Mohon tunggu...
haris naufal
haris naufal Mohon Tunggu... Buruh - calon orang yang termarjinalkan

Seorang proletar yang kebanyakan protes akan sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa?

20 November 2019   01:14 Diperbarui: 22 November 2019   15:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Alkisah
Seorang Pendosa
Anak Adam

Menempuh suatu perjalanan
Yang teramat menyiksa
Dalam mencari suatu makna
Untuk apa?

Dengan mulut kian mengering
Jiwa makin hampa
Mata makin berkunang-kunang
Menyusuri jalan yang tiada memberi ampun
Untuk apa?

Wahai anak adam, seorang pendosa
apa yang ananda cari di gurun yang gersang
Yang mana mentari membakar jiwa dan raga di atas kepala
Tiada seteguk air pun mampu memecahkan dahaga

Lapar meraung-raung namun tiada mampu ananda memberikan jawaban
Lalu apa? Pasir pun tak mampu bicara

Mencari pencerahan, 19/11/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun