Pada acara Campur-Campur di sebuah stasiun televisi yang ditayangkan secara Live pada Selasa (25/2/2014) dan Rabu (26/2), muncul adegan privasi yang semestinya tidak layak ditayangkan. Terlebih, acara tersebut ditonton oleh anak-anak.
Pada tayangan Selasa, DD-ahli hipnotis, melakukan hipnotes terhadap salah satu artis (S). Meski beberapa kali DD mengatakan, bahwa S bisa mengungkapkan apa yang pantas dan tidak pantas secara sukarela, namun beberapa pertanyaan menggiring agar S mengakui perbuatan selingkuh yang selama ini dijalani.
Selingkuh, apapun alasannya, adalah pelanggaran dalam sebuah hubungan pernikahan. Dan perbuatan kurang terpuji ini dikorek oleh stasiun televisi secara langsung sehingga publik tahu apa yang telah diberikan S kepada WIL nya.
Beberapa artis yang ada pada acara tersebut terlihat girang karena penonton bertepuk tangan. Mereka, artis dan penonton, tak sadar bahwa apa yang diungkapkan S tadi berpeluang menjadi percekcokan hebat di rumah yang berpotensi merusak rumah tangga yang telah dibina sebelumnya.
Dan benar. S tak berani pulang ke rumah dan harus menginap di rumah temannya. Konyolnya, hari Rabu (26/2), TV tersebut malah mengundang istrinya, tanpa sepengetahuan S, ke acara tersebut secara Live pula.
TV berharap adegan cekcok antara S dan istrinya bakal menarik sehingga rating acara akan terdongkrak. Awalnya S menolak kehadiran istrinya dan tidak mau sang istri dihipnotis. Seandanya saya jadi S, saya akan langsung meninggalkan acara itu karena sudah merobek-robek harga diri sebagai seorang manusia.
Pertengkaran rumah tangga tak pantas dijadikan tontonan oleh jutaan manusia. Apakah kru televisi tidak membayangkan bagaimana perihnya keluarga S, anak-anak S maupun kerabat istri S yang menyaksikan acara tersebut. Apakah penonton diajak bergembiara di atas penderitaan S dan keluarganya.
Hipnotis bisa menjadi acara menarik. Tak perlu harus mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Toh banyak pertanyaan lain yang bisa dikorek dari mereka. Tak harus selingkuh. Kalaupun menyangkut hal-hal sensitif, sebaiknya tidak disiarkan langsung agar yang bersangkutan memiliki waktu untuk berpikir mana saja yang pantas disiarkan dan mana yang harus off the record.
Melihat tayangan itu, saya jadi miris. Anak-anak dicekoki dengan tontonan yang berisi kekerasan, selingkuh, dan acara tak jelas lainnya. Saya tak tahu apakah Campur Campur selalu mengeksploitasi hal-hal seperti itu karena saya sendiri sangat jarang menonton acara itu.
Sepertinya, acara-acara seperti ini harus mendapat perhatian dari KPI. Bila perlu acara yang menghadirkan drama rumah tangga tak boleh disiarkan. Pertengkaran, perselingkuhan, kekerasan hanya akan mengajari kepada anak-anak kita untuk bertindak demikian. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H