Mohon tunggu...
Haris Munawar
Haris Munawar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam STAIN Meulaboh

Nama Saya adalah Haris, saya ingin tajam di setiap hal!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kacamata Masyarakat terhadap Pilpres 2024

25 Desember 2023   21:43 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:32 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mencungkir balik ingatan pada tahun 2017, Ganjar Pranowo pernah berkonflik dengan warga di daerah  Pegunungan Kendeng terkait izin pabrik semen. Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) menilai bahwa ganjar dan seluruh jajaran pemerintah provinsi jawa tengah tidak mematuhi putusan makamah agung terkait izin lingkungan kegiatan penambangan di pengunungan kendang. Dan para warga juga menolak keberadaan pabrik semen tersebut karena bisa merusak kelestarian alam. Dibalik hal negatif tersebut pak ganjar juga ada prestasi yang mendukung rakyat Indonesia seperti meningkatkan kualitas jalan, jembatan, dan sarana transportasi. Dengan infrastuktur yang ditingkatkan sehingga pergerakan orang dan barang di seluruh wilayah jawa tengah menjadi lebih lancar

dari capres Pak Prabowo dan Pak Gibran masyarakat melihat dari calon ini pasti melanjutkan sistem Pak Jokowi yang menjabat sebagai presiden pada tahun sebelumnya, karena pandangan masyarakat melihat Gibran yang merupakan putra pak Jokowi memungkinkan bagi masyarakat yang awam akan  menciptakan pemikiran dan sudut pandangan seperti "oh ini kelanjutan dari bapak Jokowi , karena beliau merupakan putra jokowi, dari sistem gaya kepemimpinan pasti sama ataupun akan dilanjutkan sistem pak Jokowi yang terdahulu" Tentu faktor ini juga bisa menjadi hambatan bagi capres Pak Prabowo dan Pak Gibran karena team-team anti Jokowi juga banyak, karena beliau dulunya seorang presiden banyak yang melihat kinerja beliau bagaimana dan seperti apa, semua sudah terlihat sisi positif dan sisi negatif nya.

Namun Penting bagi masyarakat untuk cerdik dan kritis dalam menilai, mungkin saja faktor keluarga menjadi satu faktor adanya potensi untuk melanjutkan gaya kepemimpinan pak Jokowi yang menjabat sebagai Presiden pada periode yang lalu, tapi sebagai masyarakat harus membuat keputusan politik yang baik dengan cara melibatkan pertimbangan yang luas dan pemahaman yang mendalam tentang pandangan melihat calon pemimpin negara.

Tetapi ingat lah dibalik keburukan yang terlihat sekarang mereka juga memliki prestasi yang telah terbangun dengan gagah pada tahun sebelumnya, mereka juga manusia. Walupun makin ke masa kepemimpinan berakhir makin terlihat keburukannya, namun kita juga harus memberikan apresiasi karena dulu juga pernah menanggung beban semua masyarakat Indonesia, supaya yang menjadi presiden kedepannya bisa menanggung lebih banyak beban dan permasalahan yang ada di negara ini.

Seperti hal nya di aceh barat,politik indentitas di daerah aceh masih sangat berdarah daging terutama masalah agama, masyarakat aceh ini terutama di bagian barat  daerah yang sangat tajam syariat islam pastinya melihat pemimpin yang memang betul mendukung dan kental didalam bersyariat islam. Dengan memperdalam lirikan terhadap sosok  capres president pada tahun 2024, pastinya yang Nampak berkilau di kacamata orang aceh barat adalah pak anis. Karena pak anis jika ditilik dari historinya nya orang yang sangat kaya akan wawasan, Pendidikan juga cerdas secara intelektual dan pro-islam, secara politik Pak Anies juga diyakini sukses mengelola Jakarta pasca kalahnya ahok pada pilkada 2017. Faktor-faktor seperti ini membentuk sudut pandang orang aceh untuk memilih Pak Anies sebagai pemimpin dimasa depan kelak.

Membuka kacamata untuk melirik Pak Prabowo, masyarakat aceh yang kalangan sudah tua pasti memiliki dendam terhadap kejadian konflik terdahulu yang terjadi di aceh, walaupun sekarang mungkin sudah Nampak reda tapi dendam itu masih berkobar walupun dia terlihat membisu. dan juga melihat wakil pak Prabowo ialah pak Gibran anak dari pak Jokowi ini juga sebuah faktor yang membuat masyarakat aceh dilema. Karena pada pilpres 2019 walupun pak Jokowi yang menjabat sebagai presiden tapi beliau di aceh kalah suara dilain hal itu selama menjabat sebagai presiden pak Jokowi juga banyak tidak melaksanakan janjinya kepada orang aceh. Hal seperti ini pasti menjadi perdebatan diantara masyarakat dan pemikiran mereka didalam menilai para calon pilpres.

Dan juga bapak ganjar, yang dari partai PDIP, juga ada problem dengan masyarakat aceh dari sejarah tahun lalu Megawati sebagai ketua umum PDIP adalah orang yang memerintahkan perang melawan GAM. Masyarakat aceh pada umum nya pasti semua mengingat tentang sejarah Konflik ini dan lagi dan lagi hal seperti ini menjadi pertimbangan untuk mendoktrin pemikiran masyarakat aceh untuk mendukung pak Ganjar Pranowo.

Masyarakat aceh sangat kental dan fanatik terhadap agama islam, terutama dikalangan orang tua Ketika melihat pemimpin juga akan membuka kacamata yang islami untuk menilik sosok pemimpin. Bagi masyarakat dikalangan kaum muda mereka masih sangat cerdas dan tajam dalam menilai sosok Capres, mereka sangat mengerti dengan istilah bahasa politik (Bahasa yang sangat manis, disajikan Ketika bersafari kegiatan berkedok kampanye) bahkan kebanyakan mereka memilih untuk cuek dalam hal berpolitik dan berfokus kepada hal yang mereka prioritaskan. 

Dua hal tersebut terpengaruh karena adanya media yang mengframing informasi sehingga khalayak luas ataupun masyarakat yang mengkonsumsi informasi tersebut akan terdoktrin sehingga terciptalah sebuah pandangan public. Satu hal yang harus di ingat kembali semua informasi ataupun suara yang meliput  pembahasan pilpres di media itu bukan sebuah pandangan ataupun sebuah analisis yang sudah tentu benar karena masih banyak suara-suara yang masih membisu diluar sana seperti di daerah-daerah pelosok mereka masih bisu tidak diketahui mungkin saja sengaja membisu dikemudian hari Ketika pertempuran tiba duarr..... baru meledak. Dan ternyata analisis di media hanya menjadi kedok saja.

Opini ini saya garap untuk memenuhi sebuah Mata Kuliah Penulisan di Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dosen Pengampu : Ulfa Khairina, MA

Ditulis oleh : Haris Munawar Ketua Lembaga Pers STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun