Sayang Edy melalui timnya yang bernama Sugiat berkelit. Seperti banyak dikutip medua, kata Sugiat, Edy itu kalau urusan ibadah tak mau dipublikasikan. Bagi Edy urusan ibadah adalah urusan privasi individu dengan Tuhan-nya. Dia enggak mau dipolitisir untuk kepentingan politik, takut pahalanya tak sampai.
Lho...lho...ini hanya menujukkan urusan adminstrasi publik, tidak kemudian ditarik ke ranah pribadi. Bahwa Edy mau di Tanah Suci menyantuni 1000 orang miskin, sholat 1000 rakkat tiap malam, atau apapun...itu memang urusan dia pribadi.
Tapi bahwa dia berlasan umroh dan tidak bisa membuktikan secara adminstrasi bahwa dia umroh, ya jangan salahkan orang kalau kemudian men-cap Edy Rahmayadi pembohong.
Kepentingan rakyat Sumut pada awalnya adalah adalah memastikan bahwa Edy kena stroke atau tidak. Ini penting untuk memastikan kelak (bila Edy terpilih) dia bisa memimpin Sumut dengan kondisi bugar. Ini kalau terpilih, karena belum tentu juga terpilih.
Nah, masalahnya sekarang meluas ke aspek kejujuran. Benarkan Edy Umroh selama tidak muncul di publik? Bagaimana dengan gosip dia "menghilang" karena pergi ke Malaysia untuk berobat?
Ingat, satu gambar bisa mengalahkan seribu kata-kata. Daripada Edy sibuk membela dengan beribu kata-kata, tinggal foto aja paspor dan visanya yang menunjukkan kalau dia "menghilang" bukan ke Maaysia, tapi memang benar-benar umroh.
Sebagai seorang prajurit, tidak sulit bagi Edy untuk berani dan jujur. Karena itu adalah nilai-nilai utama di TNI. Lagian, apa sih susahnya tinggal foto paspor dan visa umroh?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H