Tragedi Danau Sunter
Sekira pukul 22.45, WIB, di tepi danau Sunter, yang lokasinya tidak jauh dengan Wisma Atlet Kemayoran. Seorang pemuda memandangi air yang begitu tenang di depannya. Pergelangan tangannya terikat tersembunyi di balik pinggang.
Sementara tiga pria lain yang posisinya berada di depan samping kiri dan kanan menodongkan pistol ke arah kepalanya. Dua beton berbentuk bola dengan rantai disiapkan di depannya.
Tidak lama, seorang pria berjas hitam dengan dua orang pengawal berbadan tegap baru saja turun dari mobil Alphard tahun 2018. Sambil tertawa pria berjas hitam tadi menyalakan cerutu dari balik saku jasnya.
Sebuah tendangan keras dari pria berjas hitam tepat mengenai wajah pemuda yang diikat tadi. Tak berhenti sampai di situ, pria berjas hitam dengan kacamata hitam itu melayangkan job kanan di pipi sebelah kiri pemuda yang sudah tidak berdaya.
Seutas tali disiapkan untuk melingkari bagian lehernya. Tanpa banyak bicara, pria berjas hitam tadi menarik tali yang melingkar di leher pemuda dengan kaos oblong berwarna putih itu. Tak ayal, pemuda yang tersiksa secara fisik, memekik, menahan sakit di lehernya.
Melihat pemuda tadi sudah tidak berdaya. Pria dengan stelan jas itu lalu menggerakkan bibirnya dan terucap sesuatu yang diulang-ulang. "Di mana barang-barangku kau sembunyikan?" Rambut pemuda itu di jambak oleh kedua pengawal yang mendampinginya.
Biarpun kondisinya sudah babak belur, pemuda tadi hanya diam dan tak bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan yang berulang-ulang terhadapnya hingga pria dengan stelan jas itu bangkit dari tempatnya.
Sambil membisikkan sesuatu ke salah satu pria yang memegang pistol. Pria berjas itu pergi menuju mobilnya.
Tak lama, setelah pria berjas hitam itu masuk ke dalam mobil, terdengar suara tembakan hingga dua kali. Byurr ...! Terdengar sesuatu yang tercebur ke dalam air. Tetapi tak terlihat sesuatu benda atau apapun di sana. Tiga pria yang menodongkan pistol tadi masuk ke dalam mobil yang berada di belakang mobil Alphard milik pria berjas hitam. Akan tetapi, pemuda yang disiksa itu sudah tak terlihat lagi di tempatnya.
***********
"Mah, Papah kok pulangnya lama?" tanya bocah perempuan ke Ibunya.
"Sabar, ya, Sayang! Sebentar lagi Papah pasti pulang." Bocah itu pun senyum sambil memeluk ibunya.
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H