusan ibadah tak mau dipublikasikan. Bagi Edy urusan ibadah adalah urusan privasi individu dengan Tuhan-nya. Dia enggak mau dipolitisir untuk kepentingan politik, takut pahalanya tak sampai.

Lho...lho...ini hanya menujukkan urusan adminstrasi publik, tidak kemudian ditarik ke ranah pribadi. Bahwa Edy mau di Tanah Suci menyantuni 1000 orang miskin, sholat 1000 rakkat tiap malam, atau apapun...itu memang urusan dia pribadi.

Tapi bahwa dia berlasan umroh dan tidak bisa membuktikan secara adminstrasi bahwa dia umroh, ya jangan salahkan orang kalau kemudian men-cap Edy Rahmayadi pembohong.

Kepentingan rakyat Sumut pada awalnya adalah adalah memastikan bahwa Edy kena stroke atau tidak. Ini penting untuk memastikan kelak (bila Edy terpilih) dia bisa memimpin Sumut dengan kondisi bugar. Ini kalau terpilih, karena belum tentu juga terpilih.

Nah, masalahnya sekarang meluas ke aspek kejujuran. Benarkan Edy Umroh selama tidak muncul di publik? Bagaimana dengan gosip dia "menghilang" karena pergi ke Malaysia untuk berobat?

Ingat, satu gambar bisa mengalahkan seribu kata-kata. Daripada Edy sibuk membela dengan beribu kata-kata, tinggal foto aja paspor dan visanya yang menunjukkan kalau dia "menghilang" bukan ke Maaysia, tapi memang benar-benar umroh.

Sebagai seorang prajurit, tidak sulit bagi Edy untuk berani dan jujur. Karena itu adalah nilai-nilai utama di TNI. Lagian, apa sih susahnya tinggal foto paspor dan visa umroh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun