paku di jalan, dan betul, beberapa akali aku sering menemukan paku di jalan yang aku lalui.
Entah sejak kapan setiap kali aku mengendarai motor, mataku selalu jelalatan barangkali adaAku selalu menyempatkan berhenti dan memungutinya (paku). Aku teringat ibu yang sering naik motor, dan aku khawatir paku tersebut akan membahayakannya. Aku kadang juga berharap orang akan selamat dari kebocoran ban karena paku.
Aksi kecil-kecilan ini lama-alam menjadi kebiasaan yang menentramkan. Kekhawatiran motor ibuku terkena paku kian terkikis hilang. Muncul keyakinan dalam benakku bahwa Tuhan akan selalu menyingkirkan paku-paku dimanapun ibuku lewat.
Dan pagi ini, aku kebetulan melintas di jalan prof Hamka Ngaliyan Semarang, seorang anak muda nongkrong di pinggir jalan, tiba-tiba bergerak ke jalan, menghentikan montor saya, ia memungut paku besar karatan yang nyaris terlindas ban montor saya.
Anak muda itu tersenyum seperti menjawab balasan Tuhan untukkku, "Singkirkan paku yang kau lihat, dan Aku akan menyingkirkan apa yang tak ku lihat."
Kejadian ini membuatku semakin percaya, hidup ini layaknya cermin, akan memantulkan apapun yang ada pada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H